Riuh penonton cukup memekakan telinga, tribun gelanggang olahraga kebanggaan kota ini telah penuh sesak oleh para siswa siswi SMA yang hadir mendukung kontingen basket yang akan bertanding bertaruh nama SMA mereka disini.
Tribun yang ditempati siswa-siswi SMA Kusuma Bangsa -sekolah Amy- didominasi warna biru, warna kebanggaan sekolah mereka, warna yang menggambarkan wibawa.
Begitupun jersey tim basket SMA mereka juga didominasi warna biru beraksen kuning.
-
Hari ini jadwal pertandingan tim basket SMA Kusuma Bangsa, melawan SMA Merah Putih, memperebutkan trophy bergilir Major Cup.
Para gadis pemandu sorak sudah mulai unjuk kebolehan, mereka melompat-lompat dan sesekali meneriakkan kalimat penyemangat untuk tim basket SMA masing-masing.
-
Peluit panjang bergema nyaring, pertandingan pun dimulai. Dengan konsentrasi penuh para pemain mulai melempar bola mati kemudian mendribble dan saling berebut bola.
Tak biasanya SMA Kusuma Bangsa dan SMA Merah Putih saling bertanding di babak penyisihan, biasanya mereka mulai bertemu di semi final. Dan SMA Merah Putih sudah terkenal sebagai juara bertahan di ajang Major Cup selama empat kali berturut-turut. Itu yang membuat Ray dan timnya memforsir latihan fisik mereka.
Bukan sebuah keberuntungan bertemu SMA Merah Putih di babak penyisihan, hal itu membuat peluang untuk merebut Major Cup perlahan kandas.
-
Ray mendengus, beberapa kali tubuhnya terhuyung sebagai reaksi dari dorongan pemain tim lawan.
Ia harus berkonsentrasi penuh pada pertandingan, almamater sekolahnya sedang dipertaruhkan.
♧♧♧
Jam yang tergantung di dinding ruang makan keluarga Amy sudah menunjukkan pukul tujuh malam, itu berarti tamu yang sangat ditunggu Ayah dan Ibu Amy akan datang beberapa saat lagi.
Amy dan kakaknya sedang menyusun peralatan makan malam di meja makan.
Malam ini keluarganya akan kedatangan tamu. Lebih tepatnya Ayahnya mengundang temannya sekeluarga untuk makan malam di rumah mereka.
'tingtungtingtung'
Benar dugaan Amy, mereka datang. Untung semuanya telah selesai dipersiapkan.
Amy bergegas membukakan pintu untuk mempersilahkan mereka masuk.
Sesaat ia tertegun, ia merasa sangat mengenal wajah seseorang yang tengah berdiri di depannya, berbalut kemeja violet polos dengan paduan blazer hitam.
Sedetik kemudian ia tersadar dan mempersilahkan mereka masuk.
"Om, Tante, mari silahkan masuk. Saya panggil, Ayah sama Ibu dulu." Ujar Amy.
Setelah mereka duduk di ruang tamu, Amy memanggil Ayah dan Ibu di kamar atas untuk segera turun menemui mereka.
-
"Oh, Surya apa kabar? Lama banget kita nggak ketemu." Ujar Ayah Amy sambil memeluk seseorang yang dia panggil Surya.
"Iya Rud, seneng banget bisa reunian gini, pas kita udah pada mapan." Ujar Om Surya
"Ana, udah lama banget ya nggak ketemu, kita terakhir kali ketemu pas, Via masih umur dua tahun." Ujar Ibu Amy memeluk istri Om Surya yang bernama Ana.
"Iya Va, udah gak bisa sering sering ngerumpi lagi." Kelakar tante Ana.
"Kita langsung ke ruang makan aja yuk biar lebih enak." Ujar Ibu Amy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Other Sides
Teen FictionHanya sepenggal kisah tentang Amy. Tentang gadis 16 tahun yang baru merasakan jatuh cinta dan patah hati untuk pertamakalinya. Tentang Amy, gadis 16 tahun yang memiliki banyak sisi lain yang tak pernah ia ungkapkan. Tapi bagaimana jika perasaan dan...