Yoongi's pov
Dia berbeda. Selama ini aku hanya melihatnya dari kejauhan. Meskipun kami berbeda kelas, aku cukup mengenalnya. Ya, aku membicarakannya. Dia yang ku kenal sejak pertama aku menginjak bangku kuliah, sejak masa orientasi dulu. Son Seungwan. Nama yang bagus.
Tak terasa sudah dua tahun lebih aku menyukainya. Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku bisa menyukai seseorang selama itu. Padahal selama dua tahun ini aku cukup banyak memiliki teman perempuan yang cantik-cantik. Bahkan aku seringkali menjadi teman curhat mereka. Bisa dibilang kalau aku ingin menjadikan salah satu dari mereka untuk menjadi pacarku, aku bisa dengan mudah melakukannya. Tapi ternyata tidak semudah itu. Aku masih memikirkannya, walaupun aku tau aku tidak cukup mengenalnya. Aneh kan? Setiap bertemu dengannya seperti ada tarikan magnet yang membuatku tak ingin berpaling darinya.
Aku tidak bisa terus seperti ini, batinku. Aku ingin mencoba mengenalnya lebih dekat. Aku menceritakan hal ini dengan sahabatku, Taehyung. Dia menyarankan untuk mendekati Seungwan dengan cara mengambil kelas yang sama dengannya. Kurasa idenya tidak buruk. Semenjak aku berada di kelas yang sama dengannya, aku sadar aku semakin mengaguminya. Dia baik, pintar, manis, agak pendiam tapi disitulah letak daya tarik yang dia miliki.Suatu ketika organisasi yang aku ikuti mengadakan sebuah acara, dan aku menjadi salah satu panitianya. Kami memutuskan untuk mencari anggota baru untuk menjadi panitia. Tak disangka, Seungwan dan teman-temannya ikut serta. Aku kaget sekaligus senang. Saat itu juga aku langsung merencanakan suatu hal. Ini kesempatan bagus untuk mulai mendekatinya, pikirku. Aku meminta Taehyung, sang ketua panitia, menjadikan Seungwan untuk menjadi satu divisi denganku. Untunglah dia tidak keberatan. Dan semenjak hari itu kami dekat. Setiap bertemu dengannya aku tidak ragu lagi untuk menyapanya, bahkan tak jarang aku memberikan senyuman padanya (
Suatu hari saat pulang kuliah aku melihatnya duduk di loby kampus sendirian. Ada keinginan untuk mengajaknya ngobrol tapi kenapa mulut ini seperti menjadi kaku. Aku terlalu malu untuk berbicara dengannya. Oke, ini kesempatan lo, Gi, pikirku. Akhirnya aku pun menghampirinya. Kami membicarakan banyak hal, termasuk kesukaannya terhadap anak kecil, sama sepertiku. Aku pun tidak ragu untuk mengajaknya datang bersama ke yayasan anak yang berada dekat dengan rumahku. Itung-itung pendekatan, batinku.
Sejak hari itu, aku mulai intens menghubunginya. Aku dan dia sering jalan bersama. Aku juga mulai mencari tau tentang Seungwan dari sahabatnya, Seulgi. Tapi ada satu hal yang membuatku dilemma. Seulgi bilang kalau Seungwan belum pernah pacaran sebelumnya, dan temannya itu ngga mau kalau sampai ada cowok yang menyakiti Seungwan. Di satu sisi, aku ingin menjadi cowok pertama dan mungkin yang terakhir untuknya. Tapi di sisi lain, aku takut kalau nanti aku menyakiti perasaannya. Akhirnya aku memutuskan untuk perlahan menjauhinya, aku mundur. Ini keputusan yang berat. Tapi aku tidak mau perempuan baik seperti Seungwan terluka hatinya.
Aku menceritakan hal ini pada sahabatku, Taehyung. Tidak heran, dia kaget dengan keputusanku.“Lo yakin?” tanya Taehyung, aku mengangguk. “Ngga nyesel?” aku hanya menjawab dengan gelengan kepala. Semoga saja tidak, batinku. “Kalo ada cowok lain yang deketin dia gimana?” cukup lama aku tidak menjawab. Banyak pikiran yang terlintas di benakku. “Terserah lo aja. Tapi jangan nyesel kalo ada yang deketin dia trus dia pindah ke lain hati.” Taehyung pun pergi dengan sedikit kesal. Aku bingung mengapa dia bersikap seperti itu. Sampai beberapa hari kemudian aku dapat kabar kalau Taehyung menyukai Seungwan, dan bahkan ia sudah menyatakan perasaannya pada Seungwan. Jadi ini yang ia maksud kalau ada cowok yang mendekati Seungwan. Sejak kapan dia menyukai Seungwan? Aku tau keputusanku untuk tidak lagi mendekati Seungwan sudah bulat. Tapi aku tidak bisa terima kalau ternyata sahabatku sendiri yang selama ini menjadi tempat curhatku, diam-diam menyukai gadis yang aku cintai.
Siang itu aku memutuskan untuk menanyakannya langsung pada Taehyung. “Tae, bisa bicara sebentar?” dia mengikutiku di belakang, ke taman samping kampus. Sesampainya di taman kampus, tanpa berbasa-basi, aku langsung meminta penjelasan padanya. “Kayanya udah lama banget kita ngga ngumpul. Gue denger lo lagi deket sama cewek. Emang bener?”
Seperti tau arah pembicaraanku, Taehyung menjawab,”iya, gue emang lagi deket sama cewek. Mungkin juga lo udah kenal dia siapa”. Kami berdua saling bertatapan tajam. Larut dalam pikiran masing-masing. Tanpa sadar aku mengepalkan tangan kananku, kesal.“Oya? Kalau gitu lo bisa jelasin dong kenapa lo bisa deket sama itu cewek dan nikung temen lo sendiri?” tanyaku kesal.
“Gue nikung?
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/116058044-288-k425134.jpg)