Cookiss for Duke (Wendy-Eunwoo) - Part 2

19 5 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-------------------------------------------------------

COOKISS FOR DUKE - Part 2

Casts:

Wendy Red Velvet as Wendy Ellowen

Cha Eunwoo as Duke Owen Calvert

Genre: Romance Fantasy

-----------------------------------------------------

Keesokan paginya, kota diselimuti putih. Salju turun sejak dini hari, melingkupi jejak basah sisa hujan, menutupi atap-atap batu dan jalan-jalan sempit di wilayah utara. Udara menggigit kulit, tapi di antara kepulan napas dingin, pasar tetap hidup. Lampu-lampu minyak berkelip di balik kabut. Dan suara pedagang menggema di antara dinding batu yang memantulkan dingin.

Namun, di tengah kesibukan itu, ada sesuatu yang lain yang berembus bersama udara beku. Bisikan yang lebih dingin daripada salju itu sendiri.

"Kau sudah dengar belum? Duke Calvert kini sering mengunjungi toko kukis di ujung jalan sana."

"Yang dimiliki gadis bernama Wendy, kan? Aneh sekali. Seorang Duke berkunjung setiap hari ke toko kecil."

"Hm... Tidak mungkin hanya karena kukis. Mungkin gadis itu penyihir. Mungkin dia menjerat sang Duke dengan sihir manis."

"Aku juga mendengar, katanya kukisnya terlalu enak untuk buatan manusia biasa."

Tawa kecil menyusul kemudian. Gosip itu menular seperti hawa dingin yang merayap ke tulang. Dan sebelum senja tiba, hampir seluruh kota sudah tahu tentang Wendy, gadis pembuat kukis yang dikabarkan menjerat Duke Calvert dengan sihir hitam.

Beberapa pelanggan datang hanya untuk berbisik di sudut, menatap Wendy dengan rasa ingin tahu bercampur takut. Ada yang pura-pura membeli kukis, tapi matanya menelusuri setiap gerakan Wendy seolah mencari tanda-tanda sihir.

Wendy menunduk. Bibirnya menahan senyum yang kaku. Tangannya bergetar sedikit ketika menata kukis di rak kaca. Dia bisa merasakan semua pandangan aneh itu.

Saat toko sepi, Wendy menutup pintu dan berdiri lama di sana, memandangi jejak kaki di salju yang tertinggal oleh para pelanggan. Ia menarik napas dalam-dalam. Udara dingin menusuk paru-parunya, membuat matanya sedikit perih.

"Dari mana mereka mendengar kabar itu?" gumamnya gelisah, "Mereka tidak salah. Aku memang penyihir. Tapi, aku tidak pernah ingin menyakiti siapa pun."


***


Sore itu, salju turun lebih lebat dari biasanya. Angin berembus membawa serpihan putih yang menempel di kaca jendela toko Wendy. Di dalam, aroma kayu manis dan madu memenuhi ruangan, berusaha menepis dingin yang menyelinap dari celah-celah pintu.

Diary of WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang