Selamat Membaca
"Apakah kakak baik baik saja?" Tanya anak kecil itu, Allein dengan cepat menjawab.
"Eh iya tidak apa apa, kalau boleh tau ayah dan ibu kamu kemana? Kok kamu dijagain oleh suster?" Tanya Allein, anak kecil itu menjawab dengan sendu.
"Sebenarnya Aser punya kakak satu, dan itu kembarannya Aser namun ia lebih memilih, menghabiskan waktu sendirian dalam kamarnya.
"Dan ibu Aser sudah tidak ada 3 tahun lalu, karena kecelakaan dan kembaran Aser menjadi mengurung diri dikamar dengan suster satunya.
"Kalau ayah Aser, setelah ibu pergi ia memilih terus bekerja dikantor tanpa tahu apa yg ada dirumah, suster Yuna selalu memperlakukan Aser dengan kasar, dan kakak Aser tidak mengetahuinya karena ia terus berkurung diri.
"Aser pernah tanya sama suster satunya, suster Jeni katanya kak Elena sakit jadi tak bisa keluar untuk saat ini, Aser pernah masuk kedalam kamar kak Elena.
"Tapi Aser ditarik paksa oleh suster Yuna, dan Aser melihat suster Jeni memasukan sebuah cairan kedalam makanan kak Elena, tapi warna cairannya warna hijau.
"Setelah itu Aser tak tau lagi apa yg terjadi, lalu Aser malah dibawa suster Yuna kemari" ucap Asera, menceritakan semua masalah dirumahnya, Asera dengan sedih setelah ia menceritakannya.
Allein yg merasa kesal dengan Vincent dimasa depan, pengen ia tipes pake golok setelah mendengar cerita Asera, ia pun mulai menenangkan Asera yg ingin menangis lagi.
Disebrang jalan seorang pria dengan setelan jasnya, melihat kearah Allein dan anaknya, tunggu anaknya? Yah dia adalah Vincent dimasa depan eak, makin tampan gak sih....🤔🤔🤭.
Deg...
'Sangat mirip...' ucapnya dalam batin, setelah lama ia melihat saja, akhirnya ia pergi kesebrang menjemput putranya yg hilang sejak siang tadi, dan itu dilaporkan kepala pelayan yg sempat melihat suster Yuna membawa paksa Asera saat itu.
"Aser..." panggilnya, setelah sampai didepan mereka, Aser yg merasa dipanggil menoleh, Allein yg mendengar juga menoleh.
"Ayah..." Aser berlari, dan memeluk kakinya pria itu, dengan tersenyum kecil ia mengelus kepala putranya, lalu meminta maaf pada Aser.
"Maafkan ayah yg tidak memperhatikan kalian, kakakmu Elena sudah ayah bawa ke RS, mau menjenguknya?" Ucap pria itu dengan lembut, lalu ia mulai bicara dan bertanya.
"Ung! Tidak apa ayah, ada kakak Lily yg temenin Aser tadi, walaupun Aser sedikit takut sebelumnya, tapi kak Lily yg sudah menghibur Aser, apakah kakak baik baik saja? Aku ingin menjenguknya" ucap Asera, menceritakan Allein sebagai Lily, lalu ia menanyakan tentang kakaknya Elena.
Sedangkan Allein yg melihat kedua anak dan ayah sedang bicara itu, hanya terpaku sama sosok yg ia kenal di masa lalu, karena ia sedang berada dimasa depan sekarang.
Karena merasa terlalu memperhatikan nya ia mengalihkan pandangannya kebawah, untuk merapikan belanjaannya.
Pipinya mungkin saat siang terlihat agak memerah, sedangkan kalau sedang malam seperti ini ia tidak terlihat seperti itu, ekhm cieee -Author.
'Itu dia dimasa depan? Sepertinya sudah terlalu berubah, aku harus cepat cepat pulang masalah yg ingin ku tipes tadi anggaplah sudah lalu, aku ingin cepat cepat menghindarinya.....!!!' Batin Allein, ia merapikan belanjaannya dan bersiap pergi namun....
"Em nona, terima kasih sudah menemani Aser putra saya, jika berkenan maukah anda ikut saya? Biar saya antar anda dengan mobil saya" ucapnya dengan tulus berterima kasih, wajah Allein sebenarnya semakin merah namun tak terlihat.
"Eh, kalau dibolehin" ucapnya pelan, tapi pria itu masih mendengarnya.
"Tentu saja boleh nona, anggaplah ini sebagai balas budi saya, karena anda sudah menemani putra saya" jawabnya, Allein pun kali ini hanya mengangguk.
Mereka bertiga pun masuk kedalam mobil, dan mulai berjalan menuju kost annya Allein yg sudah disediakan, dengan lokasi yg dia beri tahu, Vincent masa depan ini akhirnya tahu jalan menuju kostannya Allein.
Sampainya disana, Allein turun dan berterima kasih pada Vincent masa depan ini, dan dibalas anggukan oleh pria itu, setelah mobil yg dibawanya menjauh, Allein langsung buru buru masuk ke dalam kostannya.
Lalu meletakkan semua belanjaannya ditempat tersedia, ia juga mencuci kaki dan wajahnya agar terlihat segar, lalu ia pergi ganti baju, langsung rebahan dikasur kostannya.
Sambil menghilangkan rasa saltingnya, walaupun ia sebelumnya adalah sistem AI buatan, tapi entah apa yg dicampurkan Vincent dikehidupan sebelumnya, hingga Allein sebagai robot AI buatan memiliki perasaan seperti manusia.
Dengan kelelahan akhirnya Allein tidur, tanpa makan malam ia tidur dengan lelap, sampai ia tak sempat membuka hpnya yg baru saja ada pesan masuk dari sistem pusat.
POV Allein End
Kita kembali lagi dimasa Vincent masih sekolah, ini sudah 2 hari Vincent tidak mendengar sistemnya, apakah ada tugas berat yg dilakukannya? Itulah pertanyaan Vincent pada dirinya sendiri.
Saat ini, ia berada dikantin bersama adik kembarnya, dan sahabatnya yg baru masuk kemarin, ke sekolahnya walaupun ia pesan makanan, entah mengapa ia merasa tak berselera makan.
Dan sering melihat hpnya yg menunjukkan sebuah room chat, yg entah siapa pemiliknya tatapannya seperti kosong tak ada binar bahagia yg tersemat disana.
Rasanya sangat sepi kalau tidak ada sistemnya yaitu Allein, dan ia merasa sangat merindukan sistemnya itu, sejak 2 hari lalu tanpa mendengar suara sistemnya ia merasa kosong ada yg hilang dalam hidupnya.
Namun yg tidak Vincent ketahui, bahwa Allein saat ini sedang berada dimasa depan, dan bertemu dengan dirinya dimasa depan, teman baru Vincent, kedua adiknya, dan para sahabatnya bingung dengan Vincent saat ini.
Keadaan Vincent saat ini, wajahnya yg lesu, tidak ada binar dan hanya tatapan kekosongan saja, matanya yg terlihat mengantuk dan lelah.
Dan ia selalu melihat kearah hpnya yg entah ada apa disana, mungkin dia mengingat Allein, yg pernah ia buat dikehidupan sebelumnya melalui hp? Mungkin saja.
Karena penasaran, Zio pun memberanikan diri berbicara, dan bertanya pada Vincent abang kembarnya itu.
"Bang? Abang kenapa? Seperti kurang tidur, apa yg abang pikirkan 2 hari ini?" Tanya Zio, Vincent pun menoleh kearah Zio, ia hanya tersenyum tipis lalu ia menjawab.
"Abang tidak apa, Alvi makan aja ini, gue mau pergi" ucapnya terdengar lelah, dengan anggukan Alvin mengambil makanan Vincent yg masih banyak, yg mereka lihat Vincent tadi hanya makan beberapa suap saja.
"Kira kira apa yg dipikirkan Vincent menurut kalian?" Tanya Mayra, sambil melihat kearah Vincent yg pergi menjauh, dan semua orang menggeleng tidak tahu.
Mereka hanya bisa menghela nafas saja, lalu kembali makan namun mereka tetap saja mengkhawatirkan Vincent, yg bisa saja sedang sakit akhir akhir ini.
<Bersambung>
Hay semuanya, author up lagi nih, maaf ya jika author agak siang upnya, soalnya author perlu mengurus anak dari kakak author yaitu ponakan....
Jadi agak telat, ini juga author sempat sempatkan, karena kakak pertama author sedang gak ada dirumah dan meninggalkan anaknya, sedangkan kakak kedua author lagi mengurus acara pernikahannya...
Jadi hanya author yg tersisa dirumah buat jaga ponakan author, oke sampai sini saja semoga kalian suka dan bye bye readers kesayangan author....🫡🫡
Up pukul 09.53
Minggu, 02 Mar 2025
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Cewek Ganteng [END]
Fiksi RemajaBagaimana jadinya ketika seorang Cegan yg bersifat Cool, Humor, Bar-bar bagi keluarganya, Baik, Sering membantu dengan wajah datar atau wajah temboknya, posesif kepada keluarganya. Mengalami transmigrasi tepat saat dia berulang tahun diusianya yg k...
![Transmigrasi Cewek Ganteng [END]](https://img.wattpad.com/cover/369860861-64-k287652.jpg)