Yay! Akhirnya beres part ini~
Yay! Akhirnya update~
Yay! -isi sendiri-Maafkan kalau pendek... pokoknya dinikmati aja dulu part ini X"D
Cerita ini hanyalah fiktif belaka yang lahir dari imajinasi, keinginan, rasa penasaran dan keisengan author semata. Jika terjadi kesamaan, berarti hanyalah kebetulan atau mungkinkan ini pertanda? hahahahaha //canda tapi serius//
_______________________________________________________________________________
Part 11: Accident
Memang istilah 'easier said than done' benar adanya.
Clary duduk diam selama perjalanan tanpa mengeluarkan sepatah katapun sejak berpisah dari Alvian. Sebentar lagi mereka akan tiba di rumah. Dia tidak tahu cara memulai. Tidak. Tentu bukan itu. Lebih tepatnya, sulit untuk memulai. Apalagi apa yang dikatakan Alvian benar adanya. Ben terlihat kacau. Clary tidak menyadarinya karena seminggu terakhir ini, Clary berusaha keras untuk menghindari Ben.
"Clary." Clary nyaris terlompat karena kaget saat namanya dipanggil.
"Ya?" gumam Clary dengan suara pelan, kesulitan mengeluarkan suaranya sendiri.
"Maaf."
Satu kata itu. Hanya perlu satu kata itu untuk membuat Clary mengeluarkan semua yang ada di pikirannya. "Harusnya aku yang minta maaf, kak. Aku yang salah karena terlalu egois sampai selalu bergantung ke kakak. Minta antar jemput lah, minta temenin makan lah, minta jalan-jalan bareng lah. Sorry banget. Aku... gak pengertian sama sekali ke kakak. Sorry."
Diam sejenak.
Lalu Ben tertawa dan mengacak-ngacak rambut Clary. "Bukan salahmu. Toh, kakak juga ingin menemanimu. Tapi malah tidak bisa mengatur waktu dengan baik. Oh ya, bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan saja? Kau tidak ada kegiatan apapun kan setelah ini?"
"Tidak ada janji kencan dengan pacarmu?" Clary bertanya, menaikkan satu alisnya.
Ben meringgis sebelum menjawab, "Bukan pacar. Lagipula dia mendekatiku hanya karena uang. Aku sudah tidak mau bertemu dengannya lagi."
"Woah, memangnya separah apa sampai kakak seberlebihan ini?"
"Dia sudah punya pacar." Kemudian Ben mengoreksi, "Tunangan."
Clary tertawa. Tentu saja dia turut bersedih untuk kakaknya yang cukup sial itu, tapi sebagai saudara yang 'baik' Clary tidak bisa menahan tawanya. "Okay, ayo jalan-jalan, aku ingin menemani kakakku yang sedang patah hati ini." kata Clary setelah tawanya reda.
Ben bergumam, "Ya, langsung mengejek setelah berbaikkan. Terima kasih sekali, Clare."
"Bear with it, Bro." Clary tersenyum lebar. "Ayo pergi sekarang."
***
Vian: So? Udah baikannya?
Clary: Hahahaha... udah lah.
Clary: Thank you sarannya, walau akhirnya gak terpakai juga sih
Vian: Maksud lo gak terpakai? Percuma gue repot-repot ngasih saran!
Clary: Maksud gue, kak Ben yang pertama ngomong maaf
Vian: Lo yang salah, kenapa kak Ben yang minta maaf. Aneh!
Clary: Biarin aneh, yang penting udah akur!
Vian:Yeah, yeah, whatever you want, Miss Weirdo.
Clary: FYI, You are also a weirdo! Hitungan sama teori jago, pratik malah gak bisa
sama sekali. Harusnya kalau teori dan hitungannya udah bisa, praktiknya bakal
gampang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius VS Genius | ✔
Fiksi Remaja[LONGLIST WATTYS 2018] 😆😆😆 Apa jadinya jika gurumu seumuran denganmu? Apa jadinya jika gurumu sangat keren? Apa jadinya jika gurumu adalah seorang jenius? Apa jadinya jika kau sepintar gurumu? Here, you'll find out what will happen. Meet Clary, a...