Vol 2 Ch 22 - Mensyukuri Anugerah Yang Kita Rasakan

6.1K 431 27
                                    

Vol 2 Ch 22. Mensyukuri Anugerah Yang Kita Rasakan


Author : Angelina

E-translation : Adrian Julian

E-trans uploader : JinnAugust

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Kedua pria ini telah keluar rumah seharian dan sekarang mereka sedang berjalan pulang. Ponsel Mai Ding mulai berbunyi dan saat ia menatap layarnya, ternyata itu adalah teman lamanya, Huang Hai. Mai Ding sebelumnya meng-SMS beberapa teman lamanya, untuk reuni kecil-kecilan. Mai Ding sedikit terkejut bahwa Huang Hai membalas SMS nya dengan cepat.

"Dasar pengganggu. Menghubungiku saat sudah hampir malam begini." Mai Ding pura-pura protes.

"Kau meng-SMS ku untuk reuni? Kuberitahu, jika ini ada hubungannya dengan Zhu, aku takkan ikut." Huang Hai biasanya sangat periang dan easy going. Hari ini, entah kenapa, dia seperti bukan orang yang sama.

Zhu adalah teman Mai Ding yang lain. Mereka bertiga berteman baik dan sering kumpul bersama namun saat SMA, dua dari mereka memutuskan untuk bekerja dan kelompok ini mulai pecah.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Mai Ding mencoba mencari tahu.

"Orang itu." Huang Hai mulai menjelaskan. "Aku memperlakukannya seperti saudaraku sendiri. Namun dia mencuri salah satu customer-ku. Apa dia pikir dia bisa memanfaatkanku untuk mengambil untung? Ding sahabatku, jika dia akan bersama kita saat reuni, aku benar-benar takkan pergi. Jika dia disana, aku takkan ikut." Dan dengan itu Huang Hai memutus sambungan panggilannya, meninggalkan Mai Ding yang sekarang merasa berat hati.

"Kenapa hal ini bisa terjadi?" Mai Ding berpikir pada dirinya sendiri. Mereka berdua seharusnya berteman dekat. Benarkah orang-orang bisa berubah dalam sekejap? "An Ziyan." panggil Mai Ding. "Apa kau pikir berada dalam kungkungan kampus membuat kita menutup diri dari rumitnya kehidupan? Kami bertiga seharusnya adalah teman dekat. Kami bahkan rela saling mengorbankan diri untuk yang lain. Namun sekarang kami berubah menjadi musuh." Mai Ding tak bisa menerima kenyataan bahwa sahabatnya tak bisa bersama lagi.

Walaupun tanpa mengetahui obrolan apa yang terjadi selama panggilan itu, An Ziyan bisa menebak-nebak hal apa yang terjadi saat ini. Dia tahu Mai Ding sangat menyayangi sahabat-sahabatnya. Sahabat bagi Mai Ding adalah sesuatu yang sangat penting sehingga insiden ini berdampak besar bagi kekasihnya itu. "Dunia ini adalah dunia yang kejam, dimana teman pun saling memakan satu sama lain. Jangan terlalu dipikirkan. Tetaplah berada disisiku dan jalani hidup kita dengan damai."

"Bisakah kita pergi ke suatu pulau terpencil?"

"Dan kita berdua tak berbaju, hanya mengenakan rok dari rumput?" An Ziyan mencibir dengan pedas.

Mai Ding tiba-tiba ingat sesuatu yang ingin diberitahukannya pada An Ziyan. Dia mengeluarkan SIM-nya yang baru dan menunjukkannya pada An Ziyan. "Lihat ini. Kau tahu apa ini? Ini SIM-ku! Jadi lain kali, aku yang akan menyetir."

An Ziyan menatap SIM itu. Mai Ding pikir An Ziyan akan memujinya. Lagian, Mai Ding mendapatkan SIM lebih dulu daripada An Ziyan. Mai Ding bertanya-tanya bagaimana cara An Ziyan akan memujinya nanti.

"Mai Ding." An Ziyan memulai.

"Ya?"

"Aku sangat ingat kalau kau bilang usiamu delapan belas." SIM itu mengatakan hal yang berbeda. Mai Ding sebenarnya berusia sama dengan An Ziyan!

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang