Part 2

903 36 7
                                    

"Welcome to our club!" Seru Sari sambil menepuk punggung Jerry. Hilman, Robby dan yang lainnya ikut2 mendekati Jerry dan memberi salam persahabatan, entah itu dengan menepuk punggung atau menyalami tangan Jerry.

"Wow, thanks man. Gue merasa disambut banget," ujar Jerry malu

"Well, di sini memang gitu, Jer. Nggak ada lagi perbedaan bro. Kita semua satu. Lu tau kan, kita di sini nggak dibodohkan oleh kefanatikan yang palsu," jawab Hilman santai

"God is dead man, you know?" Ujar Robby sambil mengacungkan telunjuknya ke udara, "Nietzche."

"Yup... gue harap bisa belajar banyak dari kalian di klub ini. Jujur, gue pemula. Dan gue ingin mencari kebenaran. Gue nggak bilang selamanya gue bakal atheis. Tapi sekarang, gue memutuskan untuk jadi bagian dari kalian, sampai gue menemukan kebenaran yang sesungguhnya," jelas Jerry

"It's okay, kita semua memang lagi nyari kebenaran kok," ujar Sari, "tapi, entah kenapa bagian dalam diri gue yang terbesar mengatakan: kebenaran itu ada, tapi kebenaran itu bukan Tuhan. Karena Tuhan itu nggak pernah ada, man." Sari menggeleng2 pasrah

"Yupp, semua cuma ciptaan orang2 yang 'katanya' menyembah Tuhan. Ada yang menggambarkan Tuhan dengan sosok yg seperti A, tapi di sisi lain ada yg menggambarkan dia sosok B. Jadi buat gue, Tuhan itu nggak lebih dari icon yg diciptakan manusia untuk disembah. Karena manusia memang selalu nyari sesuatu yg lebih tinggi utk disembah," jelas Hilman

"That's right man. Oleh sebab itu gue prefer mencari kebenaran lewat ilmu pengetahuan daripada gue ikut2an bego nyiptain sosok imajinatif.. named God," jawab Jerry, "so, let's start our discussion right now!"

"We are already start brooo!!" Jawab Robby. Mereka semua tertawa.

Entah kenapa Jerry merasa sangat diterima di komunitas ini... komunitas atheis. Rasanya komunitas ini beda sama komunitas rohani di kampus atau gerejanya... yang selalu memiliki strata "rohani" untuk dibanggakan. Merasa lebih rohani daripada yg lain. Merasa lebih dekat sama Tuhan daripada yang lain. Merasa lebih berhak masuk surga daripada yang lain. Sedangkan di sini, semuanya sama. Mereka adalah Para Pencari Kebenaran.

Pacarku Seorang AtheisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang