BAB 6
>>Apa Ini Artinya Suka?<<
Pagi yang cerah memulai hari. Terlihat para orang tua sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Ada yang berladang, beternak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan masih banyak lagi pekerjaan yang mereka lakukan. Meski begitu, ada juga beberapa orang yang terlihat asyik mengobrol dengan penduduk desa yang lain. Sementara anak-anak, lebih memilih untuk bermain.
Sherry berjalan pelan menuju pos. Meski sebenarnya ia merasa kalau tubuhnya masih belum sehat, tapi hari ini ia putuskan untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang hunter dari pada terus berada di dalam kamar yang membosankan.
"Aku tidak mau jika darah orang yang kusuka diminum oleh vampire seperti itu." Sherry kembali mengingat kalimat yang diucapkan Ikiru.
"Suka yang dimaksud itu apa, sih? Aku jadi penasaran." Batin Sherry.
"Jika saja aku adalah seorang vampire, maka aku akan menjadikanmu Aidenku agar tidak ada vampire lain yang bisa menyentuh, bahkan meminum darahmu." Kalimat itu muncul dalam benak Sherry.
"Jika dugaanku benar, apa itu artinya Ikiru menyukaiku?" Pikir Sherry.
"Deg...." Tiba-tiba jantungnya berdebar-debar. Entah mengapa saat memikirkan Ikiru itu jantungnya selalu berdebar.
"Tunggu! Kenapa aku terus memikirkan Ikiru?" tanya Sherry. Ia berhenti di bawah sebuah pohon apel yang lebat. "Apa jangan-jangan aku suka Ikiru?" tanya Sherry dalam hati. "Tapi mana mungkin bisa secepat ini aku menyukainya?" batin Sherry.
Waktu terus berlalu, tapi Sherry masih tetap berdiri di bawah pohon itu tanpa bergerak sedikit pun. Padahal sejak tadi banyak orang yang memperhatikannya, tapi dia tidak menghiraukannya dan terus berpikir apakah dia benar-benar menyukai Ikiru.
"Ah, aku bisa gila jika terus memikirkan hal seperti ini!" teriak Sherry dengan suara keras.
Semua orang yang kebetulan lewat berhenti saat Sherry meneriakkan hal itu. Sherry melirik ke sekelilingnya. Ia lihat semua mata tertuju padanya.
"Kenapa mereka melihatku, sih?" batin Sherry dengan wajah tertunduk. Kali ini ia benar-benar merasa malu.
"Ibu, orang itu aneh." Bisik seorang anak sambil menarik-narik tangan ibunya.
"Sssttt, kau tak boleh berbicara seperti itu!" sahut Ibunya sambil mengajak anak itu pergi.
Semua orang beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Sherry, masih belum bergerak. Kakinya terasa kaku karena mendengar ucapan anak kecil itu.
Sebuah telapak tangan menyentuh kepala Sherry dari arah belakang. Entah siapa pemilik tangan itu. Karena merasa penasaran Sherry melihat ke belakang, tapi betapa terkejutnya dia saat melihat orang yang sedang berdiri di belakangnya itu.
"I-Ikiru?" Sherry terlihat gugup.
"Dasar! Pagi-pagi sudah marah-marah di tengah jalan. Pantas saja anak itu mengataimu aneh." Gumam Ikiru sambil tersenyum pada Sherry.
"A-apa kau melihatnya?" tanya Sherry dengan wajah yang mulai memerah.
"Tentu saja. Sejak tadi aku berdiri disana. Bahkan aku sampai tertawa terbahak-bahak karena melihat sikapmu tadi." Jawab Ikiru santai.
Sherry merasa malu mendengar jawaban Ikiru. Ia mengalihkan pandangannya dari wajah Ikiru. Rasanya kali ini dia sangat ingin berteriak dan memukul kepalanya dengan sangat keras.
"Sepertinya kita sudah hampir terlambat. Ayo, berangkat!" ajak Ikiru sambil menggandeng tangan Sherry.
"Deg..." Jantung Sherry tiba-tiba kembali berdebar ketika Ikiru menggandeng tangannya. Ia menatap Ikiru yang saat itu sedang tersenyum padanya.
"Ayo!" ajak Ikiru sambil menarik tangan Sherry.
Tiba-tiba Sherry menarik tangannya dari tangan Ikiru. "A-aku akan berangkat sendiri. Ada hal penting yang harus kulakukan." Kata Sherry sebelum ia berlari meninggalkan Ikiru.
"Ada apa dengannya? Hari ini sikapnya aneh sekali." Ikiru terlihat bingung melihat sikap Sherry hari ini.
***
Hari ini Sherry terus bersikap aneh. Setiap kali Ikiru berada di dekatnya, ia pasti akan berlari ke tempat lain untuk menghindari Ikiru. Hal ini membuat Ikiru semakin bingung dan cemas. Ikiru berfikir mungkin suatu hal yang buruk telah terjadi pada Sherry.
***
Akhir-akhir ini Sherry selalu merasa kesal setiap melihat Rebecca yang terus menempel pada Ikiru. Seperti ada lem yang membuat mereka sangat dekat. Ingin sekali rasanya Sherry menarik Ikiru dan menjauhkannya dari Rebecca, tapi ia selalu mengurungkan niat itu karena merasa ragu.
"Kenapa aku seperti ini? Padahal Rebecca memang sudah menyukai Ikiru sejak duku. Tapi kenapa tiba-tiba sekarang aku merasa kesal?" batin Sherry. Ia terus memandangi Ikiru dan Rebecca yang sejak tadi sedang berbincang-bincang di luar pos.
"Hei, kenapa kau melamun?" tanya Raven yang tiba-tiba saja datang sambil membawa secangkir kopi yang ia dapat dari dapur dimana makanan yang diberikan pada hunter saat makan siang dibuat disana. Ia terus berbicara, namun Sherry tak menjawabnya. Beberapa saat kemudian, ia baru menyadari bahwa Sherry sama sekali tak mendengarkan apa yang ia bicarakan.
"Apa, sih, yang dia pikirkan?" tanya Raven penasaran. Ia menatap mata Sherry. Setelah itu baru ia menyadari kalau saat ini Sherry sedang memperhatikan Ikiru dan Rebecca. "Oh, jadi ini yang sedang kau pikirkan?" tanya Raven dengan suara keras hingga membuat Sherry kembali sadar.
Sherry terlihat kaget saat menyadari kehadiran Raven. "Raven? Sejak kapan kau ada disini?" tanyanya.
"Entahlah, tapi yang jelas aku tahu apa yang sedang kau pikirkan." Kata Raven sambil memasang senyum yang mencurigakan.
"A-apa maksudmu?" tanya Sherry bingung. Ia menatap Raven.
"Kau menyukai Ikiru, kan?" Raven menaikkan sebelah alisnya.
"Apa?" Sherry tersentak kaget mendengar pertanyaan Raven.
"Sudahlah, jangan berbohong padaku. Aku bisa melihatnya dari caramu menatap mereka. Sepertinya kau kesal sekali." Kata Raven sambil meminum kopi yang ia bawa.
"Tidak, kok. Bukankah semua orang sudah tahu kalau sejak dulu Rebecca menyukai Ikiru? Jadi kenapa aku harus marah sekarang?" Sherry berusaha berbohong.
"Memang, sih, tapi setahuku perasaan suka pada seseorang itu bisa muncul kapan pun. Jadi bisa saja, kan kalau saat ini kau mulai menyukai Ikiru?" Raven balik bertanya.
Sherry terdiam mendengar hal itu. Ia kembali mengarahkan pandangannya kearah Ikiru dan Rebecca. "Apa benar seperti itu?" batin Sherry. "Apa aku memang menyukainya?" tanyanya sambil tersenyum tipis.
=*=Bab 6 Selesai=*=