Vol 3 Ch 32 - Cintamu Benar-Benar Licik

6K 441 18
                                    

Vol 3 Ch 32. Cintamu Benar-Benar Licik


Author : Angelina

Translation provided by : Bing Translator & Google Translate

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

An Ziyan melalui seluruh prosedur klaim kecelakaan yang dilakukan oleh Mai Ding. Mai Ding terus meminta maaf pada An Ziyan karena hal ini, namun karena masalah sudah selesai, dia tak memarahi Mai Ding. Tapi mobilnya disita oleh An Ziyan, membuat Mai Ding kembali menjadi orang miskin seperti biasa. Satu-satunya mobil yang tersisa adalah milik An Ziyan sekarang.

Kuliah sangat melelahkan, karena itu setiap hari Mai Ding sangat menantikan saat-saat dia bisa pulang ke rumah. An Ziyan selalu pulang sedikit lebih lama, namun setiap kali An Ziyan pulang dan melihat Mai Ding sedang duduk di sofa sambil menonton TV, dia akan berkata, "Kau sudah lama menungguku?"

Mai Ding benar-benar suka mendengar cara An Ziyan mengatakannya, terasa hangat setiap kali An Ziyan mengatakannya.

Hari ini Mai Ding baru selesai mencuci piring. Karena kelelahan dia pun duduk di sofa, "Setiap hari aku harus bekerja, menghadiri kuliah, dan pulang ke rumah melakukan ini itu." Mai Ding mengeluh, tapi dia selalu bersedia melakukan hal-hal itu.

Di rumah itu ada sebuah piano. Rumah itu memiliki tiga kamar. Satu kamar adalah ruangan untuk Mai Ding, khusus untuk menonton film-film kesukaanya. Ruang kedua adalah milik An Ziyan, penuh dengan berbagai instrumen musik, gitar, piano, dan tumpukan buku-buku yang sering dibacanya. Satu ruangan lagi tentu saja, adalah kamar mereka berdua. Mai Ding diam-diam masuk ke dalam ruangan An Ziyan, menatap An Ziyan yang sedang duduk menghadap pianonya. Sinar matahari menyinari wajah An Ziyan, tangannya bergerak diatas tuts piano. Mai Ding selalu menyukai ekspresi An Ziyan saat bermain piano, siapapun yang melihatnya pasti akan mencintai An Ziyan, mencintainya sampai mati.

Jari-jari An Ziyan menghasilkan nada-nada indah, memenuhi ruangan tersebut, dan seluruh rumah, membuat suasana terasa hangat dan hidup.

***

Saat tengah malam, An Ziyan terbangun karena lengannya terasa pegal. Saat dia membuka matanya, dia melihat kepala Mai Ding berada diatas lengannya. Tangan kekasihnya itu menggenggam pakaiannya dengan erat, terlihat seperti tak nyaman. An Ziyan mengerutkan dahinya dan memindahkan kepala Mai Ding ke bahunya. Mai Ding bergerak ke arah leher An Ziyan, ekspresinya sekarang terlihat lebih nyaman. Mai Ding merasa nyaman, namun lengan An Ziyan tak bisa digerakkan.

Esoknya, alarm pukul enam berbunyi. Mai Ding bangun dengan panik, "Jam berapa sekarang?! Aduh aku bisa terlambat ke kampus nih!" Dia melangkah keluar dari kasur dengan terburu-buru, tanpa sadar menekan lengan An Ziyan yang mati rasa. An Ziyan mengerang kesakitan.

"Hei, ada apa? Apa kau baik-baik saja?"

"Menurutmu?!" An Ziyan menjawabnya dengan gerutuan.

"Hei, aku tak sengaja. Siapa pula yang menyuruhmu meletakkan tanganmu disitu?"

"Aku tak tahu kau ini idiot apa bukan. Kau itu sudah tidur diatas lenganku sepanjang malam!"

"Aku menekan lenganmu? Kau bisa mendorongku, kan? Simple."

"Kau pikir aku tak mendorongmu? Aku sudah menendangmu, memukulmu, tapi kau tetap tak mau bangun juga!" jawaban dari An Ziyan ini benar-benar sebuah kebohongan.

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang