Haai!
Maaaf maaaf maaf 100x atas keterlambatannya, abisnya buntu wakak, makasih juga buat Lisa Alya udah bantuin gue mikir xD"Kita udah putus kan?", tanya Iqbaal terdengar serius. Senyum gue yang sedari tadi mengembang tiba-tiba luntur. Sumpah, pertanyaannya nusuk banget. Gangerti lagi gue. Gue hanya mengangguk pelan sambil menunjukkan fake smile gue.
"Yaudah balikan yuk", ujarnya sambil menunjukkan senyum tipis andalannya.
Deg!
Mata gue membulat seketika, jantung gue tiba-tiba berdegup tidak teratur. Gue sama sekali gak nyangka dia bakal ngeluarin kata-kata itu. Gue bingung, duh, bentar lagi kayaknya gue bakal ngeluarin keringet dingin nih. Aduh, Lyra, sadar dong! Apaan sih yg gue pikirin? Udah bagus banget Iqbaal ngajak balikan, kenapa gue susah banget buat buka mulut sih? Gue harus jawab apa? Gue masih sayang sama Iqbaal, sayang banget malah. Tapi Aldi gimana? Ya emang sih gue sama dia gak ada status apa-apa, gue juga sampe sekarang sayangnya sama Iqbaal. Lah, kok gue jadi mikirin Aldi? Toh gue sama dia cuma temenan doang kan? Oke oke, santai Lyr."Hmmm", gumam gue sok-sok mikir. Iqbaal menghela nafasnya pelan. "Aku ngerti kok", ujarnya pasrah sambil memegang punggung tangan kanan gue lalu melepaskannya lagi.
"Apaan sih", ujar gue diselingi tawa. "Ya aku mau lah", lanjut gue sambil mencubit pipi kirinya.
"Serius?", tanyanya antusias sambil menggenggam tangan kanan gue yang sedang berada di pipi kirinya lalu menaruhnya di paha kirinya sambil masih menggenggamnya. *agakribetyabahasanya* *yagitulahpokoknya*
Gue hanya cengengesan melihat tingkahnya.
"Akhirnyaaa selesai juga", ujar seorang cewek yang baru saja masuk ke ruangan ini bersama 5 orang lainnya, dia Salsha. "Eh eh udah baikan nih?", lanjut Salsha setelah melihat Iqbaal sedang menggenggam tangan gue.
"Cieeee bener kan kata gue", ledek Bang Kiki.
Semuanya ikut tertawa, kecuali Aldi. Steffi pun ikut tertawa bahkan ikut meledek gue dan Iqbaal. Gue gak tau kenapa Aldi kayak gitu. Ya masa dia suka sama gue? Kan gak mungkin. Atau dia suka sama Iqbaal? Lebih gak mungkin lagi.
"Eh, gerimis ya?", tanya gue mendengar suara rintik hujan dari luar. Steffi yang berada paling dekat dengan pintu pun mengintip keluar.
"Eh iya ujan, untung Kak Pat pake tenda tuh", ujar Steffi.
"Eh sambil nunggu ujan kita main yok!", ajak Bang Kiki. Ya, dia yang selalu punya ide-ide seru dan menarik.
"Ayo ayo! Main apaan bang?", tanya Iqbaal semangat.
"Ya lepas dulu kali pegangannya, males gue ngeliatnya", jawab Bang Kiki malas.
"Iya-iya bawel ah lu bang", ujar Iqbaal sambil melepaskan genggamannya dari tangan gue.
"Kita main polisi numpang tanya aja! Gue yang nentuin kategorinya", jelas Bang Kiki. "Pada tau mainannya kan?", tanya Bang Kiki memastikan.
"Tauuu", jawab kita semua namun tidak berbarengan.
"Polisi polisi numpang tanya, sebentar, atas nama..."
Sekarang kita semua sedang duduk melingkar di lantai sambil menyanyikan permainan ini. Semuanya terlihat semangat kecuali... Aldi. Gue pengen banget nyamperin dan nanyain dia kenapa, tapi ya... ah udahlah. Mungkin cuma lagi badmood.
"Nama-nama artis Indonesia dimulai dari Salsha!", ujar Bang Kiki setengah berteriak.
"Glenn Fredly!", teriak Salsha. "Keenan Pearce!", teriak Steffi yang berada di samping kanan Salsha. "Randy Martin!", teriak Cassie kemudian mendapatkan "ciee" heboh dari kita semua. "Aliando wooo!!", teriak Amel (sangat) bersemangat. "Endy Arfian dong", ujar Endy kemudian mendapat gebukan keras dari Amel yang duduk di samping kirinya. "Agnes Monica", ujar Aldi pelan. "Pevita Pearce lah gila!", teriak Bang Kiki lebay. "Raisa!", teriak Iqbaal. Oke sekarang giliran gue. "Patrick Effendy!", teriak gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PERI CINTAKU -idr
FanfictionSaat keyakinan menghalangi cinta. Saat cinta terhambat oleh keyakinan. Saat kita mulai jatuh cinta dengan seseorang yang "berbeda" dengan kita. Rasanya bahagia, tapi aneh, sakit, semuanya bercampur menjadi satu. Akankah cinta dapat mengalahkan segal...