Hello~
New update~QwQ
BTW, thanks for the 500+ followers :)
So happy XD
Enjoy the story~ Wont be updating for a while after this. Minggu depan udah persiapan ujian :'(
Don't forget to vote, comment, and share if you like it :)
_______________________________________________________
Part 16: Realization
"Clary, kepala lo apa kabar?" tanya Cindy yang baru kembali ke kelas setelah bell pulang berbunyi.
"Kepala gue masih pintar kok, tenang aja." Canda Clary.
"Sombong." Kata Cindy. Clary tertawa. "Nonton bareng, jadi?"
"Yep. Dirumah gue kan?" tanya Clary.
"Of course. TV di kamar lo kan the best." Kata Cindy.
"Frick-frack! Kenapa Farkle jadi pinter banget sih?!" Cindy berseru. "Dan dia makin keren! Makin tinggi juga."
"Yeah," balas Clary.
"Lucas Friar keren bangett!!" Kata Cindy.
"Jelas." Balas Clary.
"Farkle keren banget!! Apalagi kalau pakai shirt kayak gitu dan beanie." komentar Cindy. "OMG! Peyton Meyer emang cocok banget jadi Lucas, keren banget orangnya! Matanya ituloh!"
"Yeah, Cin, iya. Dia keren." Gumam Clary, tidak benar-benar memperhatikan tv-series dihadapannya.
Hal itu berlangsung selama beberapa jam, Cindy yang tetap asyik menonton dan Clary yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Cindy baru menyadari kurangnya reaksi dari Clary setelah beberapa jam berlalu.
"Lo kenapa Clare?" tanya Cindy setelah beberapa lama memperhatikan Clary yang hanya melamun. Clary bahkan tidak sadar kalau Cindy sudah memberhentikan tv-series di hadapan mereka sejak sepuluh menit yang lalu.
"Apa?" tanya Clary saat mendengar namanya dipanggil.
"Well, lo sama sekali nggak memperhatikan filmnya, yang artinya lo udah melewatkan 6 atau 7 episode. Terus lo Cuma melamun selama 4 jam? Something's up. Lo tau kan lo bisa cerita sama gue tentang semua masalah lo?" kata Cindy, tidak memberikan Clary kesempatan untuk membantahnya sekalipun.
"Gak ada apa-apa Cin." Kata Clary sambil menghela napas. "Just a lot in mind."
"A lot in mind." Komentar Cindy. "Lo bisa ceritain ke gue apa yang ada di pikiran lo itu. atau perlu gue pancing?"
"Emang gue ikan, lu pancing." Komentar Clary, memutar bola matanya.
"Okay, here is my hypothesis. Sebulan belakangan, tiap kali gue ngajak nonton sesuatu, lo bilang lo udah nonton film itu dengan 'teman'. Tiap kali gue ajak jalan, lo bilang lo udah ada janji sama 'teman'. DAN belakangan ini lo lama banget ngebalas chat gue, di saat gue telpon juga hampir selalu sibuk. Ada sesuatu yang bisa lo jelasin dari semua keanehan itu?"
"Just a friend." Entgah mengapa, Clary merasa enggan mengakui kalau dirinya berteman dengan Alvian. Apakah itu karena dia memang tidak ingin menceritakannya pada siapapun ataukah karena dirinya takut?
"Dan siapakah temanmu itu? Yang pasti cowok." tanya Cindy. Clary tidak menjawab tapi ekspresi masam di wajahnya menjawab pertanyaan Cindy dengan sangat jelas. "Teman sekelas kita?" Clary berpikir sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. "Kakak kelas?" Clary menggeleng. "Aku kenal orangnya?" Clary mengangguk. "Dia sekolah di sekolah kita?" Clary menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genius VS Genius | ✔
Подростковая литература[LONGLIST WATTYS 2018] 😆😆😆 Apa jadinya jika gurumu seumuran denganmu? Apa jadinya jika gurumu sangat keren? Apa jadinya jika gurumu adalah seorang jenius? Apa jadinya jika kau sepintar gurumu? Here, you'll find out what will happen. Meet Clary, a...