Vol 1 Ch 11 - Sebuah Kencan Untuk Diingat

7.5K 486 18
                                    

Vol 1 Ch 11. Sebuah Kencan Untuk Diingat


Author : Angelina

E-translation : Adrian Julian

E-trans uploader : JinnAugust

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Mai Ding adalah seseorang yang cepat belajar. Ketika dia masih anak-anak, dia biasanya berada dalam pengawasan ibunya dan belajar banyak keterampilan. Keterampilan ini umum dalam kehidupan sehari-hari: mencuci pakaian, memasak makanan untuk keluarga dan sebagainya. Hal yang banyak tak diketahui orang lain bahwa ibu Mai Ding punya tujuan tertentu di balik hal ini. Mengetahui bahwa putranya bukan berasal dari keluarga yang mapan, dan juga memiliki wajah yang standar, jika Mai Ding memiliki keterampilan ini, dia pikir ini bisa membantu Mai Ding menemukan calon istrinya kelak. Yang ia tak ketahui adalah, bahwa anaknya telah menjalani kehidupan yang sangat berbeda dari yang dia rencanakan dan harapkan.

Saat ini, Mai Ding sedang menyapu lantai. Orang tuanya, di sisi lain, sedang makan biji melon. Melihat betapa santainya mereka, Mai Ding tak bisa menahannya lagi, "Apakah ini benar-benar adil? Apa kalian tahu bagaimana sulitnya bagiku untuk pulang ke rumah? Dan sekarang ketika aku di rumah, kalian membuatku melakukan tugas rumah sedangkan kalian hanya duduk-duduk santai saja?"

"Apa yang kau bicarakan? Itu memang sudah tugas seorang anak, kau melayani dan menghormati orang tuamu." jawab Ibu Mai Ding.

Pada saat itu, ponsel Mai Ding berbunyi dan melihat ke layar ponselnya, Mai Ding tak mengenali nomor yang menghubungi ponselnya sekarang. "Halo? Siapa yang kau cari?" Mai Ding bertanya ketika dia menjawab panggilan telepon itu.

"Siapa lagi yang akan kucari jika aku menelponmu, hah?" Suaranya sangat familiar, dengan nada yang sedingin es.

Sedikit tersipu dan merasa ragu, Mai Ding menjawabnya dengan suara pelan, "Kau punya nomorku?"

"Pada hari ketika kita 'melakukannya', aku menyimpan nomormu ketika kau sedang mandi."

Mai Ding merona. "Apa yang kau maksud dengan 'melakukan'? Bisakah kau langsung saja mengatakannya?"

"Pada saat kita selesai bercinta."

"Kau jelas punya maksud tertentu di balik ini, kan? Kau boleh berani mengatakannya, namun, percayalah, aku menggigil ketika mendengarnya. Selain 'melakukan' dan 'bercinta', bisakah kau gunakan kata yang lebih baik?"

"Pada saat setelah aku 'menusukmu'."

"Aku...aku..." Mai Ding kehilangan kata-kata. Dia tak tahu harus bereaksi bagaimana dengan jawaban An Ziyan itu.

Tanpa menunggu reaksi Mai Ding, An Ziyan melanjutkan, "Apa besok kau ada waktu?"

"Ada apa?"

"Ayo kita pergi kencan."

Walaupun dia mengajak Mai Ding kencan, nada An Ziyan hanya datar saja seperti berkata, "Ayo, kita makan." Namun mau bagaimanapun nada An Ziyan, hal ini tak mempengaruhi Mai Ding. Ajakan An Ziyan membuat Mai Ding merasa dia pria paling beruntung di dunia.

Takut jika An Ziyan akan membatalkan rencanya, Mai Ding cepat-cepat menjawab, "Oke. Aku akan mengatur alarm lebih pagi jadi aku bisa naik bus ke tempatmu. Tunggu aku ya?" Ada beberapa alasan mengapa Mai Ding tak mau An Ziyan menjemputnya di rumah. Pertama, dia takut orang tuanya akan mengetahui tentang hubungan mereka. Kedua, dia tak ingin kekasihnya itu lelah sebelum kencan dimulai. "Dan juga..." sebelum Mai Ding bisa melanjutkan, An Ziyan sudah menutup teleponnya.

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang