Hei guys!
Dont forget to vote comment and share ya!
Love y'all!!!
_______________________________________
Part 7 : The Party
Clary menghabiskan waktunya di ruang musik, menunggu sampai penerimaan laporan tengah semester selesai. Dia sendiri sudah menerima laporan miliknya, tentu dengan nilai memuaskan yang bisa membuat mata orang yang melihatnya membelalakkan mata. Matematika, fisika, kimia, bahasa inggris, bahasa Prancis dan bahasa Jepangnya memperoleh nilai sempurna. Nilai pelajaran lainnya berkisar pada nilai 90-an.
Clary sibuk memainkan biolanya sampai tidak sadar kalau Alvian sudah duduk bersantai di sudut ruangan setelah bertatap muka dengan beberapa orang tua murid yang memiliki anak yang bermasalah.
Tapi masih ada satu orang tua murid yang belum ditemui oleh Alvian. Orang tua Clary.
"I know you love playing violin. But I'm still waiting for your mother." Kata Alvian dengan nada tajam setelah Clary berhenti bermain biolanya."My mom will come. But I don't know when. So just shut up will you?" Clary menjawab, tidak kalah tajam.
"Nah. You know why I called your parent and still doing it." Balas Alvian.
Disaat bersamaan, handphone Clary berbunyi sehingga dia harus meletakkan biolanya dulu baru menjawab telepon itu. Dari mamanya."Hi Ma! Udah dimana? Udah sampe sekolahku belum? Wali kelasku udah gak sabar nih." Sapa Clary.
'Mama kena macet nih... Sampaikan maaf mama dulu ke gurumu. Mama lagi menuju ke sekolahmu kok. Tunggu sebentar lagi ya. Udah dekat kok.' Kata Diana dengan tenang.
"Oh, ya udah Ma, telpon aja kalo udah sampe. Ntar aku ke gerbang sekolah. Bye." Kata Clary. Setelah mendengar ucapan sampai jumpa dari mamanya, Clary memutuskan hubungan telpon.
"So? Will she come?" Tanya Alvian, dia tidak mendengarkan apa yang dibicarakan Clary karena itu tidak sopan tapi apa salahnya menanyakan? Alvian sudah bosan menunggu, mulai tidak sabar. Dia melipat kedua tangannya di depan dada dan mengetuk-ngetuk tapak kakinya di lantai.
"Oh, she will. But she'll be late since she is trapped in a trafic." Jawab Clary, kesal dengan nada bicara Alvian.
"Okay then." Balas Alvian. Clary mengira Alvian akan meninggalkan ruangan itu dan kembali ke ruangannya sendiri, tapi Alvian malah duduk di kursi piano dan malah menyuruh Clary mengikuti permainannya. River flows in you.
Clary tentu saja tahu lagu itu dan menyukainya sehingga mau tidak mau memainkan lagu itu dengan biolanya mengikuti permainan Alvian.
Tak terasa setengah jam berlalu, handphone Clary berbunyi sekali lagi. "Hallo, Ma? Udah sampe belum? Oh, oke, aku ke gerbang sekarang." Kata Clary dengan bersemangat karena akhirnya dia bisa pulang juga.
Alvian memandang Clary aneh, tidak pernah dia melihat gadis itu terlihat begitu bersemangat. Atau pernah...? Saat gadis itu bertemu dengan orang itu. "Temui saya di ruangan saya." Kata Alvian singkat sebelum meninggalkan ruang musik itu.
Clary menuntun Diana menyusuri koridor sekolah menuju ruangan Alvian. Entah mengapa Clary merasa tegang, ini pertama kalinya orang tuanya di panggil! Tentu saja dia tegang, biasanya Clary dibiarkan gurunya untuk mengambil laporannya sendiri.
"Clare, kamu kenapa tegang begitu? Memangnya ada masalah apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya Diana dengan tenang.
"Gak ada kok Ma!" Jawab Clary terlalu cepat. "Gak ada apa-apa. Aku juga gak tau kenapa Mama dipanggil..." Elak Clary kemudian, setelah Diana meliriknya curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius VS Genius | ✔
Teen Fiction[LONGLIST WATTYS 2018] 😆😆😆 Apa jadinya jika gurumu seumuran denganmu? Apa jadinya jika gurumu sangat keren? Apa jadinya jika gurumu adalah seorang jenius? Apa jadinya jika kau sepintar gurumu? Here, you'll find out what will happen. Meet Clary, a...