Part 18 : Convincement

7.3K 524 23
                                    

Hello!

Sebenarnya tidak berencana buat ngupload sih, but I'm feeling generous today since it's my birthday~ well, not today, it's yesterday. LOL. it's 1 a.m. already so it's not my birthday anymore QAQ

btw, Happy reading!

Hope you enjoy this part!

Don't forget to vote, comment and share if you like the story!

________________________________________________________________________________


Part 18 : Convincement

Selama seminggu itu, Alvian membantu Clary mempersiapkan segala keperluan pendaftaran Juilliard sebisanya. Hampir setiap hari Clary menghabiskan waktunya di apartemen Alvian, mempersiapkan berkas-berkasnya, berlatih memainkan lagu yang akan dimainkannya untuk video yang harus di kirim bersamaan dengan berkas lainnya, dan belajar untuk SATnya. Minggu terakhirnya sebelum kembali masuk sekolah dipenuhi kegiatan yang membuat Clary merasa seperti telah masuk sekolah sejak awal minggu itu.

Hari itu Clary menetap dirumahnya, sibuk dengan buku-buku persiapan SAT yang diberikan Alvian dan berlatih biola. Kulit di jarinya mulai terkeluas karena terlalu lama bermain dalam sehari. Bagian bawah matanya mulai menghitam karena kurang tidur, berusaha mempelajari kembali semua materi yang pernah dipelajarinya dan materi yang akan masuk sebagai bahan ujian SAT. Bahkan Clary menolak beberapa ajakan teman-temannya untuk rekreasi sebelum sekolah kembali dimulai.

Alvian meninggalkan apartemennya hari itu dengan pakaian rapi; kemeja putih, dasi, jas dan celana kain. Hari itulah hari dimana dia akan bertemu Arwin Chandra, ayah Clary, untuk beberapa keperluan, kerjasama bisnis dan Clary, walau tentu saja Arwin hanya tahu mengenai kerjasama bisnis. Alvian berharap semua berjalan lancar.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Arwin Chandra." Kata Alvian pada resepsionis perusahaan Arwin.

"Apakah anda sudah membuat janji?" tanya resepsionis bernama Aya. Alvian mengangguk sebagai jawaban. "Boleh saya tahu nama anda?"

"Alvian Wilbert. Dari J Industries." jawab Alvian.

Ekspersi Aya menjelaskan apa yang ada dipikirannya, J Industries adalah anak perusahaan Wilbert Enterprises yang berpusat di beberapa bidang produksi yang cukup besar di Amerika. Yang membuat perusahaan itu juga terkenal di Indonesia adalah pemilik perusahaan itu memiliki darah Indonesia. Selain itu, kerjasama antara J Industries dan perusahaan milik Arwin Chandra itu adalah pencapaian terbesar perusahaan tempatnya bekerja. Selama beberapa bulan, hanya itulah yang menjadi perbincangan banyak pegawai disana. Apalagi, perwakilan J Industries yang dikirim ke Indonesia memiliki penampilan yang diatas rata-rata dan masih sangat muda. Dari namanya, para pegawai tahu kalau sang perwakilan yang menjadi perbincangan adalah putra semata wayang James Wilbert yang saat itu adalah pemilik J Industries, membuat perwakilan itu sebagai pewaris tunggal Wilbert Enterprises. Informasi bahwa umur Alvian yang hanya berbeda beberapa bulan dari putri Arwin pun membuat beberapa pegawai takjub dan ingin melihat langsung perwakilan itu.

Aya merupakan salah satu pegawai yang beruntung karena biasanya diskusi mengenai kerja sama kedua perusahaan dilakukan diluar gedung perusahaan karena Benjamin, putra Arwin lebih suka melakukan pekerjaannya diluar kantor.

"Permisi," kata Alvian sekali lagi, dengan nada kesal. Aya tersadar dari lamunannya dan segera menghubungi sekretaris Arwin.

"Anda bisa langsung naik ke lantai 23 dengan lift di sebelah kiri." Kata Aya, menunjuk lift yang dimaksud. Hanya orang-orang tertentu yang biasa menggunakan lift itu, karena lift itu umumnya digunakan oleh Arwin dan beberapa orang penting saja.

Genius VS Genius | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang