[Extra part 3 -end- ] - I Get It

12K 429 28
                                    

hola~~

sang author gaje kembali!

akhirnya mood sudah kembali normal.

cie kepo sama akhir extra partnya :P

yo wes happy reading aja!

Nadia POV

Aku memicingkan kedua mataku. Tubuhku terasa sempit seolah-olah aku sedang tertidih barang berat. Ku lirik kesegala penjuru sudut ruangan ini. apa yang terjadi semalam? Kenapa aku berada di dalam kamar? Bukan kah semalam aku sedang menikmati pemandang laut di malam hari bersama Revan? Aku melirik kearah sampingku terlihar Revan sedang tertidur pulas dan memelukku erat dan.. tanpa busana jangan bilang.

"AAAAAAAAA!" teriakku spontan.

Tidak tidak jangan bilang semalam aku benar-benar melakuknya dengan Revan? Tidak tidak katakan tidak! Astaga jangan jangan aku tidak membawa pil Kb-ku bodoh bodoh! Bagaimana setelah ini... kumohon jangan sekarang aku belum siap!

Terlihat Revan menyipitkan kedua matanya, wajahnya nampak kebingungan sekaligus kaget.

"Kamu kenapa si teriak-teriak? Masih pagi." Katanya.

"Apa yang kita perbuat semalam?" tanyaku.

"Ya seperti biasa lah." Sahut Revan. "seperti suami istri pada umunya."

"Mas!" aku mencubit perutnya "Kenapa harus-."

"Aw sakit Nadia!" ringis Revan sembari mengelus perut sixpacknya itu. "Kenapa cubit-cubit si sakit tau!"

"Mas kenapa kita ngelakuin 'itu' tanpa mengaman si?" cecarku "Aku kan-."

"Ya terus kenapa?" potong Revan.

"Aku takut hamil." Aku mengigit bibirku.

"Kamu kaya perawan yang baru ngelakuin 'itu' aja. Udah punya dua anak juga kaya pengantin baru aja yang masih malu-malu kucing." Revan menarik selimut demi menutupi wajahnya. "Kita kan udah sering."

"Terus kalau aku hamil gimana?" teriakku histeris.

"Ya bagus dong." Sahut Revan.

"MAS!"

Mendengar ocehanku Revan malah semakin memelukku erat, sungguh rasanya aku sangat sesak karena tubuhnya sangat besar berbanding terbalik dengan tubuhku yang kecil.

"Kamu tuh lucu banget sumpah!" sindir Revan. "Takut hamil? Takut aku nggak tanggung jawab gitu?"

"Emm...."

"Aku suami kamu." Revan membelai rambutku "Apa yang kamu takutin?"

"Aku takut-."

"Aku nggak akan nyakitin kamu lagi." Ujar Revan lantang. "Aku nggak akan meninggalkanmu seperti dulu. Karena, untukku sekarang atau pun nanti wanita yang ada di hatiku hanya kamu, Annadia."

"Mas..."

Revan mencium puncak kepalaku. "Aku cinta kamu, Nadia. Rasanya nggak ada wanita yang pantas di hatiku selain kamu."

"Gombal." Cibirku

"Kenapa si kamu selalu aja bilang aku gombal!" dumal Revan. "Mau aku siksa lagi kamu kaya semalam."

Aku terdiam, rasanya pipiku terasa sangat panas mengingat betapa gilanya diriku dan Revan semalam suntuk itu.

Rasanya begitu nikmat setelah berbulan-bulan aku menahan semua hasrat dalam diriku ini dan akhinya aku mendapatkan semalam. Walau sejujurnya, aku merasa Revan tak pernah berubah sedikit pun setiap kali menyentuhku sama seperti delapan tahun yang lalu saat pertama kali ia menyetuhku.

Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang