Selamat Membacab
Hari sudah semakin sore, Allein yg masih berada dikamar Vincent terbangun, merasa perutnya berat ia membuka mata dan melihat Vincent masih tidur sambil memeluknya.
Allein meletakkan punggung tangannya ke dahi Vincent, dan demamnya Vincent sudah lumayan turun, namun masih terasa hangat jadi ia dengan perlahan bangun.
Lalu memeras kompresnya lagi, dan kembali diletakkan ke dahinya Vincent, setelah itu ia melihat kearah WIC di mansionnya Vincent, isinya sangat banyak pakaian bahkan pakaian dia saat menemani Vincent di pesta hotelnya kemarin.
Ada beberapa juga pakaian lainnya disamping gaun itu, dan pakaian itu sangat tersembunyi hingga tak diketahui orang lain, karena tertutup dengan banyaknya pakaian formal milik Vincent.
Tanpa sadar Allein tersenyum, ia tak menyangka jika Vincent sudah menyiapkan pakaian untuknya, Allein menjadi senang.
"Mengapa tuanku sangat perhatian?" Tanya Allein, ia masih saja tersenyum dan sambil memegang pakaian yg berada dilemari pakaian Formal Vincent, yg menutupi pakaiannya.
Setelah puas berjalan di WIC Vincent, Allein mengetahui bahwa setiap lemari yg berisikan pakaian Vincent, ada pakaian wanita yg seukuran dengan tubuhnya, dan itu sepertinya untuknya.
Karena setiap pakaian wanita itu selalu tersembunyi di balik pakaian Vincent, karena menurut Allein yg mengikuti tuannya sejak bayi didunia novel ini, tak ada wanita yg dekat dengannya kecuali dirinya dan sahabat wanitanya.
Jadi mungkin ia tebak itu benar, ia pun mengambil gaun putih pendek yg tersembunyi dibalik pakaian Vincent, dan ia masuk kamar mandi untuk ya mandi...
Btw yg dipikirkan Allein bahwa itu pakaian miliknya emang bener ya guys, karenakan author yg ngatur yg pasti itu bener pakaian Allein yg author buat Vincent menyembunyikannya.
Setelah mandi dan berpakaian gaun putih pendek, ia pun mengenakan sendal rumahan yg juga tersedia dan tersembunyi, entah apa yg dipikirkan tuannya itu sepatu, sendal, heels, dan pakaian wanita pun ada semua, tapi disembunyikan oleh tuannya.
Setelah mengenakan sendal rumahan itu, ia pun turun dengan Anggun melalui tangga, jika ditanya kenapa tidak pakai lift, maka Allein menjawab males pake lift.
Suara hentakan sendal terdengar menggema di mansion Vincent, tamu yg dari tadi berada disana dan tidak pulang, pun menoleh kearah tangga.
Seorang wanita cantik yg mereka lihat dikamar Vincent tadi sedang turun dengan Anggunnya, gaun putih pendek, dan rambut bergelombang sedikit berwarna hitam itu membuat wanita itu terlihat sangat cantik.
Saat wanita itu menoleh kearah mereka Allein tersenyum dan mengangguk sebagai tanda salam, lalu ia pergi kedapur membantu maid dan koki menyiapkan makan malam.
"Eh kalian kenal wanita tadi? Cantik banget sumpah, apa hubungan bang Jio dengan wanita itu?" Tanya Fira penasaran, yg lain menggeleng tidak mengetahui namun wajah Zio mengkerutkan kening.
Sepertinya dia pernah melihat wanita tadi disebuah hotel, saat perayaan ulang tahun istrinya...
"Bukankah dia wanita yg menemani pemilik hotel, yg diundang oleh tuan Baliyan marcess? Apakah pemilik hotel Cent's Hotel adalah bang Jio?" Tanya Zio mengkerutkan kening, dan ia membelalakan matanya setelah yakin dengan jawabannya.
"Kamu kenal wanita tadi? Mengapa tidak cerita padaku bang?" ucap Fira merajuk, ia kesal jika Zio mengenal wanita tadi daripada dirinya.
Setelah jam makan malam tiba, Vincent baru saja bangun dan mendapati bahwa Allein tidak ada disampingnya, Vincent pun panik hingga bangun tiba tiba dan membuatnya pusing kembali.
Dengan linglung ia berjalan menuju pintu kamarnya, berencana mencari Allein tapi ternyata saat Vincent ingin membuka pintu, Allein duluan membuka pintu dan terkejut bahwa Vincent berada didepan pintu.
Saat ingin bicara, Vincent lebih dulu memeluknya dan membuat Allein malu, hingga ia bicara.
"Ince... ada apa? Kamu tiba tiba bangun dan berada dipintu, membuatku kaget saja" ucap Allein lembut, sambil membalas pelukan Vincent, ia memang sempat kaget tadi saat ingin membuka pintu, sudah ada Vincent didepan pintu.
"Aku kira, kamu akan pergi lagi" ucap Vincent memelas, dan lirih ia tetap memeluk Allein, membuatnya semakin malu.
"Oh tolonglah tuan, mengapa anda jadi cepat khawatiran begini? Aku pergi juga masih beberapa hari lagi untuk keluar negri.
"Dan berada disana hanya seminggu" ucap Allein menghela nafas pelan, Allein pun menepuk nepuk pungung Vincent, untuk menenangkan Vincent.
Zio yg disuruh oleh bibi untuk memanggil Allein tadi, karena sudah lama belum turun juga, akhirnya sampai di lantai 2 melalui tangga dan melihat pemandangan Vincent dan Allein yg masih pelukan itu.
"Tetap saja kau pergi ninggalin aku lagi, pokoknya aku harus ikut denganmu keluar negri" ucap Vincent yg masih memeluk Allein.
Zio yg melihatnya ingin menonton drama lebih dahulu sebelum memanggil mereka berdua, sambil menunggu sambil bersandar di dinding dan melipatkan tangannya didada.
"Hah... Ince dengarkan aku!" Ucap Allein tegas, Vincent pun melepaskan pelukannya dengan tidak rela, setelah Allein menyuruhnya melepaskan pelukannya itu.
Tatapan Allein yg awalnya tegas menjadi melembut, ketika Vincent menundukkan kepalanya dengan sedih, seperti anak anjing yg minta makan.
"Ince dengar kan aku, kamu harus ingat usiamu itu masih masa sekolah, dan aku tidak bersekolah sepertimu aku bekerja.
"Aku bekerja demi misi yg diberikan tuan besar, aku disuruh untuk datang keluar negri dan bekerja sementara waktu disana.
"Dan itu hanya seminggu kamu masih sekolah dan harus pergi kesekolah, kalau mau keluar negri tunggu waktu liburan sekolahmu saja.
"Kamu mengerti?" Ucap Allein dan diakhiri pertanyaan, Vincent dengan nurutnya mengangguk.
"Aku ngerti Ein" jawab Vintcent, masih dengan menunduk.
"Baguslah jika kamu mengerti, sekarang mandi bersiap makan malam" ucap Allein lembut, dan menepuk nepuk kepala Vincent, Vincent kembali lagi mengangguk dan masuk kedalam kamarnya untuk mandi.
Saat ingin masuk kedalam kamar Vincent, suara deheman terdengar membuat Allein tersentak dan menoleh kearah sumber suara, ternyata ada Zio disana dengan senyuman lebarnya.
"Ekhm"
"Eh, Zio sejak kapan kau kemari?" Tanya Allein lalu mendekat kearah Zio yg berada disana, Zio tersenyum lebar dan menjawab.
"Sejak tadi, dan melihat kalian saling pelukan aku kira kenapa lama ternyata bang Jio sedang memeluk kakak, bibi tadi suruh aku memanggil kakak untuk makan malam.
"Sekalian bang Jio juga, akhir akhir ini bang Jio jarang makan" jawab Zio, dan Allein mengangguk, walaupun pipinya terlihat memerah sedikit, Allein pun bicara.
"Kalau begitu kamu turun saja dulu, dan bilang pada bibi jika aku akan telat turun, karena harus mengurus Ince" ucapnya, Zio mengangguk akhirnya Zio kembali turun menggunakan lift ke lantai 1.
Allein pun masuk kedalam kamar Vincent, dan menyiapkan pakaian Vincent, lalu ia duduk menunggu Vincent selesai mandi.
<Bersambung>
Haii maaf ya author agak telat, biasalah author lelah batin dan fisik hehe, jadi agak lupa kalo hari ini harus upload, semoga hari ini hari yg baik untuk kalian, yaudah hanya ini saja pesan author semoga kalian suka...
Kalo gitu sampai sini saja, bye bye readers kesayangan author....
Up pukul 10.51
Minggu, 23 Mar 2025
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cewek Ganteng [END]
Teen FictionBagaimana jadinya ketika seorang Cegan yg bersifat Cool, Humor, Bar-bar bagi keluarganya, Baik, Sering membantu dengan wajah datar atau wajah temboknya, posesif kepada keluarganya. Mengalami transmigrasi tepat saat dia berulang tahun diusianya yg k...
![Transmigrasi Cewek Ganteng [END]](https://img.wattpad.com/cover/369860861-64-k287652.jpg)