Part 6

529 36 1
                                    

"Jer, my bro, kok ngelamun aja sih?" Tegur Hilman selesai diskusi klub pada malam itu, "nggak biasa2nya lu diem aja alias pasif kalo lagi discuss?"

Jerry menghela napas. Ia menyeka wajahnya dengan punggung tangan. Memang hatinya sedang tidak karuan sekarang, dan ia tidak mood untuk berdiskusi walaupun diskusi itu sangat menarik.

"Sorry Man, gue lagi galau nih, stress abis," jawab Jerry lemas

"Tell me your story my bro! Sebenernya ada apa sih?" Desak Hilman

"Hmm.. itu... pacar gue.. si Lia. Kemarin dia mutusin gue," ujar Jerry sedih, "karena gue atheis."

Hilman menggeleng2, ia menepuk bahu Jerry, "sudahlah man, itu emang resiko. Nggak semua orang bisa nerima keputusan kita buat jadi atheis. Apalagi di negri ini. Gue ngerti bro apa yang lu rasain..."

"Masalahnya..." ujar Jerry pelan, "gue masih cinta sama dia bro. Gue tau dia juga. Cuma ya itu. Susah. Bokapnya pendeta."

Hilman menghela napas. Ia menatap Jerry dalam2, "kalo lu uda mutusin ikut jalan kita, lu harus mencari seseorang yang bener2 ngerti keputusan lo itu. Kalo perlu, cari yang sepaham ama kita."

Jerry mengangguk-angguk, tapi hatinya masih terasa pedih. Ia tau bahwa tak semudah itu menemukan wanita seperti Lia. Baik, manis, lembut, polos... Ah, mendadak Jerry merindukan gurauan2 kecil Lia yang simple. Yes, I love her because she is so simple, bisik Jerry dalam hati. Mendadak ia merasa gamang.

Pacarku Seorang AtheisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang