BAB 9
>>Siapa yang Sebenarnya Disukai?<<
Akhirnya pertarungan berakhir dan saat ini kemenangan berada di pihak hunter dan vampire. Selain itu, para hunter juga tidak mendapat luka apa pun. Mereka semua kembali ke tenda masing-masing dengan selamat. Berbeda dengan keadaan para vampire. Sebagian dari mereka mendapat luka cakaran maupun gigitan dari para Lycan. Meski begitu, para vampire juga tak akan mati ataupun menjadi Lycan karena mereka memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka yang mereka dapatkan.
Matahari mulai menampakkan wujudnya. Kini langit terlihat cerah. Burung-burung mulai berkicau menyambut datangnya pagi. Terlihat para penduduk desa barat mulai berdangan kembali ke desa setelah mendengar berita kekalahan bangsa Lycan. Tanpa membuang waktu para penduduk mulai melakukan aktivitasnya masing-masing seperti hari-hari biasanya karena masih ada banyak pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Sementara para hunter, masih belum bisa bersantai. Mereka masih harus membereskan mayat-mayat Lycan yang tergeletak begitu saja agar tidak membusuk dan menimbulkan bau yang tak sedap.
"Kenapa wajahmu pucat? Apa kau sakit?" tanya Raven pada Sherry yang saat itu sedang membantunya mengangkat mayat Lycan dan membawanya ke sebuah lubang yang telah dibuat hunter lain untuk mengubur Lycan-lycan itu.
"Entahlah, tapi aku merasa sangat pusing." Jawab Sherry.
"Kalau begitu kembalilah ke tenda!" usul Raven.
"Iya, nanti aku akan kembali." Jawab Sherry sambil tersenyum.
Raven terus memperhatikan langkah Sherry yang sejak tadi tak beraturan. Sepertinya kondisi Sherry saat ini benar-benar tidak baik. Tiba-tiba Raven menjatuhkan mayat Lycan itu hingga membuat Sherry terkejut. "Sudah kubilang kembali ke tenda, tapi kau tidak mau! Lihat! Kau jadi semakin pucat." Raven terlihat sangat kesal.
"Tapi aku..."
"Sudahlah, biar aku dan hunter lain yang mengurus semua ini."
"Baiklah."
Sherry beranjak meninggalkan Raven. Terhuyung-huyung ia berjalan pelan di bawah teriknya sinar matahari. Sebenarnya ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit di kepala yang membuatnya pusing, tapi ia berusaha bertahan agar tidak terjatuh.
"Hei, Zion!" teriak Raven dengan suara keras. Zion yang berada tak jauh darinya menoleh kearahnya. "Tolong bantu aku mengangkat Lycan ini!" seru Raven.
"Oke." Jawab Zion sambil berlari menuju tempat Raven berada.
Sekuat tenaga Zion dan Raven mengangkat Lycan itu. Tapi tiba-tiba Raven kembali menjatuhkannya saat ia melihat Sherry yang telah terpuruk di tanah dan tak sadarkan diri.
***
"Sherry.... Sherry...." Suara itu terus memanggil nama Sherry.
"Siapa itu?" tanya Sherry yang masih setengah sadar. Perlahan Sherry membuka matanya. Ia merasa seperti ada wajah seseorang di depan wajahnya. Tapi sayangnya Sherry tidak tau itu siapa karena pandangannya masih kabur.
"Kau sudah sadar?" suara itu terdengar lagi. Sherry berusaha mengenali wajah orang itu.
Sherry tersentak kaget saat melihat wajah Zero yang hanya berjarak beberapa senti meter dari wajahnya. Matanya terbelalak. Tiba-tiba jantungnya berdebar kencang sekali. Entah mengapa ia jadi merasa gugup.