setelah kejadian di kantin, winy mulai menjauh. dia nggak lagi nongkrong bareng gemini, bahkan sekadar menyapa aja terasa canggung. buat gemini, itu seperti luka yang nggak sembuh-sembuh. setiap kali dia melihat winy pergi tanpa menoleh, hatinya seperti diremas.
nata, yang tahu betapa beratnya perasaan gemini, mencoba menyemangatinya. "gem, lo udah nyoba segala cara. kasih dia waktu. gue yakin, winy cuma butuh waktu buat nerima semua ini."
satang juga nggak tinggal diam. dia sering meluangkan waktu buat ngobrol sama gemini, memberikan dukungan moral. "lo tahu winy, kan? dia keras kepala, tapi hatinya lembut. gue yakin dia cuma lagi ngerapihin pikirannya."
tapi gemini nggak tahan. dia nggak bisa duduk diam nunggu waktu yang nggak pasti. "gue nggak bisa gini terus. gue bakal coba lagi. gue nggak mau nyerah."
dan benar aja, gemini mulai membujuk winy dengan perhatian kecil. setiap pagi, dia nyelipin sticky note di meja winy dengan tulisan singkat seperti, "semangat buat hari ini," atau "gue ada di sini kalau lo butuh gue." dia juga sering ngirimin camilan favorit winy lewat satang, meskipun winy nggak pernah bilang terima kasih secara langsung.
winy awalnya tetap bersikap dingin, tapi dia nggak bisa bohong kalau perhatian kecil dari gemini bikin dia mikir. setiap kali dia lihat sticky note itu, hatinya sedikit hangat, meski dia masih gengsi buat ngaku.
di hari ketiga, gemini memberanikan diri buat menghampiri winy di perpustakaan. dia nggak bilang apa-apa, cuma duduk di depan winy sambil menaruh secangkir kopi kesukaan sahabatnya itu. "gue nggak akan ngomong apa-apa kalau lo nggak mau. gue cuma mau lo tahu kalau gue nyesel banget win."
winy nggak langsung bereaksi. dia cuma menatap cangkir itu dengan tatapan kosong sebelum akhirnya menghela napas, dia nggak menyuruh gemini pergi, dan buat gemini, itu adalah langkah kecil yang berarti.
"lo tau gem, gua gabisa marah terlalu lama sama lo" ucap nya tersenyum kecut dann tentu saja gemini senang denger nya
hari-hari berikutnya, gemini terus mencoba. meskipun hasilnya nggak langsung kelihatan, dia tetap bertahan. dia tahu, persahabatan yang mereka punya nggak seharusnya berakhir begitu aja.
skipp
malam sebelum hari pernikahan, gemini merasa lega karena akhirnya winy udah bisa ketawa lagi bareng dia. suasana hangat banget di ruang tamu rumah gemini yang penuh dengan gelak tawa. winy duduk di sebelah satang sambil nyemil cookies, sementara nata sibuk ngecek daftar undangan terakhir kali.
gemini berdiri di tengah-tengah mereka sambil membawa kertas catatan kecil. "oke, semuanya, gue mau minta bantuan kalian buat acara besok. nggak banyak, kok, cuma beberapa hal kecil aja."
winy mengangkat alis, senyum kecil muncul di wajahnya. "kecil menurut lo, gem. buat kita? belum tentu."
"iya, iya. gue serius, kok," kata gemini sambil ketawa kecil. "jadi, win, gue butuh lo buat jadi koordinator dekor. lo kan yang paling ngerti soal selera gue."
winy langsung pura-pura protes. "gue? koordinator? gem, lo nggak salah milih orang?"
"nggak salah, win. lo yang paling ngerti warna favorit gue, bunga favorit gue, dan semua hal lainnya." gemini meliriknya sambil tersenyum. "gue percaya sama lo."
winy akhirnya menyerah sambil pura-pura mendesah. "oke, oke. tapi kalau ada yang salah, lo jangan nyalahin gue, ya."
"satang," lanjut gemini, "lo bakal bantu nata di bagian sound system dan musik. gue pengen playlist-nya bener-bener cocok buat acara besok."
satang melipat tangan di dada, tampang sok serius. "siap, bos. gue bakal pastiin semua lagunya sesuai "
nata ikut menimpali sambil nyengir. "aku udah siapin beberapa lagu romantis. kamu tenang aja."
gemini tersenyum lega. "makasih, kalian. serius, gue nggak tahu bakal gimana tanpa bantuan kalian."
malam itu dihabiskan dengan obrolan seru tentang rencana besok. mereka saling berbagi cerita, tertawa, dan bahkan ada momen kecil di mana winy melirik gemini dengan senyum hangat, seolah ingin bilang kalau semuanya udah baik-baik aja.
winy dan satang memutuskan membantu menyusun beberapa dekorasi di taman tempat pernikahan akan berlangsung besok. mereka tertawa-tawa sambil membahas hal-hal kecil sampai akhirnya mata satang tertuju pada papan nama besar di sudut ruangan. dia berhenti tertawa dan menepuk bahu winy, menunjuk papan itu.
"eh, win. itu..." suara satang terdengar ragu.
hayolooo ada apaa
