Di sebuah kelab malam yang ramai, musik berdentum keras. Lampu warna-warni berpendar di ruangan yang penuh dengan muda-mudi yang berpesta. Seungah melangkah masuk dengan percaya diri. Matanya langsung mencari sosok yang dia tuju.
Dan begitu dia akhirnya menemukan pria itu di sana, duduk di bar dengan sebotol minuman di depannya, Seungah menyeringai. Jungkook. Dia tahu pria itu sering ke kelab ini. Dan Seungah sengaja mencarinya untuk menjalankan misinya.
Seungah tersenyum tipis saat Jungkook beranjak menuju area belakang. Dengan langkah anggun, Seungah mengikutinya. Begitu Jungkook berbelok memasuki toilet, dia berhenti di depan pintu. Mengacak-acak sedikit rambutnya dari ikatan, lalu memeluk erat tubuhnya sendiri. Isak tangis kecil terdengar dari mulutnya.
Dari sudut matanya, dia akhirnya melihat Jungkook keluar dari toilet. Tangisnya dia buat lebih kencang agar menarik perhatian. Tapi, sial. Jungkook berlalu begitu saja.
Tak hilang akal, dengan berani Seungah menarik lengan Jungkook, “To-tolong aku!”
Jungkook menoleh. Mengernyit merasa risi. “Sorry.” Jungkook ingin menyingkirkan tangan Seungah, namun Seungah kembali menariknya.
“Please, tolong aku! Aku takut!” Melihat keraguan di mata Jungkook, Seungah mengeraskan usaha merayunya, “Kita satu kampus, kok. Aku Seungah, teman Wendy. Yang waktu itu di perpustakaan. Kamu nggak ingat?”
Jungkook menyipit, mencoba mengingat-ingat. Ingatannya tidak terlalu bagus dengan wajah orang, tapi dia tahu belakangan Wendy bersama seorang perempuan asing yang tidak dia kenal.
Perempuan lugu seperti ini berada di tempat liar seperti ini?
Jungkook melirik malas, “Bantuan apa?”
Seungah menggigit bibirnya sedikit, memainkan jemarinya dengan ekspresi gugup yang dibuat-buat, “A-aku butuh bantuan kamu. Aku dikejar-kejar orang. Aku takut dia mencariku. Aku nggak tau harus ke mana.”
Jungkook menatapnya datar. Dia tahu permainan semacam ini. Sejak dia rutin menjadi pengunjung kelab malam, banyak wanita datang padanya mencoba merayunya, dan wanita ini tak jauh beda. Seungah mencoba terlihat lemah, mencari simpati. Tidak mungkin wanita yang benar-benar polos akan berada di tempat seliar ini kalau tidak ada maksud.
