Vol 2 Ch 18 - Suka Cita Dan Kesedihan Di Malam Natal

6.6K 428 25
                                    

Vol 2 Ch 18. Suka Cita Dan Kesedihan Di Malam Natal


Author : Angelina

E-translation : Adrian Julian

E-trans uploader : JinnAugust

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Natal akan segera tiba. Natal adalah hari libur favorit Mai Ding. Dan walaupun salju takkan turun di bagian kota ini, Mai Ding pikir itu tak terlalu jadi masalah. Suasana bukan satu-satunya hal yang mendukung saat-saat seperti itu. Kata Natal itu sendiri juga sudah bisa membawa rasa hangat ke dalam hati Mai Ding.

Mai Ding hanya menyesali bahwa An Ziyan takkan berada disisinya pada Natal kali ini.

Li Ming juga tak terlihat dimanapun. Mai Ding bisa melihat para pasangan yang sedang menyiapkan hadiah untuk pacarnya masing-masing. Mai Ding, tak memiliki apapun untuk dilakukan, memutuskan untuk pergi keluar dan berbelanja sesuatu yang cocok untuk hadiah An Ziyan, namun semakin dia menatap para pasangan itu, semakin dia ragu untuk pergi.

Tambahan, Mai Ding benar-benar bangkrut bulan ini. Biaya hidupnya sendiri menghabiskan hampir seluruh uang sakunya. Dia tak punya pilihan selain pergi ke toko yang menjual pernak pernik di dekat kampus. Setelah lama mencari, akhirnya dia membeli sebuah lampu bintang untuk An Ziyan.

Malam itu ada acara Natal dan karena dia merasa sedikit bosan, Mai Ding memutuskan untuk melihat-lihat. Namun beberapa menit berada disana, dia menyeSal telah menghadirinya: Semua orang punya pasangan atau berkelompok bersama teman-temannya. Semua orang bahagia dan tertawa namun hal ini membuat Mai Ding makin merasa kesepian.

Mai Ding memikirkan An Ziyan. Dia sangat merindukannya. Dia berharap An Ziyan tiba-tiba muncul dan berada disisinya sekarang. Harapan itu terus terpikir dalam benaknya dan segera pikiran ini memenuhi otaknya.

Setelah beberapa lama, dia tak bisa menahan diri lebih lama lagi. Mai Ding mengeluarkan ponselnya dan menghubungi An Ziyan.

"An Ziyan, aku sangat kesepian." Mai Ding langsung berbicara ketika panggilan itu terhubung. "Betapa bahagianya aku jika kau sekarang bisa bersamaku." Di seberang telepon, terdengar suara yang ramai dan seketika Mai Ding menyesal telah menelpon An Ziyan. Dia merasa bahwa dia telah mengganggu An Ziyan. Lagipula, ini adalah waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Mengapa dia merasa galau disini? Sebelum An Ziyan bisa menjawab, Mai Ding telah menutup panggilannya.

Mai Ding ingin dicintai. Dia ingin dekapan. Banyak hal yang diinginkannya dan pemikiran ini membuatnya takut. Dia menginginkan An Ziyan dan semua hal yang berhubungan dengannya. Mai Ding menyadari seberapa egois dia sekarang. Dia tahu bahwa dalam sebuah hubungan, semakin erat kau mendekapnya, semakin mudah pula kau bisa kehilangan seseorang yang kau cintai. Dia telah mendapatkan lebih daripada yang dia harapkan. Mengapa dia masih merasa seperti ini?

Dari tempat dia berdiri, Mai Ding bisa melihat semua orang bersenang-senang. Dia sedang tidak mood. Akhirnya, dia memutuskan lebih baik dia kembali ke asrama dan tidur. Dengan perlahan, dia berjalan ke arah kampus, langit juga mulai beranjak gelap. Selagi berjalan, dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan menendang batu di jalanan dengan lesu.

Mai Ding terlihat telah berjalan cukup jauh. Ketika dia sampai di asrama, dia mendongak dan berpikir bahwa dia melihat seseorang di lantai lima. Dia tak terlalu yakin karena lampunya redup sekali. Mungkinkah itu? Apakah itu An Ziyan? Rasa rindu tiba-tiba menyerangnya dan dia berlari menaiki tangga dengan cepat, namun saat ia sampai di lantai lima, tak ada seorang pun yang terlihat. Mai Ding menghela nafas. Dia merasa Kebahagiaan telah mempermainkannya lagi. Mai Ding jelas sangat merindukan An Ziyan hingga dia mulai berhalusinasi tentangnya.

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang