Bacanya sambil dengerin lagunya Eddy Kim - When night falls (ost While you were sleeping)
Lagunya bikin bapereu
Enjoy
.
.
.Aku baru saja keluar dari kamar mandi hotel saat mendapati seseorang sedang berbaring telungkup memperlihatkan punggung putihnya. Masih dengan mengenakan bath throbe, aku menghampirinya. Aku tersenyum melihat wajah polosnya saat tidur. Sungguh menggemaskan. Kuelus rambutnya dan kukecup keningnya. Kecupanku mengakibatkan pergerakan kecil dan gumaman pelan darinya.
Matahari sudah tinggi, tapi dia masih terlelap. Mungkin dia lelah akibat pergulatan cinta kami semalam. Mengingat itu aku kembali merona. Aku masih tidak menyangka pria idamanku ini kini telah berstatus menjadi suamiku.
Kubuka jendela kamar kami lebar, mengakibatkan cahaya matahari masuk tanpa segan. Pemandangan dari balik jendela ini sangat indah. Pantai putih beserta laut biru yang luas sejauh mata memandang.
Pikiranku menerawang jauh, kembali saat sebelum aku menikah dengannya. Aku yang saat itu duduk di bangku kuliah, menyukai seorang pria. Kami berada di jurusan yang sama. Dia pria yang irit bicara. Aku jarang mendengarnya berbicara panjang lebar maupun bercanda dengan teman-temannya. Setiap kali aku berpapasan dengannya dia hanya memasang wajah datar yang sama setiap harinya.
Tapi walaupun begitu aku tetap suka. Aku suka memperhatikannya dari jauh. Sikapnya yang dinginlah yang membuatku tertarik.
Pernah suatu kali saat kampus sedang mengadakan acara festival. Aku melihatnya selalu membawa kamera kemana-mana yang ia kalungkan pada lehernya. Hal yang baru aku dapatkan darinya bahwa ternyata ia menyukai fotografi. Pergerakannya saat ia membidikkan kamera menambah tingkat ketampanannya di mataku.
Terlalu asik memperhatikan wajah tampannya yang sedang mengabadikan kegiatan kampus siang itu, aku tidak menyadari dia membidikkan kameranya ke arahku. Kami saling terdiam berdiri mematung dengan objek masing-masing. Aku yang tertegun dan dia yang menangkapku dari balik lensa kamera miliknya. Tak lama aku mengalihkan wajahku menahan senyuman.
Aku terlalu malu.
Festival kampus berlangsung hingga malam hari. Teman-temanku sudah pulang ke kosan mereka masing-masing. Meninggalkan aku sendiri. Suasana kampus sudah mulai sepi. Hanya tersisa beberapa orang.
Aku berdiri di depan gerbang kampus sedang menunggu taksi yang lewat, saat tiba-tiba seorang pengendara motor menghampiri. Ia menghentikan motornya tepat di depanku. Sebelum aku berpikir dia orang jahat, dia membuka kaca helm nya.
Min Yoongi.
Belum selesai dengan keterkejutanku, dia tiba-tiba menyodorkan satu helm padaku tanpa berkata apapun. Khas Min Yoongi sekali.
Menyadari aku yang kebingungan, dia meraih satu tanganku mengangsurkan helm yang ia berikan tadi.
"Naik" hanya satu kata. Suara dalam dan beratnya menyadarkanku. Seakan terhipnotis, aku langsung mengenakan helm dan menaiki jok belakang motornya.
Motor besarnya membelah jalanan kota malam itu. Kupikir dengan motor besar biasanya orang yang mengendarainya akan melaju dengan kecepatan tinggi. Tapi dia tidak. Dia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Setelah beberapa menit, kami sampai di depan rumahku. Aku mengernyit. Dia tau darimana letak rumahku? Seingatku tidak ada perbincangan apapun selama perjalanan tadi. Dia juga tidak menanyakan alamat rumahku.
