Part - 1 Tamu Tak Terduga

44.3K 1K 16
                                    

Hai!

berhubung byk request buat repost PMAB aku akan kabulkan malam

PMAB WILL TO POST 

tapi gak semua :P

kalau mau baca semua ya beli bukunya dengan sistem po :) #thisnotcomercial :)

yeps happy reading!

--

Nadia

Kehidupanku selama dua tahun ini berjalan dengan bahagia. Setelah selama lebih 3 tahun aku merasa bimbang dengan diriku akhirnya aku lebih memilih untuk tetap bersama Revan. Benar kata Nenek cinta itu bisa tumbuh karena terbiasa. Dan nampaknya itu mulai berlaku untukku dan Revan. Walau, sejujurnya di lubuk hatiku yang paling dalam terkadang aku merasa ragu dengan jalan yang ku pilih saat ini. Aku ragu apa aku bisa benar-benar mencintai Revan dan melupakan Dikta sepenuhnya? Sampai kapan... aku masih terus berbagi hatiku seperti ini?

"Selamat pagi," bisik Revan dengan mesra di telingaku pagi ini.

Aku memicingkan kedua mataku. Sinar mentari begitu menusuk kedalam kamarku seolah memaksaku untuk membuka kedua mataku pagi ini. "Selamat pagi... Mas," sahutku.

"Bagimana tidurmu?" tanya Revan.

"Selalu nyenyak."

Revan mendekapku dalam pelukanya, ia mencium keningku. "Nggak, mimpi buruk kan?"

"Selama sama kamu mah, nggak akan kayanya," ujarku riang.

Revan menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang dibalut lingerie dengan belah dada yang rendah. "Bagus lah, mungkin aku harus sering-sering tidur di samping kamu kali ya?"

"Jangan pernah tidur di kursi lagi!" perintahku.

"Kan udah jarang, Nad. Nggak pernah lagi malah!" tuas Revan.

Keheningan menghampiri kami berdua. Revan semakin lama semakin menyebalkan. Sikap manjanya benar-benar masih saja tidak berubah. argh kenapa dia selalu saja mendekapku seperti ini setiap pagi? Aku ini mau berangkat kerja plis -_- "Mas," panggilku.

"Apa, sayang?"

"Sampai kapan kita terus begini?" tanyaku kesal, "Aku mau pergi ke rumah sakit ni."

Revan tertawa meledek. "Ayo, kita cuti aja lah hari ini. Itung-itung program punya baby gitu."

"BABO NAMJA[1]!" aku mencubit hidung Revan, "Kamu mah! Ah, ayolah pasienku pasti udah banyak yang nungguin ni."

"Iya iya... ayo kita mandi bareng," sahut Revan.

"MAS!" aku melemparkan tatapan nanar.

"Oke aku ngalah." ia menyera, "Kamu mandi dulu gih sana. Nanti baru aku. oke?"

"Bagus!"

#####

Revan

Aku sangat bahagia dengan kehidupanku saat ini. Aku memiliki seorang istri yang lebih dari seorang malaikat. Satu hal yang begitu aku syukuri, adalah pertemuan pertama kami. Walau, bukan pertemuan yang romantis seperti di film-film roman tapi pertemuan inilah yang membuatku jatuh cinta denganya. Aku jatuh cinta dan juga terobesi dengannya sejak pertama aku menatap kedua mata cokelat tuanya yang teduh itu. Dan dia juga yang membuatku kehilangan akal sehatku melakukan segala hal demi dirinya. Mata cokelat tua yang cantik... dan... sorot kedua mata cokelat tua itu benar-benar mengingatkanku dengan kedua mata cokelat muda milik... Raina.

Proposal Making A Baby [EDISI REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang