Part 24: Distance

4.8K 408 37
                                    

Yuhu~ second update for the night

Don't forget to vote, comment and share :)

___________________________________________________________________________

Part 24: Distance

"Everyone have the worst moment in their life. Maybe this is yours. But you shouldn't give up. Because you can get through all of it."- Cindy Gisella Amanda Cahyadi, Genius VS Genius

Alvian masih memproses kata-kata Clary sebelumnya ketika berkata Clary. "Please, gue mohon jangan ganggu gue lagi. Please. Semua ini akan jauh lebih mudah kalau kita gak usah ngomong lagi."

Nada bicara Clary yang perlahan dan memohon membuat Alvian mau melakukan apapun untuk memenuhi semua permohonan Clary, walaupun dia seratus persen yakin dirinya tidak mau melakukannya.

I like you.

Clary menyukainya.

Clary. Suka. Padanya.

Walaupun tidak seharusnya, Alvian merasa senang mengetahui fakta itu, mengabaikan fakta bahwa Clary tidak mau lagi bicara padanya.

Menyadari dirinya sudah berdiri diam ditempat selama beberapa saat, Alvian memaksa dirinya untuk meninggalkan tempatnya dan kembali ke ruangannya. Alvian membutuhkan waktu sendiri untuk berpikir.

Satu hal yang pasti diketahui Alvian. Dia harus mengetahui keadaan Clary. Dia punya dua pilihan, Mengecek keadaan Clary dengan matanya sendiri atau menanyakan keadaan Clary pada Ben atau Cindy. Alvian mau melakukan keduanya, dia mau memastikan keadaan Clary sendiri dan Alvian ingin menanyakan keadaan Clary pada orang-orang terdekatnya. Alvian ragu menanyakannya pada Ben karena dia tahu Ben lebih sering menghabiskan waktunya dengan pekerjaannya dibandingkan Clary akhir-akhir ini. Jadi pilihannya jatuh pada Cindy.

***

Clary marah pada dirinya sendiri karena kebodohannya dan kegagalannya dalam mengontrol emosinya. Tidak seharusnya dia lepas kendali seperti itu. Clary juga tidak seharusnya memberitahu Alvian tentang perasaannya pada Alvian. Alvian seharusnya tidak tahu tentang perasaannya. Dan tidak akan pernah tahu, Tapi semuanya sudah terlambat. Semua sudah terjadi dan Clary tidak bisa memutar kembali waktu.

Clary juga marah pada dirinya, karena dia tidak bisa menghentikan air matanya yang terus mengalir selama lima menit. Clary bersandar di pintu toilet, kembali berusaha mengatur napasnya, berniat menenangkan diri. Clary menyadari layar ponselnya menyala dan bergetar, menandakan ada pesan atau panggilan masuk.

Cindy.

Clary memutuskan panggilan Cindy dan membuka pesan-pesan singkat dari Cindy. Dia sedang tidak mau berbicara sekarang.

Cindy: Lo dimana?

Cindy:Clary

Cindy:Skrg lo lagi dimana?

Cindy:Jawab telpon gue Clary.

Cindy:Clary.

Cindy:LO DIMANA?

Cindy: Clary

Clary: I'm fine

Cindy: Bohong. Bilang ke gue sekarang lo dimana?

Clary: Toilet depan perpus

Cindy:OTW

Beberapa menit kemudian, Cindy mengetuk pintu toilet dengan tidak sabar. Clary membukanya dan kembali menutup pintu toilet itu. Cindy memperhatikan keadaan Clary sebelum melangkah mendekat dan memeluk Clary dengan erat. Mereka melewatkan beberapa menit seperti itu, tanpa mengutarakan sepatah kata pun.

Genius VS Genius | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang