XXII

804 77 16
                                    

Ketika mereka berpakaian dalam diam, Harry merasakan sedikit kegelisahan melanda Cyro. Sekarang saat hasrat mereka terpenuhi, muncul berbagai pertanyaan di dalam benak Cyro. Pertanyaan-pertanyaan yang ia tidak yakin bisa dijawab oleh Harry.

“Harry, aku tahu ini memang terdengar sedikit klise,” Cyro mendongak menatap Harry dengan gugup, “tapi kita perlu bicara.”

Harry mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Cyro. Ia mengambil mantel dari tanah dan mengibaskannya sebelum mengenakannya. Tatapannya tertuju ke Cyro yang tengah berkutat dengan sneakers-nya.

“Kenapa kau harus menanyakan semua pertanyaan di benakmu padaku? Bukankah kau telah melihat jawaban-jawaban yang kau butuhkan dalam pikiranku?”

“Melihat pikiran-pikran itu merupakan satu hal,” jawab Cyro ketika berdiri dengan jari-jemari menyisir rambutnya yang tertiup angin dan menutupi wajahnya, “tapi, memahami pikiran-pikiran itu merupakan hal yang berbeda.”

Sesuatu yang baru.

Sang iblis mencecap angin dan merasakan keseimbangan energi di dimensi itu berubah. Dia menyeringa dengan seringaian keji. Menggapai melalui pikirannya. Berusaha menemukan sumber dari ketidakseimbangan energi itu, dan berusaha memanipulasinya.

“Kau tahu aku butuh penjelasan verbal yang bisa membuatku memahami semua ini dengan lebih baik. Alih-alih hanya melihatnya seperti potongan adegan pembuka film bioskop.” lanjut Cyro berusaha membuat Harry mengerti. Ia memperhatikan laki-laki di hadapannya yang tiba-tiba menatap nyalang sekitar dengan postur siaga siap bertempur. Harry mengangkat jari telunjuknya meminta Cyro untuk berhenti berbicara.

“Ada apa?” tanya Cyro gugup dan ikut memindai keadaan sekitar. Harry masih tidak merespon dan justru menutup matanya.

“Harry, ada apa?” Cyro mengulangi pertanyaannya. Kali ini dengan volume suara lebih rendah.

“Diamlah,” kerutan di dahi Harry semakin dalam, “ada sesuatu di sini, aku merasakan keganjilan yang berusaha menggapai kita” bisik Harry akhirnya.

“Iblis itu?” bisik Cyro dan mendekat ke tubuh Harry. Satu tangannya menggenggam mantel Harry. Ekspresi was-was kini membayangi wajahnya.

“Apakah makhluk itu ada di sini?”

“Ya.” sahut Harry cepat. Ia mengeluarkan pedang dari sarung di pinggangnya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya melingkar di bahu Cyro untuk memastikan pria itu ada di dalam lingkaran perlindungannya. Harry mengalihkan tatapannya yang tajam dan tegas kepada Cyro.

“Kau diamlah di sini. Jangan bergerak. Dan jangan bersuara.”

Cyro membalas tatapan tajam Harry dengan pandangan tidak percaya.

“Kau akan meninggalkanku di sini? Sendirian? Apa kau bercanda?” desis Cyro tajam.

“Kau akan aman di sini.” Harry mengambil jarak sehingga mereka berdua berhadap-hadapan. Tangan kirinya terulur untuk membelai wajah Cyro, dan meskipun Cyro bisa merasakan adanya bahaya, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat karena sentuhan Harry.

“Kita telah bercinta. Kau memiliki sebagian energi kekuatanku sekarang. Begitupun dengan selubung lingkaran pelindung ini yang akan tetap menjagamu. Selama kau tetap berada di dalamnya.” jelas Harry dengan nada selembut mungkin sehingga Cyro tidak akan berusaha menentangnya kali ini.

Cyro mengangguk, tidak sepenuhnya yakin bisa membantah perintah Harry yang satu ini. Kerongkongannya tercekat. Perutnya sedikit melilit seiring rasa takut mulai menghampiri dan menggumpal di sekitarnya. Harry menatap lekat manik mata Cyro. Ibu jarinya masih mengusap lembut pipi Cyro. Harry tahu apa yang Cyro rasakan saat ini. ikatan diantara mereka yang sudah sempurna mengatakan semua itu padanya.

Immortal (LGBT) {INCOMPLETE} [OLD VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang