BAB 25 >>A New Captain?<<

747 52 0
                                    

"Musuh mucul!" teriak seorang vampire yang bertugas menjaga pos desa timur ketika ia sampai di tempat Kapten Syrrius dan pasukannya berkumpul.

Tak beberapa lama kemudian, semua hunter, lycan, dan vampire yang juga bertugas menjaga pos mulai berdatangan. Mereka semua terlihat sangat lelah karena harus berlari sambil membawa beban berat berupa sejata seperti pedang, tombak, panah, pistol, senapan, lengkap dengan amunisinya. Hal ini menimbulkan kepanikan di antara semua pasukan yang sejak tadi sedang beristirahat sambil menunggu pergerakan Lilith dan pasukannya di sekitar ladang.

"Apa-apaan ini? Kenapa mereka meninggalkan tempat tugas mereka?" tanya Kapten Syrrius dengan wajah bingung.

Sherry yang saat itu sedang duduk di sebelah Kapten Syrrius mulai merasakan firasat buruk. Ia mulai berpikir bahwa ini semua berhubungan dengan lycan-lycan yang sempat berusaha menyerangnya dalam perjalanan menuju ke sini.

"Mungkinkah mereka juga mayat hidup?" tanya Sherry dengan suara yang meragukan.

"Mayat hidup? Apa maksudmu?" tanya Zero yang tak sengaja mendengar ucapan Sherry.

Mendengar pertanyaan Zero, Sherry langsung terlihat panik. "Ah, t,tidak. Hanya saja ak...."

"Maafkan kami Syrrius, kami tak bisa mempertahankan perbatasan sesuai dengan rencana kita." Ucap seorang pria yang baru saja muncul dan menghadap Kapten Syrrius sebelum Sherry menyelesaikan kalimatnya. Pria itu tak lain adalah Lucian.

"Tak perlu meminta maaf. Lebih baik cepat kau jelaskan apa yang sedang terjadi. Kedatangan kalian benar-benar membuatku bingung." Ucap Kapten Syrrius dengan wajah yang terlihat kesal.

Lucian menghela nafas. Sebenarnya ia sendiri juga tidak tahu harus mulai bercerita dari bagian mana. "Aku juga tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Yang kutahu hanyalah tanah yang tiba-tiba berguncang dan kemudian retak. Lalu mereka semua muncul dari dalam tanah dan mulai berjalan menuju gerbang." Jelasnya secara singkat.

"Lalu kenapa kau tidak menghentikan mereka? Bukankah tugas kalian adalah untuk menjaga agar musuh tak bisa memasuki desa?" tanya Kapten Syrrius yang terlihat semakin kesal.

"Aku tahu itu, hanya saja...."

"Hanya saja mereka terlalu sulit untuk dikalahkan." Ucap Sherry memotong penjelasan Lucian. Kini pandangan ketiga orang yang ada di sekitarnya mulai tertuju padanya.

"Sulit? Apa maksudmu? Apa yang membuat mereka sulit untuk dikalahkan?" tanya Zero sambil menatap Sherry dengan tatapan menyelidik.

"Hmmm, bagaimana, ya, caraku menjelaskannya?" Sherry mulai bertanya-tanya karena ia sendiri juga baru pertama kali menghadapi musuh seperti itu. "Secara fisik mereka sama seperti musuh yang pernah kita lawan sebelumnya. Hanya saja kali ini berbeda. Ketika mendapat serangan bahkan ketika kita berhasil menyerang bagian jantungnya mereka seperti tak merasakan apapun. Mungkin kalian akan berpikir ini aneh, tapi menurutku ini seperti melawan makhluk tanpa jiwa." Jelasnya sedikit ragu.

"Kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu? Apa kau punya bukti atau penjelasan yang kuat?" tanya kapten Syrrius yang sejak tadi mendengarkan dengan serius.

Sherry kembali berpikir sejenak. Tak lama kemudian ia menghela nafas. "Sebenarnya tidak ada alasan kuat. Tapi aku sedikit yakin dengan perkiraanku karena aku juga sempat melawan beberapa di antara mereka." Jawabnya sedikit frustasi.

The Hunter Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang