Bab 19 [Akhir dari Rissa]

215 15 0
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆! 🔞

𝔸𝕕𝕒 𝕒𝕕𝕖𝕘𝕒𝕟 𝕜𝕖𝕜𝕖𝕣𝕒𝕤𝕒𝕟, 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕕𝕚 𝕓𝕒𝕨𝕒𝕙 𝕦𝕞𝕦𝕣 𝕒𝕥𝕒𝕦 𝕘𝕒𝕜 𝕤𝕦𝕜𝕒 𝕓𝕚𝕤𝕒 𝕤𝕜𝕚𝕡.
𝕋𝕒𝕡𝕚 𝕜𝕒𝕝𝕒𝕦 𝕡𝕖𝕟𝕒𝕤𝕒𝕣𝕒𝕟 𝕓𝕠𝕝𝕖𝕙 𝕝𝕒𝕟𝕛𝕦𝕥 𝕕𝕚 𝕓𝕒𝕔𝕒, 𝕕𝕠𝕤𝕒 𝕥𝕒𝕟𝕘𝕘𝕦𝕟𝕘 𝕤𝕖𝕟𝕕𝕚𝕣𝕚 :𝚟

*

Jangan 𝔩𝔲𝔭𝔞 ꒦ꂦ꓄ꍟ!
𝑮𝒂𝒌 𝐬𝐮𝐤𝐚? 𝗦𝗸𝗶𝗽!

*

*

ᏲᎯᎵᎵᎽ 𝖱𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀

*

*

Apa yang kalian  pikirkan saat mendengar kata "Ruang bawah tanah"?
Pasti yang kalian pikirkan adalah ruangan yang gelap, lembab, kotor, dan intinya tidak terawat. Dan di beberapa ruang bawah tanah, menjadi tempat tersembunyi untuk menyiksa ataupun membunuh seseorang.

Dan itulah yang terjadi pada Rissa. Ya, berminggu-minggu ia hilang tanpa kabar setelah kebenaran terungkap, tidak ada yang berniat mencarinya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tapi apakah kalian berpikir bahwa Vano akan diam saja, dan memaafkan Rissa? Maka jawabannya adalah TIDAK.

Selama berminggu-minggu, Rissa berada dalam pengawasan Vano. Setiap hari Rissa selalu di siksa dan hanya di beri makan sekali sehari. Dan kalian pasti juga bertanya-tanya mengapa Rissa tak mati?

Itu karena setelah Rissa selesai di siksa, Vano akan memanggil dokter untuk mengobati lukanya. Setelah itu, ia akan menyiksanya lagi. Sangat kejam bukan?

Inilah sifat Vano yang sebenarnya. 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐝𝐞𝐚𝐭𝐡, melekat padanya. Malaikat kematian yang selalu membunuh tanpa jejak, dia selalu bermain dengan rapi. Dan tidak pernah mengenal bulu pada targetnya.

Langkah kaki yang berjalan dengan teratur terdengar menggema di sepanjang jalan yang sempit dan di jaga oleh beberapa orang bertubuh besar.

Vano, membuka perlahan satu-satunya pintu yang ada si sana. Hal pertama yang menyambutnya adalah ruangan yang berbau anyir darah yang pekat, juga seorang gadis... Oh salah, maksudku seorang wanita yang terduduk di kursi dengan luka di sekujur tubuhnya.

"Apa kabar, Rissa? " ucap Vano. Ia berjalan mendekat ke arah Rissa, dan mengangkat dagu Rissa agar bisa melihatnya.

Rissa mengangkat kepalanya, ia memandangi benci pada orang yang berdiri di hadapannya ini. "Bu-nuh, g-gue, " ucap Rissa terbata.

Vano tersenyum miring, "itu pasti, tapi bukan hari ini, karena hari ini gue akan kasih lo makan makanan enak dan ngobatin luka lo" ucap Vano dengan nada yang ceria dan sedikit memainkan rambut Rissa yang sudah kering karena bercampur dengan darah dan keringat.

Rissa menggeleng pelan, "n-n.... Gak" ucapnya pelan. Air matanya kembali turun membasahi pipinya, melewati goresan luka panjang yang masih sedikit menganga.

Vano tersenyum ceria, ia menengadahkan tangannya, kemudian salah seorang berbadan besar yang ada di ruangan itu memberikannya sebuah masker, sarung tangan dan juga sebuah mangkok yang isinya bisa membuat kita membuang semua isi perut kita.

Transmigrasi ke dunia novel [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang