3

1.1K 112 9
                                    

"tadi dikelas kedatangan anak baru" ucap sara sambil berusaha membuka botol minumannya.

"ohya? cool" jawab matthew sambil membiarkan poninya bergerak dibawa angin.

sore itu sepulang matthew mengajar, ia dan sara berjalan jalan sambil melihat pemandangan kota. berbincang bincang apa saja sambil meminum minuman yang dibeli di supermarket tadi. kelas matt dan sara memang kedatangan murid baru.

"seperti apa murid baru itu?" tanya matt sambil meminum cola miliknya

"entahlah, aku tidak terlalu ingat. namanya liv.. olivia"

***

gadis berperawakan tinggi dengan rambut panjang digerai itu masuk ke dalam kelas diiringi oleh seorang guru yang ehm berpenampilan sederhana. kelas yang tadinya sangat ramai tiba-tiba menjadi sunyi senyap.

"k everyone, we have a new student. please introduce yourself to them"

"aku olivia schaap, dari Australia. nice to meet y'all" sapa gadis itu dengan senyum manis dan dimple di pipinya. kulit gadis itu tidak terlalu putih, bisa dibilang sedikit tan.

"she's kinda hot,tho" bisik matthew kearah sara yang dibalas dengan tatapan bosan oleh sara.

setelah diperintah oleh guru untuk duduk di salah satu bangku kosong, gadis bernama olivia itu duduk disamping axe, gadis berkacamata yang duduk di depen matt dan sara.

matt melemparkan seyumnya kearah olivia begitupun sebaliknya. entahlah, ada rasa tidak suka ketika matt tersenyum seperti itu pada gadis itu.

'bahkan matt tidak pernah tersenyum seperti itu padaku'

***

10 menit yang telah berlalu hanya dihabiskan untuk mengaduk-aduk makanan di depannya. gadis itu sepertinya tidak nafsu makan. bagaimana tidak? ia merasa seperti obat nyamuk antara kedua orang di depannya karena sejak dari pertama kali duduk di kursi kantin itu, ia bahkan seperti tidak dianggap.

ingin rasanya sara menampar wajah matt dan berteriak di depan wajahnya kalau gadis itu masih disini dan memberitahu matt untuk tidak mengacuhkannya. but the truth? mana berani ia seperti itu.

"maaf aku duluan, aku sudah selesai makan" potong sara dan berusaha sebisa mungkin agar raut mukanya seperti biasa.

matt mengerutkan alisnya, menatap sara dan makanan di depan sara "sudah selesai? bahkan kau belum memakan sesuap pun"

"aku.. em aku diet. baiklah, see ya" dengan cepat sara berdiri dan ia sudah tidak peduli apapun yang ada dipikiran matthew saat itu.

sara berjalan gontai ke taman sekolah dan duduk di salah satu bangku disana. ia memasang headset dan memutar lagu di ponselnya. seharusnya perasaan ini tidak ada. seharusnya ia tidak bersikap seperti ini. Matthew hanyalah sahabatnya,tidak lebih. tidak lebih.

dukk

sara membelalakkan matanya, siapa yang berani beraninya melempar botol ke kepalanya. dimana sopan santun orang itu

"umm.. maaf aku tidak sengaja" ujar gadis berkacamata didepan sara. sara menghela nafasnya. ia sedang tidak mood mengerjakan apapun "ya tak apa axe"

axe duduk disamping sara, menikmati udara sejuk di taman sekolah itu "bagaimana kabarmu?" tanya axe sambil memakan snack di tangannya

"not fine at all" jawab sara dengan nada sarkastik membuat axe bingung

"why? oh ya kulihat tadi di kantin matt dan livia duduk berdua, kenapa kau ti-"

"haha, lalu? kenapa bercerita padaku?" potong sara sambil berusaha tertawa. terpaksa.

axe tidak menjawab. keheningan diantara mereka terjadi, sibuk dengan pikiran masing-masing? mungkin

"kau menyukainya"

"apa? pft. dia itu sahabatku, mana mungkin"

"dan aku harus yakin jika matamu saja berkata bohong?"

sara terdiam, menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis. kali ini ia yakin, bahwa ia telah menyukai lelaki itu. sara menatap axe dan tersenyum miris

"but its time to face the truth, i will never be with him. and we're stuck in a friendzone.."

"just friendzone"

Friendzone ✖ Matthew EspinosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang