Vol 3 Ch 27 - Jangan Pernah Meremehkan Wanita!

5.7K 400 12
                                    

Vol 3 Ch 27. Jangan Pernah Meremehkan Wanita!


Author : Angelina

E-translation : 阿C

E-trans uploader : KongKorn & Hooleeger International FC

Translated by : Hadi


Film 'Like Love' diadaptasi dari novel ini.

===============================================================================

Apa yang akan kita lakukan setelah kita memiliki waktu yang sangat menyenangkan? Tentu saja menikmatinya hingga akhir.

Mai Ding telah berada di bawah An Ziyan lebih dari satu jam. Dia seperti akan segera kehilangan kesadarannya dan tak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia menoleh ke belakang untuk melihat An Ziyan, "Ah~ oh~ oh...An Ziyan...Ah~...bisakah kau...ha~ ah~ istirahat sebentar~?"

"Tidak." Tentu saja An Ziyan menolaknya.

"Ah~ ha~ Aku...Aku tak bisa...mengimbangimu...lagi..."

***

Saat dia bangun, Mai Ding berada dalam dekapan An Ziyan. Dia bergerak perlahan dan mengambil ponselnya untuk melihat jam, namun gerakannya ini membuat An Ziyan juga ikut bangun. An Ziyan membuka matanya sambil mengerutkan dahi, "Kenapa kau bergerak-gerak?" Mai Ding masih malu-malu karena permainan panas An Ziyan semalam. Dia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Aku sedang bicara denganmu. Siapa lagi yang akan kulihat kalau bukan kau?"

Mai Ding selalu menceramahi teman-temannya dengan serius setiap hari, namun jika di tempat tidur, itu urusan lain. Dia sangat pemalu dan lemah lembut. "Sudah sore. Aku harus pulang." Mai Ding menggeliat bangun namun lengannya ditarik oleh An Ziyan. An Ziyan memeluknya dari belakang. Suhu tubuh An Ziyan menghangatkan punggung Mai Ding. An Ziyan memeluknya dengan erat. "Tidurlah sebentar lagi."

"Tapi..."

"Sudah, tidur saja."

Kali ini Mai Ding tak berkata apa-apa lagi dan berbaring diam dalam dekapan An Ziyan. Dia bisa merasakan nafas An Ziyan di dekat telinganya. Dia tak bisa mengingat sudah berapa lama: dia tak pernah bermimpi hari ini akan tiba, namun saat ini dia benar-benar telah memiliki An Ziyan. Ini seperti mimpi yang tak nyata. Sambil berpikir seperti ini, Mai Ding kembali tertidur dengan seulas senyum di wajahnya.

***

Hari pertama semester baru telah tiba. Mai Ding sudah beberapa hari belum bertemu dengan An Ziyan sejak terakhir kali mereka bertemu. Dia tak sabar untuk mengepak barang-barangnya dan kembali ke kampus. Namun, seseorang tak bisa selalu beruntung. Sesuatu yang buruk sedang mendekati Mai Ding dengan perlahan.

Saat dia tiba di kampus, dia mengetahui bahwa Li Ming sudah duluan berada disana. Namun An Ziyan belum juga datang. An Ziyan bukan tipe orang yang selalu positif, jadi Mai Ding tak terlalu memusingkannya, bahkan dia juga tak menghubunginya. Mai Ding pikir, jika dia menelepon An Ziyan setiap saat dan dimana saja, An Ziyan akan menganggap bahwa dirinya sangat penting bagi Mai Ding. Yah, walaupun sebenarnya perkataannya ini tak cocok dengan tingkahnya.

Namun, An Ziyan masih tak muncul esok harinya, dan begitupun pada hari ketiga. Mai Ding sekarang mulai khawatir. Apakah dia ketiduran? Tapi tak mungkin An Ziyan tertidur selama tiga hari. Ataukah dia tidur sepanjang waktu, lupa makan dan kelaparan hingga sekarat? Tak mungkin. Mai Ding jadi gelisah sendiri selama setengah hari, namun dia tak bisa memikirkan alasan mengapa An Ziyan tak datang ke kampus.

Akhirnya dia menghubungi An Ziyan. Namun sebelum Mai Ding berkata apa-apa, suara An Ziyan dari seberang sana berkata, "Aku sibuk akhir-akhir ini. Aku akan memberitahumu setelah aku pulang nanti." Lalu An Ziyan menutup sambungan panggilan itu. Mai Ding berdiri sambil menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Dia berpikir An Ziyan pasti punya sesuatu yang penting yang sedang dilakukannya, namun sikap An Ziyan yang dingin itu tetap membuatnya kesal. Akhirnya, Mai Ding memutuskan untuk mengabaikan kesedihan yang dia rasakan sekarang. Saat ini An Ziyan sibuk. Dia lebih baik tak mengganggunya. An Ziyan telah berjanji akan memberitahu Mai Ding setelah dia pulang nanti, jadi Mai Ding hanya perlu untuk menunggu hingga An Ziyan pulang kesini.

Pada sore hari, Li Ming turun ke bawah. Sebelum dia menutup pintu, dia memberitahu Mai Ding, "Mai Ding, ada gadis cantik sedang menunggumu di gerbang."

"Gadis cantik?" Mai Ding berdiri dan berpikir bahwa itu mungkin saja Bai Xiaosi. Namun saat dia turun ke lantai dasar, dia bertemu dengan seorang gadis yang tak dikenalnya. Namun dia terasa familiar.

"Kau mencariku?" Mai Ding merasa aneh.

"Ya, tapi kurang pantas rasanya jika kita bicara disini. Bisakah kita pergi ke tempat yang lebih sepi?" Gadis ini sangat lembut. Sebenarnya dia tak terlalu cantik, yah...standar-lah. Karena ajakannya yang sopan, Mai Ding mengikutinya ke tempat yang sangat sepi.

"Kau bisa mengatakannya sekarang."

"Kau Mai Ding, kan?" Ekspresi gadis ini berubah dari lembut menjadi dingin.

"Ya, tapi apa aku mengenalmu?"

Pantas Mai Ding merasa familiar dengan gadis ini, karena dia berada di kelas yang sama dengan An Ziyan. Tapi mengapa dia datang menemui Mai Ding? Sebelum Mai Ding benar-benar bingung dan ingin bertanya padanya, Zhu Li berbicara lebih dulu. "Aku tahu mengenai hal yang terjadi diantara kau dan An Ziyan." Zhu Li adalah gadis yang melihat mereka di luar rumah Mai Ding pada waktu itu.

Kata-kata Zhu Li mengejutkan Mai Ding. Dia pikir dia sudah menyembunyikannya dengan baik, namun dia cepat-cepat memasang ekspresi tenang. Selama keluarganya tak mengetahui hal ini, tak masalah jika orang lain mengetahuinya.

"Apa yang akan kau lakukan setelah kau mengetahuinya?" Mai Ding bertanya balik, tahu bahwa Zhu Li bukan gadis yang berhati baik.

"Kau benar-benar tak punya malu dengan sikapmu itu. Tingkahmu membuatku jijik saat melihatmu. Aku hanya menemuimu untuk mengatakan bahwa kau jangan dekat-dekat dengan An Ziyan lagi."

"Memangnya kau siapa?"

"Setidaknya aku wanita. Sebagai seorang pria yang biasa-biasa saja, apa yang sudah kau perbuat untuknya? Aku menurunkan berat badanku dari 80 kg hingga aku berpenampilan seperti sekarang, hanya agar An Ziyan bisa memperhatikanku. Aku telah menghabiskan banyak upaya agar menjadi langsing tapi kau mengambilnya dariku. Kau pikir kau siapa? Aku sudah jatuh cinta padanya sejak SMA dan selalu mengikutinya kemana-mana. Sikapmu tak pantas untuk dibicarakan." Zhu Li sangat mencintai An Ziyan hingga dia bersikap gila seperti ini.

"Jika kau bisa mengambilnya dariku, lakukan saja." Mai Ding tak terlalu menggubris sikap Zhu Li. An Ziyan tak pernah memedulikan Bai Xiaosi, yang jelas-jelas adalah seorang gadis baik dan juga cantik, dan Zhu Li yang pas-pasan akan menarik perhatian An Ziyan? Hah! Mimpi!

"Oh, benar-benar sikap yang arogan." Zhu Li tersenyum licik. "Kau sebaiknya bersiap-siap. An Ziyan adalah milikku."

"Masih terlalu cepat bagimu untuk berkata seperti itu." Mai Ding menasehatinya.

Zhu Li tersenyum dan pergi dari sana. Dia hanya ingin mempelajari Mai Ding dengan baik dan dia tahu bagaimana cara berurusan dengannya. Kelihatannya Mai Ding mudah untuk diajak bekerjasama.

Mai Ding melihat Zhu Li pergi dan mengangkat bahunya, tak memasukkan masalah ini ke dalam hati. Namun, Mai Ding tak mengerti sebuah prinsip: Jangan pernah meremehkan wanita, terutama wanita yang sedang dirasuki oleh kecemburuan.



Bersambung...

I still love you, even though you're a manTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang