Part 3 - Pertemuan Tak Terduga

18.4K 609 6
                                    

Happy reading!

--

Dikta

Pagi ini, aku terpaksa menemani ibu pergi ke rumah sakit. Aku benci rumah sakit. Aku benci dengan hal yang berbau dokter! Kenapa di dunia ini harus ada dokter? Apa si hebatnya dokter? Memang dia tuhan apa? aku benci dokter.

"Dikta," panggil ibuku saat aku melemparkan tatapan sinis dengan dokter yang lewat di hadapanku.

"Apa?"

"Udah dong, Dik. Kamu sampai kapan begini terus?"

Aku mematung. Selama hidupku... aku tetap benci yang namanya dokter! Mereka bilang mereka akan membantu semua. tapi di dokter sialan itu? oh tidak, lebih tepatnya si profesor sialan itu? mungkin tidak. Dia sendiri mencampakanku dan ibu hampir dua puluh lima tahun. aku rasa dia tak cocok menggunakan jas putih itu. dan satu hal lagi, dia tak pantas aku panggil ayah nampaknya.

Tapi... sialnya wanita yang aku cintai, harus terjebak di dunia sialan ini. Nadia, kenapa kamu harus menjadi seorang dokter si? Andai kamu tahu saat delapan tahun lalu kamu mengatakan kamu ingin masuk di falkutas kedokteran rasanya aku ingin berteriak dan mencegahnya. Tapi, apa daya aku bukan orang tuanya dan bukan siapa-siapa untuknya.

Lalu, sekarang... aku harus menerima kenyataan, dokter sialan yang bernama Revan itu merebut wanita yang aku cintai dari sisiku. Ya memang aku salah, lima tahun lalu aku meninggalkanya tiba-tiba dan lebih memilih untuk terbang ke Prancis mengambil beasiswa dari kampusku dari pada aku harus menetap di Indonesia dan bersama dia. andai waktu bisa ku ulangi lagi, mungkin aku tak akan pernah mau terbang ke Prancis dan meninggalkan Nadia sendirian di hari naas itu. pasti dia masih bersamaku saat ini.

"Aku sekalinya benci ya benci, Bu!" sahutku dingin.

"Mau sampai kapan, kamu benci Ayah kamu?" tanya ibu ragu.

"Aku akan tetap benci dengan si jas putih," kataku jijik.

"Dikta..."

Tiba-tiba seorang suster menghampiriku dan mengatakan sekarang giliran ibuku untuk masuk menemui dokter. Aku bangkit dari tempat duduku dengan ogah-ogahan. Rasanya aku ingin memohon dengan tuhan supaya para barisan orang-orang jas putih itu musnah dari dunia ini?

#####

Revan

Aku pergi ke rumah sakit dengan menggunakan taksi. Selama perjalanan perasaan kesal marah kecewa benar-benar menyelimutiku. Entah apa yang ada di pikian Raina, kenapa dia benar-benar harus mucul di hadapanku di saat aku ingin mencoba mencari seseorang yang lebih baik darinya? Sesampainya aku di rumah sakit, Terlihat sebuah pesan masuk ke dalam handphoneku Pesan itu dari Nadia.

Dari: Kurcaci Jelek

Kamu dimna? kok blm smpe jga di rumah sakit? Gimna mobilnya?

Jari jemariku dengan cekatan langsung menyetuh layar handphoneku untuk mengetik sebuah pesan.

Untuk: Kurcaci Jelek

Aku baru sampe di depan pintu masuk rumah sakit, kenapa? Gak apa-apa cuman lecet

Dari: Kurcaci Jelek

Nggak apa-apa si. Nanya doing si. Bgus lah.

Untuk: Kurcaci Jelek

Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang