Vol 1 Ch 12 - Kau Bilang Kau Takkan Menyakitiku!

7K 496 20
                                    

Vol 1 Ch 12. Kau Bilang Kau Takkan Menyakitiku!

Author : Angelina

E-translation : Adrian Julian

E-trans uploader : JinnAugust

Translated by : Hadi

Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Restoran bergaya western tempat An Ziyan mengajak Mai Ding untuk makan memiliki suasana yang spesial dan unik. Keempat sudut ruangannya gelap dan hanya meja tempat mereka duduk saja yang disinari cahaya. Bahkan kursi mereka juga tak kena cahaya. Yang bisa kau lihat hanyalah piring piring yang ada di meja dan tangan mereka berdua yang terkena cahaya.

Untuk alasan tertentu, Mai Ding merasa aman berada dalam kegelapan. Melihat sekeliling, Mai Ding melihat sebuah panggung di tengah ruangan dan diatasnya ada sebuah piano hitam. Suasana dalam ruangan tersebut sangat berkelas sehingga Mai Ding merasa pakaian yang dikenakannya tidak cocok untuk acara ini.

Setelah mereka duduk, Mai Ding hanya samar-samar melihat wajah An Ziyan, seolah-olah membuat kejadian terasa tak nyata. Satu pelayan meletakkan peralatan makan di meja dan dengan nada yang sangat sopan, dia bertanya, "Permisi, tuan-tuan. Bisakah saya mencatat pesanan anda?"

Keduanya memesan steak.

"Apa tingkat kematangan steak yang anda inginkan, tuan?" pelayan tersebut bertanya dengan sopan.

"Medium-well, terima kasih." jawab An Ziyan.

"Eh...Extremely well, terima kasih." Mai Ding terbata-bata, jelas dia tak tahu harus berkata apa.

"Kau hanya perlu mengatakan 'well-done'. Apa pula jenis tingkat kematangan 'extremely well' itu?"

Pelayan tersebut tersenyum sopan dan meninggalkan mereka berdua.

Selagi menunggu makanan tiba, Mai Ding bertanya kepada An Ziyan, "Berapa umurmu sekarang?" Tak pernah terlintas dalam pikiran Mai Ding untuk menanyakan usia An Ziyan. Walaupun hal ini tak terlalu penting, Mai Ding pikir sedikit informasi tambahan takkan merugikan An Ziyan.

"Dua puluh."

"Kenapa kau masih kuliah?" Sebenarnya, Mai Ding tak punya hak untuk menanyakan hal ini kepada An Ziyan dengan nada merendahkan. Karena sebenarnya Mai Ding berusia sama dengan An Ziyan.

"Aku berkeliling dunia untuk jalan-jalan. Hanya untuk hiburan."

Mai Ding merasa mereka berdua punya kesamaan: keduanya suka hiburan. Perbedaannya adalah, satu menghibur diri di rumah, dan satunya bisa menghibur diri dengan berkeliling ke kota-kota besar di dunia. Itulah perbedaannya karena yang satu berasal dari keluarga yang lebih kaya.

"Jadi kau langsung dapat SIM-mu ketika kau pulang ke Cina?" Mai Ding iri dengan An Ziyan yang bisa mengendarai mobil. Dia tak pernah punya waktu untuk melakukan tes mengemudi.

Bagi An Ziyan, Mai Ding terlihat seperti anak kecil yang selalu ingin tahu. Dia tak merasa jengkel jadi dia menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan Mai Ding padanya, "Aku tak punya SIM."

"KAU TAK PUNYA?!" Mai Ding tiba-tiba berteriak, mengacaukan suasana di sekitar mereka. Menyadari bahwa suaranya terlalu keras, Mai Ding mengecilkan suaranya dan melanjutkan, "Apa kau tak punya otak? Hukum sekarang semakin ketat. Kau mau berakhir di penjara?"

An Ziyan hanya mengangkat bahu.

Mai Ding selalu menjadi orang yang taat pada peraturan. Bersama An Ziyan yang suka melanggar peraturan, bisakah hal ini disebut anugerah?

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang