24 : Get Him.

1.4K 205 26
                                    

Hallo, Candy kembali

makasih banyak ya doa doanya, berkat Kalian Candy bisa ngerasa jadi lebih baik dari sebelumnya.

semangat candy buat nulis belum balik sepenuhnya, tapi candy usahain yang terbaik ya

maafkan untuk ghosting yang kemaren ya

janlup jejaknya sayang

Happy Reading all

🌻🐯🐻🌻



Sudah 3 bulan ini Haechan berdiam diri di rumah mereka, rumah? bukan apartemen? tidak, Mereka kini sudah tidak lagi tinggal di apartemen berbahaya itu. Memang benar kegiatan teror yang dilakukan seorang pria berhoodie hitam itu ada sangkut pautnya dengan pihak apartemen yang mereka tinggali.

Sehingga kini, kedua anak adam itu pindah ke sebuah rumah minimalis dua tingkat dengan keamanan tinggi, dan satu bocah 8 tahun itu pun juga ikut tinggal bersama mereka demi terjalannya misi rahasia Mark dan juga Abdi.

Haechan meringis saat perut besarnya yang kini berusia 7 bulan itu terasa sedikit keram. Besar perutnya dua kali lipat lebih besar dari pada hamilnya orang lain pada umumnya.

Ia seperti membawa dua nyawa sekaligus didalam sana.

Abdi mempapah tangan Haechan, menggenggamnya erat sembari dengan sabar menuntut Haechan untuk duduk di sofa ruang tamu di rumah mereka.

Abdi mengambil sehelai tisu dari kotak tisu, dengan cekatan dan penuh kelembutan tangan tangan kecilnya mulai mengusapkan butiran peluh keringat yang muncul di kening Haechan.

"Gila, Mommy capek banget."

Mommy? Iya sudah dua bulan ini Abdi memanggil Haechan dengan embel embel Mommy, dan Mark dengan panggilan daddy. Itu semua serta Merta hanya karena keinginan Haechan. Dan tentu saja sebisa mungkin disanggupkan oleh Abdi.

Abdi tersenyum tipis, ia mengambilkan segelas air putih yang kemudian ia sodorkan pada Haechan. Haechan menerima uluran gelas itu dengan baik, ia meminum air putihnya itu.

"A' Daddy gaada bilang ya, kapan dia pulangnya?"

"Ga ada mom." Haechan mengangguk, ia meletakkan gelasnya ke atas meja dengan bantuan dari Abdi tentu saja.

Keseharian Abdi kini adalah bersekolah, berlatih, menjaga Haechan, dan menjaga Haechan lagi. Ia harus sebisa mungkin dapat menggantikan sementara tugas sang Daddy untuk menjaga Haechan. Karena pria itu kini tengah disibukkan dengan para hama yang sudah mereka ketahui siapa dalang dibalik peneroran dan siapa pria berhoodie hitam itu.

bahkan semenjak mereka pindah ke rumah baru, peneroran itu hilang, sepertinya para hama itu kini sedang berdiskusi jalan lain untuk menaklukan Mereka.

Haechan menganggukkan kepalanya, usia kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh, ia bahkan belum mengecek kandungannya selama ini, hanya mendatangkan seorang dokter yang memeriksa keadaan bayinya didalam perut.

Haechan benar benar dikurung selama 3 bulan terakhir ini, namun ia tetap maklum, bahwa hal ini juga demi kebaikan ia dan juga sang anak yang ada didalam perutnya.

"Daddy pulang."

"Masss! sini!" Mark menarik dasinya mencoba melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya.

Lelaki 25 tahun itu mendekati sang pujaan hati dengan wajah lelahnya, Ia memeluk Haechan yang sudah berdiri dari duduknya, Kepalanya ia tumpukan pada bahu si manis.

Damn, I Love you! || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang