TUJUH BELAS

2.1K 115 8
                                        

Silahkan dibaca

"Ya, benar itu saya, ada apa tuan?" tanya balik Vincent, Erlan kembali tersenyum tulus dan ramah.

"Terima kasih karena anda sudah datang ke acara saya yg kecil ini, semoga anda senang dengan acara yg saya bawa ini.

"Sebenarnya saya membuat acara ini hanya untuk ulang tahun istri saya, namun karena istri saya mau banyak tamu dan belum datang, jadinya saya menyapa anda lebih dahulu" ucap Erlan dengan ramah, mereka pun berbicara santai.

Hingga penyambutan kedatangan istrinya Erlan pun tiba, Erlan, Vincent, dan Allein melihat kearah pintu.

Terlihatlah seorang wanita paruh baya, yg mengenakan gaun one-piece panjang tanpa lengan berwarna merah, dengan topeng merah, kaos tangan putih, dan sepatu heels pumps.

Wanita berkepala 5 seusiaan dengan suaminya itu masihlah cantik, walau sudah menua dan memiliki 4 anak, 4 cucu, anaknya 2 laki-laki, 2 perempuan.

Disampingnya ada dua orang wanita cantik kisaran berusia 30-32 tahunan.

Wanita berusia 32 tahunan mengenakan gaun berwarna kuning panjang tanpa lengan, topeng berwarna senada, kaus tangan putih, dan sepatu high heels.

Dan wanita berusia 30 tahunan mengenakan gaun pendek berlengan 5 cm, gaun berwarna biru malam, kaus tangan putih, topeng yg senada, dan sepatu bots high heels bertali dengan warna yg sama dengan gaunnya.

Mereka berjalan beriringan dengan anggun, mereka sangat cantik dan menjadi pusat perhatian.

Dibelakangnya ada dua orang pria berusia 25-28 tahunan, mereka mengenakan pakaian formal yg sama seperti Erlan.

Bisa dipastikan 2 wanita disamping istri Erlan, dan 2 pria dibelakangnya adalah anak anaknya, namun tak berhenti di situ saja, dibelakangnya ada lagi 2 pria dan 1 wanita yg memasuki ruangan pesta.

Juga 4 anak kecil dibelakang mereka, sepertinya keluarga Erlan datang semua, termasuk menantu nya dan cucu nya.

2 pria yg mengenakan pakaian formal sama dengan Erlan, tapi berbeda warna itu adalah menantu pria Erlan suami dari anak pertama dan keduanya.

Sedangkan 1 wanita dibelakang, yg mengenakan gaun putri duyung berbelah samping berwarna ungu, tanpa lengan, seperti anak kedua Erlan menggunakan kaos tangan yg sama, dan warna topengnya adalah senada dengan gaunnya.

Dia adalah istri anak ketiga Erlan pria berusia 28 tahun, usia istrinya baru 25 tahun dan memiliki 1 orang anak perempuan berusia 5 tahun.

Anak kecil dibelakang mereka ada 3 laki-laki dan 1 perempuan, anak kecil kisaran usia 11-12 tahun itu anak pertama dari William Feresta dan Ghina Baliyan Marcess.

Putri tertua dari Erlan, sedangkan anak kecil laki-laki yg berusia 8-9 tahun itu anak kedua William dan Ghina.

Anak kecil laki-laki kisaran berusia 7-8 tahun itu anak pertama dari Darion Werdess dan Jina Baliyan Marcess putri kedua Erlan.

Dan terakhir anak kecil perempuan disamping wanita berusia 25 tahun, usianya kisaran 4-5 tahun putri pertama dari Rafel Baliyan Marcess dan Alfira Victoria, putra pertama dari Erlan.

"Oh keluarga saya sudah datang, saya memanggil mereka dulu untuk dikenalkan pada anda" ucap Erlan tulus, Vincent mengangguk saja, Erlan pun pergi mendekati keluarganya.

"Ein menurutmu putra terakhir Erlan berguna atau tidak? Dia terlihat seperti lebih ke pendiam" tanya Vincent pada Allein, dengan suara yg pelan agar tak terdengar oleh orang lain.

"Menurut aku ia sangat berguna Ince, jika kamu merekrutnya sebagai sekretaris 2, di perusahaan yg ingin kamu bangun, aku sarankan merekrutnya karena ia bisa melakukan perintah kamu dengan baik, ia juga setia" jawab Allein dengan pelan juga.

"Tapi mengapa dia terlihat lebih pendiam dari yg lain?" tanya Vincent penasaran, Allein mulai menganalisis anak terakhir Erlan dan memberitahu Vincent.

'Menurut analisis aku ia menjadi pendiam, karena keseringan dibentak oleh istrinya Erlan diam-diam, ia bukanlah putra sah dari Erlan dan Sharina.

'Sharina saat itu sedang mabuk, lalu bertemu seorang pria pengusaha kaya nomor 6 di Indonesia, dan nomor 15 di dunia, namun pria kaya itu cacat bagian kakinya.

'Tanpa Sharina duga dan dalam keadaan mabuk, mereka melakukan hal itu lalu Sharina bangun keesokan harinya disebuah hotel, dalam keadaan tanpa busana.

'Saat pulang ia beralibi dengan suaminya, bahwa ia sedang menginap tempat temannya, berapa minggu kemudian ia hamil.

'Dan anak terakhirnya lah anak beda ayah, matanya berbeda dengan mata Erlan namun mirip istrinya Erlan, dan perawakannya tidak terlalu tinggi seperti saudaranya yg lain.

'Menurut analisis aku begitulah latar belakangnya, miris sih menurutku kamu bisa mengambilnya untuk bekerja denganmu' ucap Allein dengan pikiran yg terhubung dengan Vincent.

'Iyakah? Bagaimana dengan Erlan terhadap anak terakhirnya? Apakah ia mengetahuinya? Apakah ia menerimanya?' tanya Vincent dalam pikiran.

'Erlan baik terhadap anaknya, ia sudah mengetahuinya, ia menerimanya bahkan memberikan kasih sayang yg sama rata terhadap anaknya yg lain' jawab Allein satu-satu.

"Oh syukurlah kalau begitu" gumam Vincent, bersyukur.

Tak berapa lama Erlan kembali sambil membawa keluarganya, dan mendekati Vincent dengan Allein.

"Tuan Vincent, perkenalkan ini istri saya namanya Sharina Quelly Marcess, Sharina perkenalkan ini adalah pemilik hotel ini namanya Vincent Aljio F. J." ucap Erlan, memperkenalkan istrinya.

"Salam kenal tuan Vincent, saya Sherina" jawab Sherina, menyodorkan tangan untuk bersamaan.

Vincent menyambut tangan itu, dan memperkenalkan diri nya pada Sherina.

<Next Chap>

Nah loh kok jadi 3 hehe, selamat membaca, semoga suka ya..

Bye bye readers kesayangan author...

Up Pukul 12.21
Minggu, 02 Feb 2025

Transmigrasi Cewek Ganteng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang