part 2 - Heart Attack Time (Edit)

27.4K 773 6
                                    

happy reading!

--

Revan

Kuputuskan untuk turun dan menyantap sarapanku pagi ini karena perutku benar-benar keroncongan. Ah, bercumbu dengan Nadia pagi ini saja sudah menguras tenagaku. Nadia... Nadia... kamu memang hebat membuatku selalu lupa diri.

"Pagi, Mi!" Aku mencium pipi Mami sekilas saat aku menghampirinya di meja makan.

"Pagi, Sayang." balas Mami.

Aku berinisiatif membantu mami menyiapkan makanan pagi ini. Mami nampak bahagia karena putrinya yang telah hilang selama sepuluh tahun kini kembali ke pelukanya. Setelah Elena pergi dari rumah karena di usuir oleh papi ia kembali lagi bersama kami semua. Aku cukup senang karena adik kecilku yang hilang kini kembali pulang setelah ia puas mengapai cita-citanya, dan aku bersumpah aku tak akan menyakiti adikku lagi karena aku mendukung keputusan papi dulu.

"Papi mana?" Tanyaku.

"Papimu belum bangun," sahut mami.

Aku menarik kursi meja makan. "Dia nggak mau ketemu sama anak gadisnya apa?"

Mami mengakat kedua bahunya. "Entahlah, Mami sendiri juga bingung."

Terdengar suara hentakan langkah kaki yang menggunakan sepatu menuju arah meja makan. Dan sosok Nadia juga Elena datang menghampir kami berdua. Seperti biasa Nadia menenteng jas putihnya, tas jinjingnya dan beberapa map. Aku hanya memandanginya yang duduk di sampingku. Kenapa aku baru sadar ia jauh lebih cantik dari Raina gadis yang membuatku hancur berkeping-keping karena ia menolak mentah-mentah lamaranku? Tidak aku tak boleh goyah dengan putusanku. Raina sudah mati. Sekarang aku harus belajar mencintai Nadia tanpa bayang-bayang Raina lagi, Walau sikapnya sangat menyebalkan dan kekanakan tapi dia dua kali lebih cantik dari pada Raina dan aku tidak boleh terus di bayang-bayangi cerita masa lalu.

"Pagi Mas, pagi Mami!" Sapa Nadia ramah.

"Pagi, anak mami!" Sahut mami "Kok, lama banget si keluarnya?"

"Kita tadi ngobrol dulu," jawab Elena, "Kan ketemu temen lama."

"Temen lama?" Mami nampak tak percaya.

"Ya, kami teman satu SMA dulu!" tegas Nadia.

"Oh! Dunia sempit sekali nampaknya," gerutu Mami.

"Dan, kak Revan adalah orang yang sangat beruntung punya istri seperti Nadia!" puji Elena, "Karena, Nadia itu jaman SMA di rembutin cowok-cowok loh."

Nadia hanya tersenyum sembari rona merah muda menghiasi pipinya. Ya tuhan aku benar-benar tak berkutik jika ia seperti ini. Nadia... kenapa kamu selalu membuatku bimbang? Kenapa kamu selalu mengingatkanku dengan Raina. Argh sampai kapan ini semua? Kapan bayang-bayang Raina benar-benar mati di dalam pikiranku?

"Ah, nggak! kamu kali yang di rebutin cowok-cowok, Len," Elak Nadia

"Udah makan dulu ayo nanti Revan sama Nadia telat ke rumah sakit lagi!" tuas mami

Nadia langsung melahap roti yang telah aku siapkan untuknya dengan lahap. Aku hanya memandanginya dengan perasaan kagum. Dia benar-benar hebat membuat semua orang yang berada di sekitanya terpikat dengnya. Saat pertama kali dia menginjakan kakinya di rumah ini dia merebut hati mami dengan mudah. Berbeda dengan Raina dulu.

Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang