Part 18

427 29 6
                                    

"Bagaimana kamu tahu bahwa Kristen yang benar?" tembak Jerry pada Josh keesokan harinya.

"Hmm, bagaimana kalau kita duduk dulu? Kayaknya diskusi ini bakal agak panjang," ajak Josh.

"Oke.. " jawab Jerry, menyadari betapa bersemangat dirinya.

"Jadi begini. Aku punya alasan mengapa aku memilih Kristen. Pertama, kamu harus tahu dulu bahwa aku sudah sempat mencicipi beberapa agama sebelum benar2 masuk dalam Kekristenan. Tapi di antara semuanya, aku mendapat jawaban yang... Yah cukup logis, di mana aku bisa benar2 memilih Kristen sebagai agamaku."

"Logis? Kenapa dulu di gereja aku hanya mendengar para pendeta menyuruh jemaatnya beriman? Sangat jarang yang menyuruh kami beragama dengan logika... "

"Asal kamu tau, Jer. Kristen itu agama paling logis. Tapi di sisi lain, Kristen juga adalah agama yang universal. Bukan hanya agama untuk orang2 pandai, tapi menyentuh semua kalangan..." jelas Josh.

"Oke, coba kamu jelaskan padaku... "

"Pertama, Kristen logis karena ada sosok Allah Tritunggal," ujar Josh.

"Apa?? Bukankah justru itu yang menjadi perdebatan selama ini?? Satu tapi tiga, tiga tapi satu?"

"Tritunggal bisa dijelaskan begini. Satu esensi, tiga pribadi. Pribadinya berbeda, tapi esensinya satu, yaitu Allah. Kenapa Tritunggal membuat Kristen logis? Begini. Logikanya, sosok Allah haruslah Allah yang independen, tidak bergantung pada ciptaan. Tapi di sisi lain, Dia juga harus mahakasih dan berelasi dengan ciptaanNya. Tritunggal menjawab itu semua. Allah Tritunggal berelasi dalam diriNya sendiri. Bapa mengasihi Anak, Anak mengasihi Roh Kudus, dan demikian juga sebaliknya. Dalam relasi itu, Ia tidak membutuhkan obyek lain untuk dikasihi, maka kita bisa berkata Ia menciptakan dunia ini BUKAN karena Ia butuh obyek untuk dikasihi. Dalam hal ini Ia independen dan tidak membutuhkan siapapun. Tetapi toh, Ia menciptakan dunia juga, bukan karena butuh obyek untuk dikasihi, tetapi karena Ia ingin membagi kasih Tritunggal itu pada manusia. Di sinilah Allah adalah Allah yang mahakasih!" jelas Josh panjang lebar.

"Wow... Aku... Aku nggak nyangka bisa mendengar penjelasan ini... " jawab Jerry bingung.

"Hehe... Oh ya, satu lagi Jer! By the way, kamu tau nggak mengapa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial?" tanya Josh.

"Karena manusia saling membutuhkan?"

"Iya, tapi mengapa?"

"Hmm.. Entahlah. Memangnya apa jawabannya?"

"Karena Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya seperti di Kejadian 1:26. Ingat, Allah adalah Allah yang Tritunggal, dan Ia bersosial dalam DiriNya sendiri. Bapa mengasihi Anak, Roh kudus, dan seterusnya. Singkatnya, Allah adalah Allah yang sosial. Itu sebabnya Ia juga menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Ini dasar dari semua ilmu sosial manapun. Penciptaan."

"Wow. WOW."
Jerry masih terkesima, tetapi tiba2 terdengar tepuk tangan yang keras mendekati mereka. Jerry menoleh. Ternyata Hilman.

Hilman menyeringai sambil terus bertepuk tangan.

"Hebat, hebat... Anggota klub ateis sekarang berguru pada orang Kristen! Sebuah kemunduran yang tragis!" ujar Hilman sinis.

"Man, kamu harus denger penjelasannya. Penjelasannya sungguh luar biasa," ajak Jerry.

"Maaf ya, aku tidak punya waktu untuk bicara soal agama. Tapi... Aku punya waktu untuk mengadakan debat terbuka."

"Apa maksudmu?" tanya Jerry.

"Aku menantangmu, bersama teman barumu ini untuk mengadakan debat terbuka di kampus ini soal agama versus filsafat dan sains."

"Kurasa itu bukan ide yang bagus," sela Josh.

"Kenapa? Kau takut?"

"Bukan takut. Tapi untuk apa??" ujar Josh kesal.

"Bukankah kamu ingin banyak mahasiswa di sini mendengar penjelasanmu tentang Tuhan? Well, di sinilah tempatnya. Berdebatlah dengan kami. Jika kamu menang, maka kami tidak akan mengganggumu lagi. Tapi kalau kamu kalah... Jerry harus kembali pada kami. Bagaimana?" tantang Hilman.

"Man, kurasa ini kekanak-kanakan. Buat apa sih!" protes Jerry.

"Aku tidak bisa menjawab tantanganmu sekarang. Berikan aku waktu untuk berpikir," ujar Josh.

"Baiklah, tapi ingat. Jika kamu tidak berani, maka selamanya kami akan menganggap mu pecundang! Hahahaha... " Hilman meninggalkan mereka sambil tertawa.

"Josh, kurasa ini bukan ide yang bagus. Hilman itu bukan orang sembarangan. Dia... Dia jenius," bisik Jerry.

Josh menggeleng, "biar aku pikirkan dulu semuanya, Jer..."

"Baiklah. Aku minta maaf sudah membawamu ke kondisi yang sulit, Josh... "

Josh hanya terdiam. Haruskah ia meladeni tantangan Hilman dan kawan2nya?

Pacarku Seorang AtheisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang