7: Complicated Love

8.3K 457 10
                                    

Alooo heheh
Balik lagi nih, semoga gak bosen yaq.
Yauda langsung aja yuk bacaa cus. Happy reading!❤

"LYRAAAA!!", teriak nyokap gue dari lantai bawah. Gue mendengus kesal tanpa bergerak sedikitpun. Gue sudah bangun karena teriakan barusan, tapi gue tidak bergeming. Tepatnya, gue sedang mengumpulkan nyawa.

"LYRAAAAAA!!", teriak nyokap lebih dahsyat lagi dari sebelumnya. Kenceng banget sob, gokil.

Gue langsung duduk tanpa membuka mata gue. Gue menguap lalu mengacak-acak rambut gue geregetan. Arghh apa lagi sih ini.

"LYRAAAAA!! IQBAAL NELPON!!!"

Hah? Iqbaal? Teriakan nyokap yang ketiga ini berhasil membuat mata gue terbuka lebar. Gue langsung turun dari tempat tidur gue tanpa melihat jam dinding lalu berlari ke bawah.

Gue langsung menempelkan gagang telepon yang ditaruh nyokap di atas meja makan itu ke telinga kanan gue. (ceritanya telepon yang gaada kabelnya gitu yak yang kayak henpon)

"Halo?!", sapa gue masih ngos-ngosan.

Ini percakapannya:

Iqbaal: lama ih
Lyra: maaf maaf, sekarang jam berapa sih?
Iqbaal: jam 10
Lyra: HAH?!
Iqbaal: lah kenapa?
Lyra: MASIH JAM 10 KAMU NGAPAIN NELPON?
Iqbaal: ya abisnya di line ga dibales bales, kebo sih kamu
Lyra: harusnya aku masih tidur tau ga sekarang!
Iqbaal: yaudah yaudah, kan udah terlanjur, aku jemput sekarang deh
Lyra: hah?
Iqbaal: kamu mandi sana, kalo udah selesai langsung line aku ya
Lyra: iya iya oke
Iqbaal: yaudah bye sayaang
Lyra: byeee

Klik
Gue menekan tombol merah untuk memutuskan sambungan telepon dengan Iqbaal. Gue menaruhnya kembali ke atas meja makan lalu berjalan lemas ke atas. Ngantukkk sob!

"Ma aku mau pergi ya", izin gue ke nyokap yang sedang memasak sambil berjalan menaiki tangga.

"Sama Iqbaal?", tanya nyokap. Gue hanya berdehem lalu melanjutkan perjalanan(?) gue ke atas. Ke kamar mandi yang letaknya persis di sebelah kanan kamar gue.

Tek
Gue mencabut colokan hairdryer gue dari stopkontak lalu merapikan rambut gue sedikit. Gue sedang duduk di hadapan cermin meja rias gue yang berada tepat di samping kiri kasur gue.

Gue sudah selesai mandi, berganti baju, memoles wajah gue dengan bedak (yap, hanya bedak), dan mengeringkan rambut gue. Ya emang gue rada aneh. Ganti baju dulu baru keringin rambut. Au ah! Mau mau gue aja lah:') Gue mengenakan tank top jack daniels berwarna putih yang dipadukan dengan kemeja denim yang tidak dikancing, celana sepaha berwarna pink hampir menuju oranye, serta tas kecil dan sneakers putih yang selaras warnanya yang akan gue kenakan nanti.

Setelah gue rasa cukup rapi, gue meraih iPhone yang gue letakkan di atas meja rias di hadapan gue. Gue membuka aplikasi line dan mulai mengetik.

Lyraak: Udah siaap! Cus 11.08

15 menit berlalu, yang gue tunggu-tunggu akhirnya datang. Gue mendengar bunyi klakson mobil yang ditekan dua kali. Dan pasti itu Iqbaal. Ya mau siapa lagi?

Gue bergegas memasukkan iPhone gue ke dalam tas kecil yang sudah gue isi dengan dompet lalu mengaitkannya di pundak kanan gue kemudian turun ke bawah.

"Ma, aku pergi!", pamit gue ke nyokap gue yang masih sibuk memasak lalu berjalan keluar rumah.

Di mobil, gue dan Iqbaal mengobrol, bercanda, sesekali bernyanyi mengikuti lagu yang diputar di radio.

"Wih, gede juga, Baal", ujar gue sambil menjelajahi seisi rumah Iqbaal dengan kedua mata gue. Sekarang gue baru saja masuk ke dalam rumah Iqbaal.

[1] PERI CINTAKU -idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang