[Extra Part 2] New Planning

13.6K 452 12
                                    

HAI!

cie byk yg kepo sama lanjutan ekstra part PMAB ya? cie geregeta akunya jadi geregetan /y.

hohoho maap ya author lagi sibukz sama dd emez jadi ssh deh mencari waktu untuk nulis yg tepat.

oke deh dr pd dengerin curcolan author yg gaje ini...

happy reading aja buat kalian!

Revan POV

Sebulan sudah hubunganku dengan Nadia sedikit merengang. Aku tahu aku terkesan plin-plan aku bilang aku tak mau kehadrian anak lagi. Tapi kenapa hariku tergerak saat aku memandangi Vina anak kedua Dikta dan Vania rasanya aku goyah dengan keputusanku yang tak menginginkan kehadiran anak lagi.

Setiap pagi selama sebulan ini Nadia menolak untuk aku cium seperti biasanya. Bahkan kamu berdua selama sebulan ini kami tak pernah melakukan hubungan seperti biasanya. Nadia lebih banyak menghindar dariku dan berbicara seperlunya saja baik di rumah atau pun di rumah sakit sekali pun. Sungguh aku tersiksa dengan keadaan seperti ini. dan selama sebulan ini Nadia menolak berangkat ke atau di jemput dari rumah sakit bersamaku dengan alasan klise 'mending kamu urusin Rafa dan Nadine aku udah gede nggak usah di atar jemput kaya anak usia lima tahun.'Nadia kenapa kamu tega mengacuhkanku seperti ini?

Yang parahnya lagi, selama sebulan ini Nadia tak pernah tidur bersamaku seperti biasanya. Ia memilih menghindar dariku dan tidur di kamar anak keduaku, Nadine. Rasanya benar-benar tersiksa tidak pernah berhubungan dengan Nadia selama sebulan ini. untung aku nggak suka jajan di luar. Coba kalau seperti pria-pria lain setiap istri mereka tak pernah menuruti nafsu birahi mereka?

Aku memarkir mobil BMW-ku di garasi rumah. Rasanya aku benar-benar tersiksa menjalani kehidupan seperti ini. Nadia... tahukah kamu aku begitu tersiksa sehari tak berbicara denganku? Tahukah kamu sehari aku melihatmu aku merasa ada yang kurang? Tahukah kamu sehari tak mencium bibirmu aku sangat tidak bersemangat? Kamu memang benar-benar sudah menjadi racun di dalam pikiranku!

Langkah kakiku terhenti di depan pintu rumahku. Rumahku benar-benar sunyi senyap tanpa suara. Biasanya saat aku pulang Nadia, Rafa dan Nadine menyambutku dengan senyum dan tawa tapi sekarang... sangat sepi. Kenapa susana rumah begitu sepi? Apa Nadia belum pulang? Nadia... sampai kapan kita terdiam tanpa kata seperti ini? aku gila Nadia sehari tak mendengarkan suaramu serasa sewindu. Dan, sekarang sudah sebulan kamu menghindar dan berbicara denganku seperlunya, tega nian kamu membuatku tersiksa rindu yang meluap-luap ini.

"Ayah!" seru suara seorang anak kecil. Kedua mataku terfokus dengan seorang anak perempuan dengan rambut hitam panjang nan lurus yang sedang berlari kearahku, itu Nadine anak keduaku. Dia begitu mirip dengan Nadia secara fisik tetapi dia mewarisi sebagian sifatku hanya satu sifat Nadia yang ia warisi, bawel. sedangkan Rafa anak pertamaku secara fisik ia mirip denganku tapi hampir semua sifatnya mirip dengan Nadia. Walau bukan Nadia yang menyambutku tapi, si kloning Nadia ini sudah cukup mengatasi rinduku dengannya.

Aku langsung mengendong tubuh mungil Nadine, terlihat Nadine begitu senang seolah-olah ia sudah lama tak pernah bertemu denganku. Astaga kenapa Nadine bertambah berat ya semakin hari?

"Halo, anak ayah gimana harimu sayang?" sapaku seperti biasa. "Gimana sekolahnya?"

Nadie mencium pipi kananku. "Selalu baik dong ayah."

"Aduh, anak ayah sekarang genit ni cium-cium ayahnya." Ledekku. "Nanti nda cemburu loh!"

"Bunda cemburu?" Nadine menaikan alis hitamnya yang lebat persisi seperti Nadia saat ia merasa heran.

"Iya." Aku mengangguk "Kalo nda ngambek liat Nadine genit sama ayah.. nanti bunda nggak mau kasih permen kapas loh sama nda."

"Masa si?"

Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang