"Aku dan kau harus berlomba untuk peringkat teratas. Jika diantara kita ada yang kalah, harus menuruti apapun permintaan yang menang,"
Perkataan itulah yang masih berngiang ditelinga Naruto.
Dia masih standby diem di meja belajarnya.
"Aku pasti bisa!! Come on Naruto..... focus...." gumamnya. Kemudian dia pun mulai membuka lembaran buku halaman demi halaman.
Namun....
Tok..tok..tok...
"Ck, siapa?!" teriak Naruto sedikit kesal.
"Naruto, kau belum makan malam!! Sedang apa kau di kamar?!!" jawab orang yang mengetuk keras pintu kamar Naruto.
Dengan malasnya Naruto melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.
Cklekk...
"Ada apa Kaa-san?"
Pletakk.....
Satu jitakan sang ibu mendarat di kepala Naruto.
"Aw.... ittai, ttebayo!!!" gumam Naruto sambil mengelus kepalanya yang sakit.
"Kau ini!! Jangan memasang wajah bodoh seperti itu, ttebane!!" teriak Kaa-san Naruto gak lupa ya rambutnya ngelayang-layang kaya di canon. Kushina gitu lho... (^O^)
Akhirnya, sang ibu ceramah akbar sama si Naruto. Eh parahnya yang diceramahin malah nyengir sambil garuk-garuk tengkuknya.
Otomatis bikin sang ibu naik darah lagi. Aduh.. Naruto... Naruto....
Jdduuaaakk.......
Pukulan maut meluncur..............
.
Mendengar ribut-ribut itu membuat sang ayah menjadi menyusul ibu dan anak itu.
"Ada apa ini berisik sekali?!" ujar sang ayah, Minato.
"E-eh, sayang......" kata Kushina sedikit terbata, dia pun nyengir.
Minato malah menaikkan sebelah alisnya.
"Kaa-san, Tou-san.... aku tadi lagi belajar. 'Kan bentar lagi mau ujian, eh.. tiba-tiba Kaa-san datang nyeramahin, dikasih 'bonus' juga," jelas Naruto.
Sontak bikin Kushina nyengir bodoh.
"Kenapa gak bilang, ttebane!" ujar Kushina.
"Mau ngejelasin gimana, Kaa-sannya ngomong terus sih...."
"Sudah...sudah, lebih baik kita makan malam dulu. Otakmu juga perlu nutrisi, Naruto." ujar Minato dengan senyuman khasnya. Kalian tau kan??? (^_^)
Mereka bertiga pun turun tangga dan menuju meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PKN (Pemilihan Kekasih untuk Naruto)
RomancePara fansgirl Naruto selalu genit padanya, namun Naruto sama sekali tak tertarik pada satu orangpun. Kalo bukan karena taruhan dengan Sasuke, dia tidak akan mau memiliki kekasih. . . Hingga pada akhirnya sebuah taruhan itu membuat Naruto sadar bahwa...