"Sara"
Gadis itu membuka pintu kamar sara dengan sangat pelan. Grace tahu, sara sakit hati dengan kejadian tadi ditaman
Ia duduk di samping sara sambil memeluk gadis itu. Seerat yang ia bisa. Seakan grace ingin sara berbagi sakit hatinya
Sara menangis dalam diam. Ia tidak mau terlihat lemah didepan temannya.
"Im okay grace"
"No you're not. Im your bestfriend, not a stranger"
Sara menutup matanya. Ia seperti ingin hilang ingatan
"Harus gimana lagi agar matt percaya"
"Yakini dia"
"Tidak bisa grace"
Grace melihat keadaan sara yang putus asa seperti itu. Ia mengelus pundak temannya seakan memberi semangat untuknya
"Kurasa kita harus memata matai olivia untuk meyakinkan matthew"
Sara membelalak melihat teman disampingnya itu
"The fuck?! Aku masih punya pekerjaan yang lebih penting dari itu"
Grace memutar bola matanya "ayolah, kalau kau mau matt kembali padamu, yakini dia lagi dengan beberapa bukti"
"Fight for him sara"
Sara menatap grace dengan senyum manis itu.
Ia akan merebut matthew kembali
***
"Kacamata?"
"Check"
"Kamera?"
"Check"
"Topi?"
"Check"
"Masker?"
"Check"
"Ok kurasa kita dapatkan semua yang kita butuh. Pertama tama kita cari tahu keberadaannya dimana"
Sara merengut bingung, jangankan punya nomornya, akrab saja tidak.
"Bagaimana caranya?"
"Suaminya telfon duh"
Sara sedikit kesal mendengar grace memanggil matt dengan sebutan 'suaminya'. Menikah saja karena terpaksa.
Ia menekan beberapa digit angka di ponselnya yang sudah ia hapal diluar kepalanya
"What?" Terdengar suara bass itu menyapa telinganya. Tangisan bayi di belakangnya tidak mengganggu sara, malah ia merasa itu lucu membayangkan matt sedang sibuk mengurus anaknya
Dan ia rasa anaknya matthew pasti akan sangat tampan. Sama seperti ayahnya
"Dimana oliv?"
"Sedang keluar. Dia bilang ada reuni dengan temannya di cafe sekitaran taman. Kenapa?"
Tutt tutt tutt
Segera sara mematikan sambungan telfonnya dan menutup resleting tasnya
"Dia di sekitaran taman. Ayo, ini peluang bagus"
***
"Dia terlihat baik baik saja bersama teman temannya"
"Diam sara. Lihat lelaki didepannya, menatap olivia dengan sangat dalam"
"Ketika mata mereka bertemu, si laki laki seakan gugup dan mencoba membenarkan letak duduknya seakan ia memang takut ketahuan jika melihat olivia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone ✖ Matthew Espinosa
Fanfiction"should i smile because we are friend? or should i cry because that's the only thing we can ever be?"