Pagi ini, Vano menginjakkan kakinya di depan gedung sekolah elite yang menjadi tempatnya selama dua bulan terakhir menuntut ilmu.
Pagi ini, semuanya nampak berbeda. Tatapan sinis dilayangkan untuknya saat ia berjalan melewati para siswa-siswi. Mereka memandang Vano layaknya seorang kriminal.
Vano tak memperdulikan mereka, ia terus berjalan ke arah kelasnya. Saat sampai di kelas, Haikal langsung menariknya untuk duduk di mejanya.
"Lo baik-baik aja kan, Van? " tanya Haikal, tersirat nada kekhawatiran.
"Emang gue kenapa? " tanya Vano bingung.
"Soal... Mmm, kejadian semalam? " ucap Haikal ragu.
"Oh, soal itu... Gue baik-baik aja kok, " ucap Vano menenangkan namun tak ayal pikirannya kembali memikirkan kejadian semalam.
"Gue percaya sama lo kok, gue yakin bukan lo yang nge dorong Rissa, "
"Kenapa lo begitu yakin kalau bukan gue yang nge dorong Rissa? " tanya Vano heran.
"Ya, karena gue nge─" Haikal tak melanjutkan perkataannya, ia mendadak kelu.
"Karena apa? " tanya Vano bingung.
"Ya... Karena gue percaya sama lo! " ucap Haikal cepat.
Vano memandang bingung ke arah Haikal. Gerak gerik dari Haikal seperti seseorang yang sedang menyembunyikan sesuatu. Namun Vano tak ingin ambil pusing, ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang mengarah langsung ke arah lapangan basket. Di sana, terdapat Nathan yang sedang berkumpul dengan teman-temannya.
Vano mendadak murung. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Melihat tatapan kecewa dari Nathan kemarin membuat hatinya sedikit terluka. Saking sibuknya Vano menatap Nathan, ia sampai tak menyadari perubahan raut wajah dari pemuda di sampingnya.
"𝑆𝑜𝑟𝑟𝑦, 𝑉𝑎𝑛... 𝐺𝑢𝑒 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑢𝑖𝑛 𝑙𝑜 sekarang. 𝑇𝑎𝑝𝑖 𝑔𝑢𝑒 𝑗𝑎𝑛𝑗𝑖 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑢 𝑙𝑜 𝑐𝑎𝑟𝑖𝑖𝑛 𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎" batin Haikal bergumam lirih.
Mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing tanpa memperhatikan sekitar. Tepat di atas rooftop yang mengarah langsung pada kelas Vano yang memang berada di lantai dua, terdapat seseorang yang memandang Vano intens.
"𝐺𝑢𝑒 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑙𝑜, 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑏𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖, 𝑔𝑢𝑒 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑔𝑒𝑏𝑎𝑛𝑡𝑢 𝑙𝑜 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑖𝑛𝑖. 𝐷𝑎𝑛, 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢, ℎ𝑜𝑛𝑒𝑦" gumam pelan sosok itu sebelum akhirnya berjalan meninggalkan rooftop dengan cepat karena tak sengaja matanya bersitatap dengan Haikal.
"Hubungan gue sama Nathan bakalan baik-baik aja kan? " gumamnya pelan, namun masih mampu didengar oleh Haikal.
"Emang lo punya hubungan apa sama Nathan? " tanya Haikal heran.
"No... Vano! " Vano tersentak, ia memandang Haikal dengan tatapan kesalnya.
"Apa sih?! "
"Yeee, gitu banget nada lo, "
"Hufttt, oke tadi lo nanya apa? " tanya Vano.
"Lo ada hubungan apa sama Nathan? " tanya Haikal lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/375924018-288-k248828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ke dunia novel [BXB]
Fanfic[END] * Bagaimana jika kalian mengalami transmigrasi ke dalam novel yang kalian baca terakhir kali? Apalagi transmigrasi ke dalam tubuh seorang figuran yang akan mati ditangan protagonis pria? Itulah yang dialami oleh Kavero, Kavero Almat djanur. S...