Wendy berjalan melewati koridor kampus dengan kepala tertunduk. Rumor-rumor itu masih belum reda juga. Beberapa mahasiswa masih berbisik-bisik saat dia melintas. Tetapi, kali ini dia tidak begitu memperhatikan. Yang ada di pikirannya hanya percakapan dirinya dan Jungkook tadi malam. Dan kesepakatan yang mereka buat.
Di sisi lain kampus, Jungkook duduk sendirian di taman, menatap kosong ke arah langit. Sejujurnya, dia tidak terlalu peduli pada rumor-rumor itu. Masa bodoh orang mau berpikir apa tentang hubungannya dengan Wendy. Mengganggap mereka lebih dari sahabat juga tak masalah. Kenyataannya memang sempat begitu, kan.
Tetapi, dia tidak bisa egois, kan. Dia juga harus memikirkan perasaan Wendy yang jelas terganggu oleh rumor itu. Menyakitkan melihat Wendy begitu tersiksa.
Ketika Jungkook melihat Wendy dari kejauhan, mereka saling bertatapan sesaat. Namun, kali ini tidak ada senyum atau sapaan, apalagi canda tawa. Mereka hanya melewati satu sama lain. Masing-masing membawa beban yang sangat berat di hati mereka.
Hubungan mereka kini berada di ambang kehancuran. Terjebak antara keinginan untuk melindungi satu sama lain dan tekanan dari dunia di sekitar mereka.
“Wendy.”
Wendy dikejutkan dengan panggilan Seungah. Dia akhirnya mengalihkan pandangan untuk menatap gadis itu.
“Kenapa diam?” tanya Seungah yang heran Wendy tiba-tiba menghentikan langkah.
“Ah, nggak apa-apa. Ayo, kita ke kantin,” ajak Wendy.
Baru beberapa langkah, langkah mereka diadang oleh seorang pemuda.
“Wendy, boleh minta waktu kamu sebentar?” ucap pemuda itu terlihat canggung.
Dia Eunwoo. Salah satu teman satu angkatannya, sekaligus cowok tertampan di kampusnya.
Melihat keraguan Wendy, Eunwoo menambahkan, “Di sini aja, kok.”
Wendy dan Seungah saling bertukar pandang. Pasalnya, Wendy sama sekali tidak pernah terlibat percakapan dengan Eunwoo meski mereka berada di jurusan yang sama.
Meski begitu, Wendy mencoba melemparkan senyum ramah, “Ada apa?”
“Aku diminta sama Prof. Kang Inwoo untuk sharing sama kamu soal statistik. Kamu ada waktu?” ucap Eunwoo.
