Part 20

6.5K 165 4
                                    

Happy Reading

Warning : typo bertebaran

Sherin berjalan mengelilingi taman dekat cafenya. Ia menatap rumput rumput dengan sedih. Rehan sudah 3 hari tidak mengabarinya semenjak kejadian di rumah Chika. Ia sangat terpukul dengan itu.

Ketika mengingat kejadian itu , hati Sharin merasa sakit. Ia mencintai kedua laki laki itu. Jujur ia sudah memaafkan Lucas. Sebenarnya Sherin tidak membencinya hanya saja ia merasa kecawa denga sikap kekanak kanakan laki laki itu.

"Sharin" teriak seseorang dari jauh

Sharin menoleh kearah suara itu , suara yang baru saja ia pikirkan.

"Lucas"

Lucas tersenyum lembut. Ia menatap Sherin dengan gembira. Betapa rindunya Lucas sudah 3 hari tidak bertemu dengan Sherin semenjak Sharin mengatakan bahwa hubungan mereka hanya masa lalu.

"Sedang apa ?"

"Mencari udara. Kamu?" Ucapnya kaku

Lucas tersenyum kecil , matanya tak pernah lepas dari wajah Sherin.

"Entahlah , tiba tiba saja aku ingin kemari. Apa mungkin kita berjodoh?"

Sharin tidak menjawab pertanyaan Lucas , ia hanya menunduk sambil memainkan jempolnya. Melihat hal itu Lucas meraih tangan Sherin dan ia genggam dengan erat. Sedangkan wanita itu hanya menatap Lucas dengan terkejut.

"A...apa y...ang .... "

Lucas menyentuh bibir Sherin dengan telunjuknya. "Uussttt , aku hanya ingin seperti ini. Oh ya apa bisa kita bicara sebentar?"

Sharin hanya mengangguk pelan.

"Aku minta maaf" Lucas mengatur nafasnya.

"A.. aku tau dulu adalah hal yang paling bodoh bagiku. Aku menyesal." Ucapnya lirih. Lucas menunduk merasa malu dengan Sherin. Ia benar benar merasa menyesal.

Sharin mengelus lengan Lucas dengan lembut. Ia tersenyum tulus dan entah apa yang ada di fikirannya , Sharin memeluk Lucas dengan erat.

Rasa rindu yang ia pendam beberapa hari yang lalu terbalaskan. Tak ada penyesalan sama sekali di benaknya. Yang awalnya ia memikirkan Rehan kini sudah hilang.

Lucas membenamkan wajahnya di lekukan leher Sherin. Tangannya yang awalnya hanya sekedar menyentuh Sharin kini ia berani memeluk Sharin dengan erat.

***

Sharin menuju apartemennya dengan gembira , ia bersenandung sambil berjalan. Hari ini merupakan hari yang indah untuknya. Hubungannya dengan Lucas sudah membaik dan bahkan besok , ia akan bertemu lagi dengan Lucas.

Ketika Sherin membuka pintu , tercium aroma makanan. Ia bingung siapa yang ada di dalam.

Sharin berjalan menuju pantry dan melihat seorang laki laki tinggi mengenakan kemeja berwarna biru tua berdiri di depan meja , memunggunginya. Ia menata makanan itu dengan rapi , tanpa menyadari kedatangan Sherin.

Sharin tersenyum menatap Rehan dari belakang. Ia melangkah dengan pelan, tapi suara ketukan sepatunya menyadarkan laki laki itu. Rehan memutar badannya dan tersenyum ke Sherin.

"Haii" ucap Rehan lembut.

Sherin tak menjawab pertanyaan Rehan, ia tetap berjalan mendekati Rehan dan ketika ia sudah di depan laki laki itu , Sherin berjinjit memeluk leher Rehan.

"Maafkan aku Re"

Rehan mengelus rambut Sharin. Ia mencium pelipis wanitanya dengan penuh perasaan. Seharusnya ia yang meminta maaf , tidak seharusnya ia meragukan perasaan Sherin.

Wajar saja ia belum bisa melupakan Lucas.

"Tidak. Seharusnya aku yang minta maaf Errin. Seharusnya aku percaya sama kamu bukannya meragukanmu. Aku yakin kamu berusaha semampumu untuk melupakan Lucas bukan?"

Mendengar perkataan Rehan , Sherin tercengang. Ia sudah berkhianat. Ia berhubungan lagi dengan Lucas. Bahkan mereka sudah merencanakan sesuatu besok.

Rehan melepas pelukan Sherin

"Sherin , kamu kenapa emm?"

"Ahh?? Tidak Re. Kamu masak apa? Kenapa tidak memberitahuku jika datang? Jadinya kita bisa memasak bersama. "

"Aku ingin memberikan kejutan sayang. Ya uda kamu mandi dulu , aku akan siapkan semuanya."

***

Rehan memainkan jemarinya di atas keyboard laptopnya. Sambil menunggu Sherin yang masih mandi , ia mengerjakan berkas berkas yang harus di presentasikan besok pagi.

Kegiatan hari ini sangat menguras tenaga dan fikirannya. Semua terasa berat untuknya , dari masalah pribadi maupun madalah di kantornya.

Ketika Rehan dengan serius pada laptopnya , Sherin datang dan duduk di samping Rehan sambil memeluk pinggang laki laki itu.

Rehan menatap Sherin sambil tersenyum , ia meletakkan laptopnya di samping sofa yang berlawanan dengan Sherin.

"Ada apa? Kamu lapar?"

Sherin mengangguk. Laki laki itu melepaskan pelukkan Sharin dari pinggangnya dan ingin membawa wanitanya ke pantry , tp yang Sherin lakukan tambah mengeratkan pelukkannya.

"Jangan pergi"

"Apa yang kamu katakan emm?? Aku tidak akan pergi. Kamu pasti kelelahan. Lebih baik kita makan dulu , setelah itu istirahat."


malam guys. Sorry nih thoour lama updt nya. Tugas numpuk. Bikin otaknya thoour pungin pecah. Gurunya kasi tugas pada ga bisa di tawar.

Ya sudah lupakan tentang itu.

Gimana nih sma Sherin? Plin plan banget yah , thoour smpe kesel sama ini cew.

Gimana sama ceritanya

1. Tambah gaje??
Memang

2. Kependekan ??
Memang

3. Ngebosenin??
Itu kalian sendiri yang tahu hehe

Khayalannya thoour mentok sampe situ. Ga tau mau buat apa. Sebenarnya thoour ga mau updt skrg. Tapi kalo di hitung hitung uda lama thoour ga updt. Takutnya para readers lupa sma jalan ceritanya. Kan kasian kalo ngulang dari awal bacanya. ( kalau ada yg mau baca cerita thoour)

Untuk sekrg mungkin thoour bakalan updt nya lama. Tapi thoour usahain ga terlalu lama juga sih hehe...

You're Mine (Affair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang