Part 17

6K 180 12
                                    

Yee thoour datang.

So happy reading and typo bertebaran


Sharin menatap jendela dengan sendu. Seakan yang ada di balik jendela itu lrbih menarik dari pada Aldo. Sedangkan laki laki itu nenatap Sherin dengan sedih. Ia bingung harus memulai dari mana. Ia tidak sengaja melakukan hal tersebut.

Aldo mengacak rambutnya dengan kesal. Berkali kali ia membuka bibirnya dan berkali kali juga ia menutup. Bingung harus melakukan apa.

"Maaf" ucapnya lirih

"Bukan... seharusnya kakak mengatakannya bukan sama aku. Tapi Chika. Tahukah kak Chika itu sahabat yang paling aku sayangi. Jika ada yang menyakitinya , berarti aku juga yang tersakiti."

"Kakak tahu Sherin. Kakak tahu. Ini benar benar di luar dugaanku. Tiba tiba saja wanita itu menyerangku"

"cih , tapi sepertinya Kau menikmatinya. Sudah lah terserahmu saja. Tapi, jika Kau ingin melakukan hal itu lebih baik putuskan hubunganmu dengan Chika." Sharin menekan kata Kau dengan tajam

Ketika wanita itu ingin beranjak dari duduknya Aldo sudah mendorong bahu Sharin. Ia membungkukkan badannya. Mata mereka saling bertemu.

"Kakak sayang Chila Errin. Tidak mungkin kakak memutuskannya. Kakak bisa mati jika dia tidak ada di sisi kakak. Oke kakak salah. Kakak khilaf. Kakak mohon maafkan kakak. Dengarkan kakak dulu kenapa ini bisa terjadi. "

Sharin menganggukkan kepalanya. Ia menepis pelan tangan Aldo. Laki laki itu hanya menarik nafasnya.

Flashback

"Nanti kamu ada acara?" Tanya Chika dengan lembut

Aldo mengambil handphonenya dan melihat jadwalnya hari ini. Ketika apa yang di carinya sudah dapat ia menaruh kembali di saku celana.

"Bagaimana?"

"Aku ada meeting di dekat apartemen Rehan."

Yang awalnya Chika duduk tegap kini ia membungkuk karena kecewa dengan jawaban Aldo. Melihat hal itu Aldo merubah posisi duduknya yang tadinya di depan Chika kini ia berada di sebelah wanitanya.

Mengelus puncak kepala Chika.

"Weekend nanti ya say. Kakak kerja kan untuk kita juga. Lagian lagu beberapa minggu kita kan udah tunangan."

Air mata Chika perlahan jatuh. Memang benar Aldo kerja untuk Chika. Tapi bukan ini yang di inginkan Chika. Ia hanya perhatian Aldo bukan uangnya.

"Apa aku di matamu wanita yang tergila gila dengan uang?" Tanyanya

Aldo menghapus air mata Chika dengan gusar. Bukan ini yang di maksud Aldo sebenarnya. Pemikiran sepasang kekasih ini sangat bertolak belakang akhir akhir ini.

"Bu.. bukan begitu sayng. Aku tidak menganggapmu seperti itu ta...."

"Ia kakak menganggapnya seperti itu. Memang aku senang memiliki calon suami yang mapan aku juga tidak munafik kak. Tapi itu hanya khayalan aku. Yang aku inginkan sekarang itu kakak bukan uang. Lagi pula jika masalah uang kita bisa cari versama kak. Aku hanha ingin perhatian kakak aku hanya ingin kakak ada di saat aku lagi butuh akak dan di saat kakak bituh aku. Itu saja kak."

Aldo memeluk Chika drngan erat. Namun Chika dengan cepat melepasnya. Ia pergi mebinggalkan Aldo sambil menangis. Alfo tidak mengejarnya mungkin wanita itu perlu sendiri.

***

Di cafe dekat apartemen Rehan kini Aldo berada. Tiba tiba ada yang menyapa nya dati samping.

"Mr. Aldo?"

Aldo menengok kesamping.

"Miss. Hanna? Silakan duduk. Saya sudah memesankan anda. Maaf saya lancang."

Wanita itu tertawa renyah.

Satu jam mereka berbincang dan kadang mereka bercanda gurau. Ternyata Hanna merupakan wanita yang sangat humoris. Aldo melupakan pertengakaran yang tadi bersama Chika.

Ketika Aldo ingin mengambil minum di dekat Hanna tidak srngaja tangannya menyenggol minuman Hanna hingga terkena pakaiannya. Aldo merasa bersalah , ia membawa wanita itu ke apartemen Rehan. Ia berfikir mungkin saja ada baju Sherin yang tertinggal di sana.

Sesampainya Aldo meminta Hanna masuk ke kamar Rehan dan memberikan pakaian itu. Ketika laki laki itu jngjn pergi Hanna menarik pergelangan tangan Aldo dan tanpa permisi ia melumat bibir laki laki itu.

Aldo terkejut atas serangan Hanna. Awalbya ia tidak membalas tapi Hanna tidak menyerah ia menggit bibir Aldo sehingga membuka mulutnya.

Aldo larut dalam ciuman tersebut. Ia memeluk pinggang Hanna sambil mendesah.

"Chika. Chika" ucapnya

Hanna tidak menanggapi perkataan Aldo.

Entah sejak kapan merela berpagutan sehingga membuat baju yang Hanna kenakan sudab tak rapi sperti tadi dan kini ia duduk di pangkuan Aldo."

Flashback End
Sherin mengatur nafasnya. Ia tidak tahu harus berkata apa.

"Ya aku maafin kak. Tapi kakk harus menceritakannya kepada Chika. Aku tidak mau jalang itu merusak semuanya. Aku yakin Chika kecewa tapi jika dia tau dari orang lain aku tidak menjamin jika ia akan memutuskan pertunabgan kalian."




hai thoour datang membawa next part. Ada yang nunggu part 16? Hahah

Btw gmna kabar kalian semua semoga sehat sehat aja.

Heheh basa basi dikit tapi kelewat basi haha...

Semoga kalian suka sama part ini walaupun gaje banget.

Dan thoout ga pernah bosen bilang minta votmntnya guys. Satu votment itu berarti bagi thoour. Karena itu sebagai penyemangat untuk thoour. Hehe


You're Mine (Affair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang