Chapter 6

78.7K 4.1K 80
                                    

Michael membuka pintu kamar Carina sesaat setelah Elizabeth pergi dari rumahnya. Memberikan informasi tentang Kode Biru misterius yang tengah di incar oleh semua orang. Kemudian ia bertemu Stella dilantai bawah dan meminta wanita itu untuk mencari tahu apapun tentang Denia Logan. Dalam hati, Michael merasa bangga memiliki staff yang tidak hanya bisa mengurus rumahnya namun juga multifungsi. Seperti Stella yang memiliki sisi seorang hacker dalam otaknya.

"Apa kau pura pura tidur, Stella bilang kau sedang tidur." Ucap Michael mendapati Carina yang terduduk dengan selimut tersibak diatas tempat tidur.

"Dia pikir aku tidur. Aku ingin muntah lagi." Carina  berjalan menuju kamar mandi menutup mulutnya dengan satu tangan. Seolah rasa mual bisa ditahan dengan cara begitu.

"Kau ingin kopi? Tadi kau bilang kopi ketika dibawah."

Carina menggelang sambil menunduk di wastafel."Bau kopi membuatku mual."

Michael tidak merespon. Ia hanya berdiri didepan pintu memperhatikan punggung Carina.

"Kau mengenal seseorang bernama Denia Logan?"

Wanita mungil itu langsung berbalik sambil mengerutkan kening. "Pertanyaan macam apa itu."

"Jawab saja."

Carina mengangkat bahunya acuh." Ya kurasa bisa juga tidak."

Michael menarik nafas panjang pada jawaban itu. "Ya atau tidak Carina atau demi tuhan aku akan..."

"Oke cukup sudah," Carina membalikan badan menghadap Michael. Tubuh mungilnya berdiri dengan kokoh walaupun perasaan mual terus merongrong didalam tubuh. Hormon kehamilannya yang tak terkendali mengambil alih." Aku muak dengan caramu memperlakukanku seperti aku adalah orang tidak berharga. Aku gadis yang baru berumur dua puluh dua tahun dan tengah mengandung bayimu. Aku lelah, aku takut, aku dibawah tekanan dan kau semakin menekanku. Hanya hargai aku sedikit, please." Carina tidak sadar jika ia berkata dengan terengah engah seperti habis lari marathon. Air matanya jatuh, ia buru buru menyapu dengan tangan.

"Dan untuk pertanyaanmu. Tidak. Aku tidak tahu Denia Logan. Bisakah tinggalkan aku sekarang?"

Michael hanya mematuung ditempat. Setelah ledakan emosi Carina. Wanita itu berbalik lagi menghadap wastafel sambil menarik nafas. Bahunya naik turun tidak beraturan.

Faktanya, Michael tidak tahu apa apa tentang wanita hamil. Dia sama sekali memiliki pengalaman yang nol tentang itu. Bagaimana memperlakukan mereka, merawat atau menyayangi.

Ia menggeleng. Tidak menyayangi. Michael tidak berniat untu mencoba menyayangi Carina selama masa kehamilan. Ia hanya ingin bertanggung jawab atas kehidupan bayinya. Mencoba menjadi sosok ayah yang tidak pernah ia dapatkan. Michael tidak punya contoh bagaimana sosok ayah seharusnya. Dia hanya tahu peran tentang sosok seorang bos, tukang perintah dan pemaksa. Semua itu tidak terdengar seperti sosok seorang ayah.

"Aku tidak tahu bagaimana berprilaku pada wanita." Michael menaikan bahunya.

"Pergi saja dari sini, itu membantu."

"Apa kau masih merasa mual?"

Carina mengangguk."Pusing juga."

"Kau mau aku memijat lehermu atau kening?" tawar Michael. Dia hanya bersikap sopan terhadap wanita yang tengah mengandung anaknya itu, Michael menyanggah dalam kepalanya. Carina menoleh kembali menatap Michael dengan bingung.

Dia berubah dalam waktu kurang dari satu menit. Dari menyebalkan menjadi sesuatu yang tidak pernah disangka. Pria ini adalah pria yang sama meninggalkanmu seperti gelandangan di halaman kantornya dengan keadaan pingsan. Carina mengingat lagi. Ia ingin menolak namun mulutnya berkhianat. "Boleh."

One Night Stand MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang