Hei
selamet membaca ajah... jangan lupa vote, komen dan share ya :D
enjoy reading!
____________________________________________________________________________
Part 6 : Mid-Term Exam
Clary meletakkan pulpennya diatas meja, masih ada waktu setengah jam sebelum ujian selesai. Clary menyelesaikan ujian Fisikanya dengan baik dan yakin akan mendapat nilai bagus, seperti semua pelajaran lainnya. Setelah ini pelajaran yang diujikan adalah bahasa Inggris. UGH! Bukannya Clary tidak suka dengan bahasa Inggris, dia suka, tapi kalau dilihat dari gurunya yang menyebalkan... ah, sudahlah. Clary mengetuk-ngetuk pulpennya di meja, menunggu setengah jam itu sulit apalagi kalau tidak ada yang bisa dilakukan.
Tiga hari lagi ujian selesai, berarti sekolah akan kembali seperti biasa dan hari jumat depan akan diadakan penerimaan laporan hasil belajar sementara. Clary tidak takut pada nilainya yang sudah terjamin dengan hasil bagus, tapi wali kelasnya itu jelas-jelas akan memanggil orang tuanya karena kelakuan Clary yang sedikit kurang ajar (Tidak memanggilnya dengan sebutan 'pak' atau 'Mister').
Oh ya, sejak hari minggu lalu, Hiro masih tetap mengganggunya dengan memintanya mengajari Hiro berbagai pelajaran, padahal sudah jelas kalau Clary tidak cocok mengajar Hiro, orang itulah yang cocok. UGH! Clary benci mengakui kalau orang itu lebih baik dalam mengajar daripada Clary, tapi Clary memang tidak tertarik untuk mengajar sih.
"Pst! Pst!" sebuah suara dari belakang Clary. Clary melirik ke arah Cindy, menaikkan alisnya. "Lo udah?" bisiknya. Clary mengangguk. "Rumusnya nomor sepuluh apaan?"
Clary berbalik, menuliskan rumus jarak dari bumi ke benda luar angkasa di lembar soal dengan pensil dan mengangkatnya sedikit, memastikan guru pengawas tidak memperhatikan mereka. Cindy mengangguk dan Clary menurunkan kertasnya, menghapus kembali rumus yang tadi ditulisnya. Untungnya yang duduk di belakang Clary adalah Cindy, jadi dia tidak begitu repot saat ujian, karena Cindy cukup menguasai pelajaran hitungan, Clary hanya perlu memberinya rumus jika ia bertanya.
Bell berbunyi tanda ujian pertama selesai. Murid-murid meninggalkan ruangan untuk istirahat selama tiga puluh menit sebelum kembali ke ruang ujian. Clary duduk di kursi yang tersedia di koridor sambil menyeruput minumannya, murid-murid di sekelilingnya sibuk membaca dan berusaha mengingat apa saja.
Alvian muncul dalam pandangan mata Clary, di kerubungi siswa-siswi yang bertanya mengenai materi yang akan diujikan nanti. Uh oh!
Sejak Alvian muncul, Clary tidak pernah lagi di tanyai tentang pelajaran oleh teman-temannya. Bukan, Clary tidak iri padanya, sebaliknya Clary malah lega. Atau itulah yang di katakannya dalam hati. Tanpa sadar Clary menatap Alvian lama dan saat Alvian mengangkat kepalanya mereka bertemu pandang sedetik sebelum Clary berpaling dan pergi. Tanpa sadar, Clary berjalan ke arah ruang musik yang biasa didatanginya.
"You'll be late if you keep going." Kata sebuah suara yang dikenal telinga Clary. Alvian.
"What?" Clary berbalik, kaget karena Alvian sudah berdiri di belakangnya, kedua tangan di saku celana.
"I said you'll be late if you keep going." Ulang Alvian, kemudian menambahkan. "To the music room."
"Why do you even care?" tanya Clary, menatapnya kesal. Tapi Clary berbalik dan menyusuri jalannya tadi. Alvian mengikutinya.
"Because I'm your teacher, homeroom teacher and english teacher. And, you'll have an english exam later." Kata Alvian. Alvian menyejajari langkahnya dengan Clary.
"That's not necessary, 'cause my previous one don't even care if I skipped classes." Gumam Clary, sinis. Kenapa orang ini malah mengikutiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius VS Genius | ✔
Teen Fiction[LONGLIST WATTYS 2018] 😆😆😆 Apa jadinya jika gurumu seumuran denganmu? Apa jadinya jika gurumu sangat keren? Apa jadinya jika gurumu adalah seorang jenius? Apa jadinya jika kau sepintar gurumu? Here, you'll find out what will happen. Meet Clary, a...