bab 12 >>Hari yang Buruk<<

2.9K 134 1
                                    

BAB 12

>>Hari yang Buruk<<

Dalam kegelapan malam, Sherry berdiri di tengah-tengah hutan Darkforest. Entah apa yang dia lakukan di sini, bahkan dia sendiri pun juga tak tahu. Ia hanya berjalan pelan sambil memperhatikan sekelilingnya.

Angin berhembus sangat kencang, sehingga membuat ranting-ranting pepohonan saling bergesekkan dan menimbulkan suara yang membuat Sherry merasa sedikit takut. Ia menyebarkan pandangannya ke seluruh penjuru Darkforest untuk memastikan bahwa tak ada sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Apa lagi saat ini ia hanya sendiri dan tak membawa satu pun senjata.

"Apa, sih yang kulakukan di sini? Aku tak ingat kenapa aku bisa datang ke Darkforest," gerutu Sherry sambil terus berjalan untuk mencari jalan keluar karena sejak tadi ia mencari, tapi belum juga menemukan jalan untuk keluar dari Darkforest. Ini benar-benar aneh. Padahal sebagai seorang hunter, Sherry telah menghafal berbagai lokasi di Darkforest meski tak di seluruh lokasi yang dianggap para hunter sebagai zona merah atau daerah yang mungkin sangat berbahaya untuk di datangi.

"Srekk... srekk..." suara itu terus terdengar dari arah semak-semak dan ranting-ranting. Sherry semakin siaga. Ia terus mencari sumber suara itu dengan sangat hati-hati agar tak memancing vampire-vampire di Darkforest untuk keluar dan membunuhnya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Bodohnya aku yang tak membawa senjata!" gerutu Sherry sambil memukul-mukul kepalanya.

Sherry terus berjalan menyusuri Darkforest. Ia semakin mempercepat langkahnya untuk mencari jalan keluar. Meski begitu, ia tetap berhati-hati agar tak menimbulkan suara yang dapat mengundang datangnya beberapa vampire. Walau merasa takut, tapi ia mencoba untuk tetap tenang agar dapat berkonsentrasi dan siap saat ada serangan yang datang secara tiba-tiba.

"Hai, Sherry!" bisik seorang pria dari arah belakang. Namun saat Sherry menoleh, ia tak menemukan siapa pun. Karena merasa takut, ia segera berlari untuk menghindari bahaya.

"Kenapa lari?" suara itu kembali terdengar. Rasanya Sherry pernah mendengar suara ini. Hanya saja dia lupa siapa pemilik suara ini.

"Cepat lari, Sherry! Cepat lari! Jangan sampai kau mendapat masalah!" ujar Sherry dalam hati. Saat ini ia benar-benar merasa sangat ketakutan.

Tiba-tiba seseorang menarik tangan Sherry dari belakang, sehingga ia tak bisa berlari lagi. Saat ia menoleh ke belakang, Sherry tampak sangat terkejut karena melihat Zero yang sedang berdiri dengan tubuh lemas dan berlumuran darah. Jika dilihat dari lukanya yang sangat parah, sepertinya Zero baru saja mengalami sebuah pertarungan.

"A-apa yang terjadi padamu?" tanya Sherry sambil mencoba menahan tubuh Zero yang akan roboh karena kehabisan tenaga.

"C-cepat ba-wa a-ak-ku k-keluar d-dar-ri s-sini!" kata Zero dengan terputus-putus karena nafasnya terasa sesak. Sepertinya ia sedang oleh sesuatu yang sangat berbahaya.

"B-baiklah," jawab Sherry dengan wajah yang tampak panik. Segera Sherry memapah tubuh Zero. Dengan langkah cepat ia melangkah meninggalkan tempat itu untuk menghindar dari sesuatu yang sepertinya berbahaya.

"Dasar bodoh! Manusia memang bodoh!" gumam Zero sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba Sherry berhenti melangkah. Ia merasa sangat bingung dengan ucapan Zero tadi. "Apa maksud..." Sherry menghentikan kalimatnya ketika menatap Zero. Saat itu, kakinya mulai bergetar dan tak bisa bergerak karena melihat Zero menatapnya dengan raut wajah yang sangat menyeramkan. Matanya yang telah berubah warna menjadi merah seakan ingin membunuhnya.

The Hunter Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang