[This part was written by Amethyst_Orchid]
☆
Harry mengeluarkan handphone dari saku mantelnya san membukanya. Ia menekan tombol panggilan cepat, menunggu sementara telepon di seberang sana berdering dan berdering dan berdering. Akhirnya…
“Sean.”
“Kenapa kau lama sekali?”
Suara tawa sayup-sayup terdengar dari seberang sambungan telepon.
“Harry. Seharusnya aku tahu kau akan menelepon. Kudengar makhluk itu lepas lagi. Dan justru mendapatkan kolega untuk membantu aksinya?”
Harry menggeram, menatap jalanan gelap dan menyeberanginya dengan cepat. Bergerak menuju Lamborghini silver yang ia tinggalkan di bawah sinar lampu jalan.
“Sudah ada yang terbunuh. Pagi ini.”
“Tapi kupikir tidak memerlukan banyak waktu.”
Memang tidak. Sebelumnya, iblis itu sudah terkunci selama lebih dari ratusan tahun. Tentu saja makhluk itu ingin segera melakukan pembunuhan bahkan repot-repot mengajak vampir sebagai partner in crime-nya. Strategi Harry adalah untuk mengalahkan mereka secepat mungkin dan mencegah lebih banyak korban.
Ia menekan tombol di rangkaian kuncinya dan membuka kunci pintu mobil sambil berjalan mendekat. Ia membuka pintu sisi pengemudi, namun sebelum masuk, ia berhenti sejenak. Berkonsentrasi. Memusatkan energi pada para pemangsa yang harus ia ia temukan.
“Kau menemukan jejaknya?” tanya Sean.
“Sempat kutemukan.” kata Harry mengakui. Menoleh ke belakang. Ke rumah tempat ia meninggalkan Cyro Sexton. Ia membiarkan diri tergangguoleh kehadiran pria mungil itu. Harry memenuhi pikirannya dengan aroma Cyro yang manis dan melupakan hal lain. Melupakan tentang misinya. Sulit dipercaya.
“Sekarang jejaknya menghilang. Dan aku belum merasakannya lagi.” imbuh Harry.
“Jadi kau menelepon untuk memperoleh bantuan?” kata suara beraksen Spayol itu dengan nada gembira.
“Tidak.” tukas Harry.
Ia mempercayai kemampuan berburunya. Ia tidak pernah memerlukan bantuan. Dan ia juga tidak akan memerlukannya kali ini. Meski musuhnya bertambah satu. Paling tidak untuk perburuan sesungguhnya. Sebagai Hunter, ia telah melaksanakan tugas-tugasnya selama ratusan tahun. Menyelesaikan tugas apapun yang diberikan padanya. Saat ini, ia bersumpah tidak aka nada yang berubah. Walaupun sebenarnya sudah ada yang berubah.
“Dengar…” kata Harry. Melepas pedangnya dan melemparkannya ke kursi penumpang sebelum masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengaman “apa yang kau tahu tentang Mate?”
Tawa tertahan terdengar oleh Harry dan ia menatap marah bahkan saat menyalakan mesin dan menginjak pedal gas. “Ada yang lucu?” Harry bertanya kesal.
“Ah, temanku, ini hanya soal waktu sampai kau datang padaku dengan pertanyaan semacam itu.” kata Sean dengan aksen khas mewarnai setiap kata yang ia ucapkan.
Selera humor orang Spanyol itu bisa muncul kapan saja. Biasanya pada saat yang sama sekali tidak tepat. Namun mereka telah lama berteman selama lima ratus tahun. Sejak malam itu di Madrid ketika mereka berdua berusaha untuk menahan kerumunan orang yang hendak membakar Hunter lain, yaitu Adrian Blair, yang disangka sebagai seorang penyihir. Bukan karena mereka yang abadi akan mati oleh api, tetapi penyembukan untuk luka bakar parah bisa memakan waktu bertahun-tahun lamanya. Dan malam ini, Harry tidak ingin ataupun berniat untuk main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]
Paranormal♠ SILAHKAN BACA VERSI REVISI YANG SUDAH TAMAT DI AKUN @ksnapdragon ♠ Ketika bertemu dengan Cyro Sexton, Harry D'Vasquez tahu bahwa ia akhirnya telah menemukan mate-nya. Setiap kali mereka bersama, ikatan diantara mereka berdua terjalin semakin erat...