19 : Kerjasama

2.2K 285 23
                                    

Happy Reading all

janlup jejaknya sayangkuu

🌻🐯🐻🌻







Semenjak Abdi pertama kali menginjakkan kakinya di apartment mewah Mark dan Haechan seminggu yang lalu, anak itu selalu menyempatkan mampir dan bermain di apart tersebut. Tidak tidak, sebenarnya Ada alasan dibalik itu semua.

Itu Karena permintaan Mark, ya beberapa hari yang lalu saat Abdi mampir, ternyata Mark sudah berada di apartment terlebih dahulu. Sehingga Abdi pun menceritakan kecurigaan nya pada supir pribadi Mark yang ia rasakan.

Flashback On

Abdi tengah berdiri di depan pintu apartment Mark Dan Haechan, seragam sekolahnya masih melekat di tubuh mungil nya, jangan lupakan tas yang bercorak Bola yang masih menggantung di bahunya.

TOK

TOK

Ceklek

"Hall-" Sapaan riang Abdi terhenti saat yang keluar bukan lah Haechan melainkan Mark.

"Hallo bang." Mark mendengus, cih bocah ini lagi.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Mark tak santai sembari memandang Abdi sengit.

"Mau main lah!" jawabnya Juga tak santai, matanya Juga memandang Mark tak kalah sengit.

"Heh! heh! ngapain malah tatap tatapan dipintu, Masuk." Tegur Haechan.

Keduanya langsung masuk sembari Mark yang kini merangkul pundak Abdi namun dengan cepat langsung di singkirkan oleh anak itu. Walaupun dengan tengilnya Mark kembali merangkul pundak Abdi yang akhirnya menyerah membiarkan Mark merangkul pundak nya.

"Dasar tua nyebelin."

"Heh congor mu itu ngawur, abang masih muda ya!"

"25 tahun itu ga lagi muda" cibir Abdi yang mendapat delikkan tajam dari Mark.

"Mark, Abdi mau minum jus alpukat ga?!" teriak Haechan dari arah dapur tanpa menoleh ke arah keduanya yang kini tengah saling memandang dengan sengit

"Mau sayang/Mau kak!" sahut mereka bersamaan.

"Cih ikut ikut!" ketus Abdi yang langsung mendapatkan jitakkan di kepalanya.

"Mark! jangan dijitak Abdinya! minta maaf ga?"

"Sayang! dia duluan!"

"Ngalah ih! sama anak kecil Juga!" Mark menghembuskan nafasnya perlahan, ia menyenderkan tubuhnya pada senderan sofa.

"Maaf." katanya malas.

"Gak mau."

"Abdi.."

Mendengar nada rendah Haechan membuat Abdi langsung menyalimi tangan Mark, "Iya iya, Abdi Juga minta maaf."

"Haha, kamu takut kak Haechan ya?" ejek Mark yang tak sadar diri.

Abdi menatap Mark malas, "Padahal abang Juga kan?"

"Enggak lah."

Abdi tersenyum miring, "Yakin bang?"

Mark menatap senyum Abdi curiga, ia seketika was was, mau apa anak di depannya ini, "KAK HAEC-UMMMHHH!"

Mark buru buru menutup mulut laknat cepu milik Abdi, "Diem Di, bisa habis abang di telen kak Haechan!"

"Beliin Bola basket baru dulu." kata Abdi setelah berhasil melepaskan bekapan telapak tangan Mark di mulutnya.

Damn, I Love you! || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang