pie reading!
--
Nadia
Ulang tahun Revan tiba, aku berusaha memberikan kejutan kecil saat tengah malam. Bersama dengan Elena kami membuat pesta kecil-kecilan di rumah. Sebuah kue ulang tahun yang sudah jauh-jauh hari aku pesan di toko kue langananku. Saat aku memberikan kejutan kecil dengan Revan dia nampak terkejut dengan tingkahku ini.
Pagi hari seperti biasa aku pergi ke rumah sakit bersama Revan. Sekarang, frekuensi mual di pagi hari atau orang bilang morning sickess sudah berkurang sedikit demi sedikit. Selama perjalan di dalam mobil aku dan Revan saling terdiam tak banyak bicara. Aku merasa ada sesuatu yang berubah tapi apa? beberapa minggu kemarin Revan sangat senang aku hamil tapi sekarang?
Sebuah pesan singkat masuk kedalam inbox-ku dan itu dari mama. Tumben sekali mama meng-smsku bisanya dia lebih suka menelfonku karena dia lebih suka mendengar suaraku. Mama selalu bilang suaraku itu bagaikan nyanyian bidadari dari kayangan. Astaga -_- Memangnya seindah itukah suaraku? Suaraku yang mirip anak-anak seperti ini kenapa mama selalu bilang seperti suara nyanyian bidadari -_-
Dari: Mama
Apa kabar anakku syng? Bgaimna kabar cucu mama? Apa baik-baik saja?
Dengan cekatan aku menyetuh layar sentuh ponselku dan mengetik pesan balasan untuk Mama.
Untuk: Mama
Selalu baik, mamaku sayang. Cucu mama juga baik kok he-eh. Mama apa kabar? Nenek? Delima? Apa semua sehat?
Dari: Mama
Semua sehat sayang. Kapan kamu main kerumah? Mama kangen sama kamu.
Aku terdiam memandangi layar ponselku. Astaga semua kesibukanku benar-benar menyita waktuku. Andai papa disini pasti papa akan marah besar kepadaku. Maafkan aku mama... nenek... Delima bukan aku mengabaikan kalian tapi kesibukanku yang membuat seperti ini.
"Kamu kenapa?" tanya Revan membuyarkan lamunanku.
"Eng... Eng... Enggak kok mas nggak apa-apa."
Revan menarik tanganku dan mengenggamnya erat. "Aku tau pasti kamu ada apa-apaya. Coba cerita."
Aku mengigit bibir bawahku. Hebat dia. selalu tahu apakah aku sedang berbohong atau tidak. "Mama..."
"Kenapa sama Mama?" tanya Revan
"Mama nanyain kapan kita main ke rumah."
"Kamu mau main ke rumah?"
Aku mengangguk cepat. "Mau Mas, mau banget."
"Yaudah, hari Minggu kita main ke rumah Mama ya."
#####
Revan
Hari ini aku bertambah tua lagi. Astaga aku sudah om-om sekarang. Tiga puluh enam tahun benar-benar tua sekali aku. semua orang yan aku kenal mengucapkan selama ulang tahun untukku, Mami, Papi, Elena, rekan-rekan kerjaku tak terkecuali Satya yang terlibat perkelahian denganku beberapa minggu yang lalu. Koyol si, kami berkelahi karena satu wanita. Dan wanita itu istriku sendiri.
Aku memandangi deretan fotoku dengan Nadia yang terpampang di meja kerjaku. Aku memandanginya sangat lama, ingatanku kembali disaat aku bertemu denganya dulu. Pertemuan jauh dari kata romantis dimana aku harus berebut sebuah sepatu denganya. Ya memang dia hebat, hebat membuat semua orang saat pertama kali melihatnya langsung jatuh hati. Dan beruntunglah aku memilikinya disisiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]
Romance"Ketika hati ini mulai goyah karena bayang-bayang masa lalu itu kembali, bagimanakah aku harus melangkah?" Nadia memang mencintai Revan namun di satu sisi hatinya seorang Dikta tak pernah bisa ia lepaskan begitu saja. Dikta benar-benar masih men...