Part 15

6.4K 203 4
                                    

Happy reading. ... :*

Warning : typo bertebaran



Rehan terbangun ketika cahaya matahari masuk menembus ke kamarnya. Ia membuka matanya secara perlahan. Di temukannya sosok wanita yang membuat hari harinya bahagia. Ya dia Sharin.

Wanita itu menatap Rehan dengan sayang. Ia berjalan dan menghampiri Rehan. Di kecupnya kening laki laki itu. Rehan tersenyum sambil menarik Sherin dan membenamkan kepalanya di lekukan lehar wanitanya.

Sherin hanya tertawa kecil karena geli.

"Re aku keluar dulu. Sarapan sudah aku siapin. Kamu tinggal mandi aja"

Rehan melepas pelukannya dan menatap Sherin dari atas sampai bawah. Benar saja wanitanya sangat rapi.

"Kamu mau kemana?"

"Ketemu teman lama Re. Udah ah telat nih bye sayang"

Ketika Sherin ingin melepaskan pegangan Rehan, laki laki itu mengeratkannya. Ia menunjuk bibirnya untuk di cium. Sherin memutar bola matanya namun sambil tersenyum. Di kecupnya bibir lali laki itu.

***

Wanita itu menyesap minumannya dengan anggun. Sesekali ia melirik jam yang melekat di tangan kirinya. Waktu sudah menjnukkan pukul 11 siang. Sudah satu jam ia menunggu. 'Kemana dia?' Batinnya

Dari kejauhan terlihat sosok wanita berlari. Ia tidak menyadari aktivitasnya itu membuat orang orang menatapnya.

Ia melihat orang orang yang duduk di cafe. Setelah menemukan orang itu. Sharin langsjng menuju tempat duduknya. Ia melambaikan tangannya.

"Maaf aku telat"

"Tidak apa. Aku sudah memesankan untukmu. Tapi sepertinya sudah dingin"

"Ah tidak apa. Lain kali ketika kita ingin beetemu , lebih baik ke cafeku aja. Aku kasi diskin untukmu hehe"

"kamu memiliki cafe? Di mana? Kenapa tidak memberitahuku?"

"Kemarin aku setengah sadar berbicara padamu. Oh ya bukankah krmarin kamu mengatakan memiliki kekasih? Di mana dia?" Ucap Sharin sambil melihat keseluaruh ruangan.

"Dia tidak ikut. Prkerjaannya sabgat banyak. Ah kadang aku merasa kesal. Namun dia tetap memprioritaskan aku."

"Wah aku sangat senang mendengarnya."

Mereka bicara selama 2 jam. Sha Sha mengakgiran pembicaraannya terlebih dahulu. Karena ada tugas kantor yang tak bisa di tinggalkannya.

***

Di perjalanan Sherin merasa terjadi sesuatu dengan kendaraannya. Ia berhenti di pinggir jalan. Benar saja ban mobilnya kempes.

Ia segera menghubungi salah satu pemilik bengkel namun tak satupjn berhasil. Di lihatnya layar pinselnya benar saja sinyalnya hilang.

"Ada yanv bisa saya bantu?" Terdengar suara laki laki tepat du belakangnya. Entah kenapa jantung Sharin berdetak begitu cepat.

Ia membalikkan badannya.

"Lu...lucas"

Lucas tersenyum. Ketika Sherin ingin pergi ditariknya pergelangan tangannya.

'Aku harus kuat. Tidak bisa selalu menghindar' batinnya

"Mau apa kamu?" Ucapnya ketus

"Apa terjadi sesuatu dengan kendaraanmu?"

" ada tidaknya . Itu bukan urusanmu."

Ketika Lucas ingin berbicara , terdengar ponsel Sherin berbunyi. Ia segera mengangkatnya.

"Ia sayang"

Mendengar hal itu Lucas mengkerutkan keningnya.

"Aku ada di jalan. Ban mobilku kempes , bisakah kamu menelpon bengkel? Dan ..."

Sherin sedikit melirik Lucas. Di lihatnya laki laki itu sedih. Apa pedulibya , lagi pula Lucas bukan siapa siapanya lagi.

"Dan menjemputku"

"Emm baiklh. Sampai jumpa"

Sharin menatap Lucas lagi. Laki laki itu tersenyum kecut. Ia melihat kembali ban mobil itu. Lucas berinisiatip untu membantu Sherin. Sherin yang tidak mengerti dengan sikap Lucas yang tiba tiba menuju ke belakang mobilnya berteriak. Namun laki laki itu tidak menghiraukannya.

Setengah jam perbaikan ban itu. Sharin menatap Lucas dengan bimbang. Ia ridak boleh mempercayai Lucas. Dan tidak boleh menghianati Rehan.




Fyuh finnish. And votmmentnya guys

You're Mine (Affair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang